Logo
>

Utang Menjerat: WSKT Gagal Pulih dari Tekanan Finansial

Waskita belum mendapat persetujuan restrukturisasi dari krediturnya

Ditulis oleh Pramirvan Datu
Utang Menjerat: WSKT Gagal Pulih dari Tekanan Finansial
Gedung PT Waskita Karya Realty. Foto: Dok WSKT

KABARBURSA.COM - Lembaga pemeringkat efek PEFINDO kembali menetapkan peringkat PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) di level idSD (Selective Default). Penilaian tersebut mencerminkan kondisi finansial perseroan yang masih rapuh serta proses restrukturisasi utang yang belum tuntas dengan para pemegang obligasi.

Dalam pengumuman resminya, Jumat 10 Oktober 2025, PEFINDO juga mempertahankan peringkat Obligasi Berkelanjutan (PUB) III Tahap IV di level idD, lantaran Waskita belum mendapat persetujuan restrukturisasi dari krediturnya. Sementara PUB III Tahap II, Tahap III, dan PUB IV Tahap I tetap berada di peringkat idB.

Adapun sejumlah instrumen utang lain seperti Obligasi III, Obligasi IV, dan Sukuk Mudharabah I mendapat peringkat idAAA(gg) dan idAAA(sy)(gg) berkat jaminan penuh dari Pemerintah Indonesia.

PEFINDO menegaskan, arah peringkat dapat membaik apabila Waskita berhasil menyelesaikan restrukturisasi dan menunjukkan kemampuan konsisten dalam memenuhi seluruh kewajiban keuangannya.

Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2025 (unaudited), Waskita masih mencatat kerugian bersih Rp2,14 triliun, dengan total aset sebesar Rp71,1 triliun dan liabilitas mencapai Rp56,3 triliun. Rasio utang terhadap ekuitas yang melonjak hingga 20 kali menggambarkan tekanan finansial yang semakin intens.

Sekitar 80 persen pendapatan perusahaan masih bersumber dari sektor konstruksi, sedangkan sisanya berasal dari beton pracetak, jalan tol, properti, dan energi. Ketergantungan besar pada lini bisnis utama ini menegaskan bahwa proses pemulihan Waskita masih jauh dari kata selesai.

Lepas Kepemilikan Saham Anak Usaha

PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) melalui anak usahanya, PT Waskita Karya Infrastruktur (WKI), resmi melepas kepemilikan saham di PT Waskita Sangir Energi (WSE) kepada PT Shalawat Power.

Kesepakatan transaksi divestasi itu ditandatangani pada 26 September 2025 dan dilaporkan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dalam laporan resminya, WKI menjual saham senilai Rp179,99 miliar kepada PT Shalawat Power.

“WKI menjual, mengalihkan, dan menyerahkan hak atas saham kepada SP, dan SP membeli serta menerima pengalihan hak atas saham tersebut dari WKI,” ujar Corporate Secretary WSKT, Ermy Puspa Yunita, dalam keterangannya, Senin 29 September 2025.

Manajemen menegaskan, divestasi ini merupakan bagian dari strategi restrukturisasi besar yang tengah ditempuh perseroan. Langkah tersebut dilakukan untuk memastikan keberlanjutan kegiatan operasional Grup Waskita di tengah tekanan keuangan.

Perseroan optimistis, pelepasan saham ini akan memperbaiki kondisi keuangan anak usaha. “Dengan dilakukannya divestasi tersebut, diharapkan berdampak positif bagi stabilitas keuangan WKI,” imbuhnya.

Langkah Efiensi Dan Restrukturisasi

PT Waskita Karya (Persero) Tbk mencatatkan kinerja positif sepanjang kuartal II 2025. Hal ini tidak lepas dari langkah perseroan dalam hal efisiensi dan restrukturisasi. 

Pada kuartal II 2025, laba bruto Waskita naik sebesar 14,4 persen year on year (yoy) atau Rp83,1 miliar. Dengan begitu, nilainya menjadi sebesar Rp661,3 miliar dari sebelumnya Rp578,2 miliar.

Direktur Keuangan Waskita, Wiwi Suprihatno mengatakan, perusahaan berhasil melakukan efisiensi biaya. Keberhasilan itu terlihat dari penurunan beban keuangan yang mencapai 18,3 persen yoy, dari Rp 2,3 triliun pada kuartal dua tahun lalu menjadi Rp1,9 triliun.

“Perbaikan kinerja tersebut merupakan hasil dari efektifnya implementasi restrukturisasi keuangan yang Waskita lakukan," ujar dia dalam keterangannya dikutip, Senin, 21 Juli 2025.

Kredit Modal Kerja Penjaminan

Seperti diketahui, kata Wiwi, pada tahun lalu Waskita sudah mendapat persetujuan dari 22 kreditur perbankan Master Restructuring Agreement (MRA) dan Kredit Modal Kerja Penjaminan (KMKP) 2021 dengan nilai outstanding sebesar Rp31,65 triliun.

Ia menambahkan, Perseroan berkomitmen membayar kewajiban kepada vendor. Per mei 2025, sisa utang vendor pas due Waskita sebesar Rp73 miliar, turun drastis hingga 78,53 persen dari posisi pada kuartal I lalu yang menembus Rp340 miliar.

"Pada Oktober 2024, usulan restrukturisasi MRA terbaru itu sudah dinyatakan efektif. Maka Perseroan sekarang memiliki fleksibilitas atas skema cash waterfall dan pengelolaan kas yang dimiliki, sehingga kegiatan operasional perusahaan dapat berjalan lebih lancar, termasuk dalam memenuhi kewajiban utang vendor," tutur Wiwi.

Ke depannya, lanjut dia, Waskita akan fokus bertransformasi untuk meningkatkan kinerja. Ia menyebut transformasi itu fokus pada beberapa hal, mencakup stabilitas keuangan melalui restrukturisasi yang sedang berjalan, kembali pada core business sebagai kontrak murni dan menghindari berbagai proyek investasi, memperkuat tata kelola yang baik secara menyeluruh, serta peningkatan kompetensi human resources melalui sertifikasi pegawai.

"Kami terus berupaya melakukan semua transformasi tersebut, agar Waskita dapat melanjutkan kegiatan usaha secara berkelanjutan. Kemudian pada akhirnya, mampu berkontribusi positif bagi pembangunan bangsa dan negara," pungkasnya.(*)

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Pramirvan Datu

Pram panggilan akrabnya, jurnalis sudah terverifikasi dewan pers. Mengawali karirnya sejak tahun 2012 silam. Berkecimpung pewarta keuangan, perbankan, ekonomi makro dan mikro serta pasar modal.