KABARBURSA.COM - Dua emiten baru, yaitu PT Atlantis Subsea Indonesia Tbk (ATLA) dan PT Multi Hanna Kreasindo Tbk (MHKI), akan melakukan pencatatan saham (listing) mereka di Bursa Efek Indonesia (BEI) setelah libur panjang Lebaran, tepatnya pada Selasa 16 April 2024.
Atlantis Subsea menjadi perusahaan ke-21 yang terdaftar di BEI tahun ini, sementara Multi Hanna Kreasindo menjadi perusahaan ke-22. Saham dari kedua emiten baru ini akan tercatat di papan pengembangan.
Selama proses penawaran umum perdana (initial public offering/IPO), Atlantis Subsea melepas sebanyak 1,2 miliar saham atau setara dengan 19,36 persen dari total sahamnya. Masa penawaran awal (book building) saham ATLA berlangsung dari tanggal 19 hingga 22 Maret 2024, dengan penawaran umum (offering) dilakukan pada tanggal 2 hingga 4 April 2024.
Harga penawaran awal (IPO) saham ATLA ditetapkan sebesar Rp100 per saham, sehingga perseroan berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp120 miliar. Selain itu, perseroan juga akan mencatatkan waran seri I (ATLA-W) sebanyak 1,74 miliar waran, dengan rasio pemanis sebesar 20:29. Harga pelaksanaan waran ini adalah Rp300 selama periode 16 Oktober 2024 hingga 15 April 2025.
ATLA bergerak di sektor energi dengan subindustri jasa & perlengkapan minyak, gas, dan batu bara. Saat ini, kegiatan usaha ATLA di bidang jasa survei dan layanan untuk perusahaan energi.
Sementara itu, emiten baru lainnya, Multi Hanna Kreasindo merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pengelolaan limbah industri B3 (bahan berbahaya beracun) dan non B3 melalui penerapan 3R (reuse, recycling, recovery) yang terintegrasi.
Selama IPO, emiten berkode saham MHKI tersebut melepas sebanyak 750 juta saham atau setara 20 persen. Masa penawaran awal (book building) saham MHKI pada 20-22 Maret 2024 dan penawaran umum (offering) pada 2-4 April 2024.
MHKI menetapkan harga IPO sebesar Rp160 per saham, sehingga pengelola limbah langganan PLN ini meraih dana Rp120 miliar.
ATLA akan listing sebanyak 6,19 miliar saham, sehingga nilai kapitalisasi pasar (market cap) perseroan mencapai Rp619,95 miliar. ATLA menawarkan sebanyak 1,2 miliar saham ke publik, namun total pesanan yang masuk – berdasarkan data perseroan yang diunggah di situs web BEI – sebanyak 33,51 miliar saham. Alhasil, IPO saham ATLA kelebihan permintaan (oversubscribed) hingga 27,93 kali.
ATLA membukukan penjualan Rp30,8 miliar hingga kuartal III-2023, terpangkas 26, persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya Rp41,9 miliar. Laba bersih anjlok 36,5 persen menjadi Rp1,9 miliar dari Rp3 miliar.
Stockbit Sekuritas dalam ulasannya menyinggung soal valuasi ATLA. Rasio price to earnings (P/E) ATLA mencapai 119-142,7 kali. Price to book value (P/BV) 3,67-3,86 kali. Price to sales (P/S) 11,5-13,8 kali.
Stockbit juga membeberkan valuasi MHKI. Rasio P/E MHKI sebesar 21,1-26,4 kali, P/BV 1,42-1,66 kali, dan P/S 4,1-5,2 kali.
Hingga kuartal III-2023, MHKI mencatatkan penjualan Rp108 miliar, naik 13,3 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya Rp95,3 miliar. Laba bersih turun 5,6 persen menjadi Rp23,3 miliar dari Rp24,6 miliar.
MHKI akan listing sebanyak 3,75 miliar saham, sehingga market cap perseroan senilai Rp600 miliar. MHKI menawarkan sebanyak 750 juta saham, tapi total pesanannya – berdasarkan data MHKI yang dirilis di situs web BEI – mencapai 1,64 miliar saham. Dengan begitu, IPO saham MHKI oversubscribed sebanyak 2,19 kali.
Adapun penjamin pelaksana emisi efek (lead underwriter) IPO MHKI adalah NH Korindo Sekuritas. Sedangkan lead underwriter IPO ATLA adalah Artha Sekuritas Indonesia.