Logo
>

Video: Kelangkaan Air, Bitcoin Bangkit, PLTA Jatigede

Ditulis oleh KabarBursa.com
Video: Kelangkaan Air, Bitcoin Bangkit, PLTA Jatigede

KABARBURSA.COM- Diperkirakan pada Tahun 2050 air akan menjadi barang langkah di bumi, nilai bitcoin telah meningkat sebesar 7,54 persen dalam 24 jam terakhir, mencapai angka USD65.000 dan Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Jatigede dengan kapasitas 2 X 55 MegaWatt (MW) telah berhasil diselesaikan, menjadi fokus utama pemberitaan redaksi Kabar Bursa hari ini, Jumat17 Mei 2024, dalam Kabar Bursa Hari ini (KBHI).

Tahun 2050 Air Jadi Barang Langka di Bumi

Pada 2050 air diperkirakan bakal menjadi barang langka di bumi. Kekhawatiran ini diperkuat dengan ketersediaan fresh water yang semakin menyusut. Direktur Lingkungan Hidup Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Medrilzam, mengatakan sejatinya bumi memiliki cadangan air yang banyak. Namun, tidak bisa dimanfaatkan penuh oleh makhluk hidup.

“Dari neraca yang ada, bumi kita memang airnya banyak, tapi ternyata fresh water yang bisa dimanfaatkan itu terlihat kecil,” kata Medrilzam di acara ‘Peran PBB dan Indonesia dalam World Water Forum’ di Jakarta, Kamis, 16 Mei 2024.

Dari ketersediaan yang ada, ungkap Medrilzam, fresh water di bumi hanya sekitar 2,5 persen. Hal inilah yang menyebabkan air di bumi tidak bisa dimanfaatkan dengan banyak.

Kata Medrilzam, ada beberapa analisa yang menyebut  pada 2050 tahun mendatang penduduk dunia bakal mengalami water tress atau kelangkaan air.

“Beberapa analisa menyebut bahwa nanti di 2050 water tress besar sekali,” ungkapnya.

Menurut Medrilzam, kejadian itu bisa terjadi lantaran air di dunia semakin banyak digunakan penduduk di bumi.

“Kebutuhan air yang tadi hanya sedikit sekali, tapi semakin lama kebutuhan semakin besar,” katanya.

Medrilzam mengatakan, permasalahan itulah menjadi perhatian khusus pihaknya selama gelaran World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali mendatang.

Sebagai informasi, World Water Forum akan digelar pada 18-25 Mei 2024 di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali.

World Water Forum merupakan pertemuan internasional yang melibatkan sejumlah pemangku kepentingan di sektor sumber daya air, mulai dari pemerintah, parlemen, pemimpin politik, lembaga multilateral, politisi, akademisi, masyarakat sipil, dan pelaku usaha.

Acara ini akan menjadi platform untuk membahas masalah kritis terkait air, termasuk pengelolaan air yang berkelanjutan, adaptasi terhadap perubahan iklim, dan air dan sanitasi.

Forum Air Dunia ke-10 ini mengusung enam sub tema, yakni ketahanan dan kesejahteraan air, air untuk manusia dan alam, pengurangan dan pengelolaan risiko bencana, tata kelola, kerja sama, dan hidro-diplomasi, pembiayaan air berkelanjutan, dan pengetahuan dan inovasi.

Hasil forum diharapkan dapat menghasilkan komitmen dan tindakan nyata untuk mencapai pengelolaan air yang lebih baik dan berkelanjutan.

Sementara itu Spesialis Water, Sanitation, Hygiene Unicef, Maraita Listyasari menyebut keseriusan Indonesia dalam mengatasi sumber air bersih sudah baik. Menurutnya, pemerintah sudah mampu meningkatkan akses layanan air minum dan sanitasi dasar.

“Data yang ada menyebutkan dari tahun 2000 hingga 2023, sudah cukup tinggi signifikan peningkatan akses kelahiran sanitasi,” tutur dia dalam kesempatan yang sama.

Pemerintah Indonesia, jelas Maraita, sudah berkomitmen dalam memenuhi target tujuan pembangunan yang berkelanjutan. Dengan ini, dia berujar target yang ingin dicapai pemerintah kini mempunyai standar kualitas yang lebih tinggi.

“karena ingin memberikan banyak manfaat yang lebih baik untuk masyarakat maka berbagai hal  perlu ditingkatkan di area inilah yang kami lakukan bagaimana untuk mendukung pemerintahan Indonesia dalam mengatasi kendala-kendala yang ada dihadapi khususnya dalam menyediakan akses air minum,” pungkas dia.

Bitcoin Bangkit, Indikator Ini jadi Acuan Capai USD70.000

Dalam lonjakan yang mencolok, nilai Bitcoin telah meningkat sebesar 7,54 persen dalam 24 jam terakhir, mencapai angka USD65.000. Peningkatan signifikan ini terjadi seiring dengan rilis data inflasi yang optimis dari Amerika Serikat (AS) sehingga mendorong para trader untuk mengarahkan perhatian mereka pada indikator potensial yang dapat mendorong harga Bitcoin mencapai USD70.000.

Menurut laporan dari Cointelegraph, trader kripto bernama Blockchain Mane menyatakan bahwa indikator utama yang perlu diperhatikan dalam analisis Bitcoin adalah model Gann Fans. Model ini digunakan untuk menganalisis gerakan geometris dan siklus pasar kripto.

“Model Gann Fans sangat menarik karena berfungsi sebagai indikator momentum waktu dan harga,” jelas Blockchain Mane.

Trader itu menekankan bahwa saat ini, Bitcoin berada pada titik penting dalam siklus pasarnya, berada tepat di tengah kotak saat ini dari Gann Fans. Jika Bitcoin bergerak ke atas, Blockchain Mane memprediksi fase peningkatan harga yang berlangsung hingga akhir Mei.

Namun, Blockchain Mane memperingatkan bahwa kegagalan untuk mempertahankan lonjakan bullish ini bisa mengarah pada kelanjutan tren sideways atau ke bawah selama bulan itu. Fokus trader itu juga pada kemampuan Bitcoin untuk mengubah level resistensi sebelumnya sebesar USD63.000 menjadi support yang baru, transisi yang mereka percaya akan menandakan momentum bullish.

Dampak Data Inflasi

Menariknya, lonjakan harga Bitcoin ini sejalan dengan penurunan inflasi inti AS ke level terendah sejak 2021, yaitu 3,6 persen. Penurunan inflasi ini kemungkinan akan memperkuat argumen untuk pemotongan suku bunga potensial, yang bisa lebih menggairahkan pasar kripto.

Menambahkan dinamika pasar kripto yang rumit, Blockchain Mane mencatat risiko potensial bagi altcoin jika aksi harga Bitcoin tetap tidak stabil. “Jika Bitcoin terangkat dan ditolak, altcoin kemungkinan akan menderita karena mereka semakin terikat pada pergerakan harga Bitcoin,” ungkapnya.

Selama seminggu terakhir, dominasi Bitcoin di pasar kripto, yang diukur sebagai kapitalisasi pasarnya relatif terhadap total kapitalisasi pasar semua kripto lainnya, telah meningkat sebesar 2,23 persen, mencapai 55,99 persen, menurut data dari TradingView.

Trader lain, Milkybull Crypto, menyoroti sinyal bullish di pasar: pola inverse head and shoulders. Pola ini menunjukkan bahwa tren penurunan pasar mereda, dan pembeli mulai mendominasi. “Pengaturan ini menunjukkan bahwa Bitcoin siap untuk pantulan,” ujar Milkybull.

Saat Bitcoin berada di sekitar USD66.085, analis dan trader dengan seksama mengawasi untuk mencapai tonggak penting selanjutnya sebesar USD70.000. Dengan potensi lonjakan 12 persen dari harga saat ini, komunitas kripto tetap berharap Bitcoin tidak hanya mencapainya, tetapi kemungkinan melebihi harga tertinggi sepanjang masa sebesar USD74.580.

Bitcoin Bisa USD500.000

Analis kripto terkenal, PlanB, yang diakui luas dalam komunitas kripto karena prediksi pasarnya yang cermat, telah membuat prediksi menarik mengenai kripto utama, Bitcoin. PlanB menyarankan bahwa harga Bitcoin bisa segera mengalami lonjakan dramatis yang disebut sebagai kenaikan vertikal. Prediksi ini didasarkan pada data historis dan analisis dari model stock-to-flow (S2F) yang terkenal.

CryptoGlobe melaporkan, PlanB menyoroti bahwa data historis menunjukkan pendapatan penambang Bitcoin biasanya membutuhkan waktu antara dua hingga lima bulan untuk pulih setelah acara halving. Fase pemulihan ini sering diikuti oleh lonjakan signifikan dalam harga Bitcoin. Menurut PlanB, setelah itu harga Bitcoin akan naik vertikal.

Analisis ini konsisten dengan tren historis yang diamati di pasar kripto. Seiring waktu, pendapatan penambang Bitcoin cenderung tumbuh, sering mencapai puncaknya beberapa bulan setelah halving.

Puncak pendapatan penambang ini sering bertepatan dengan indikator RSI yang tinggi, sebuah indikator yang mengukur besarnya perubahan harga terbaru untuk mengevaluasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual di pasar. RSI yang tinggi biasanya mengindikasikan adanya tekanan beli potensial, menunjukkan bahwa lebih banyak investor membeli Bitcoin, mendorong harganya lebih tinggi.

Dalam analisis terbarunya, PlanB dengan berani memprediksi bahwa harga Bitcoin bisa mencapai USD500.000 tahun ini. Prediksi ini didasarkan pada indikator teknikal utama dan pengaruh historisnya terhadap pergerakan harganya.

PlanB menjelaskan bahwa RSI Bitcoin saat ini mencerminkan pola historis yang sebelumnya menandakan lonjakan harga besar. Saat Bitcoin mendekati acara halving berikutnya, yang akan mengurangi pasokan koin baru menjadi setengah tahun depan, PlanB mencatat bahwa RSI-nya sedang naik.

Ia memperingatkan investor untuk bersiap menghadapi volatilitas pasar, menunjukkan bahwa meskipun kenaikan langsung dalam harga Bitcoin itu tidak mungkin, fluktuasi harga yang signifikan dapat diharapkan.

Melihat lebih jauh ke depan, PlanB memperkirakan lonjakan bullish pada tahun 2024, dengan RSI Bitcoin berpotensi berada di sekitar 90, level yang secara historis terkait dengan pergerakan harga yang kuat.

Namun, ia juga memperingatkan bahwa pada tahun 2025 dan 2026, Bitcoin mungkin mengalami tren bearish. Proyeksi ini menunjukkan periode konsolidasi atau penurunan setelah fase bullish yang diantisipasi. Prediksi PlanB sekali lagi membangkitkan kegembiraan dalam komunitas kripto, dengan banyak yang dengan penuh harap mengamati apakah tren yang diramalkan ini akan terwujud.

PLTA Jatigede Berkapasitas 2 X 55 MW Beroperasi Juni 2024

Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Jatigede oleh PT PLN (Persero) telah berhasil diselesaikan. Terletak di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, PLTA ini memiliki kapasitas 2 X 55 MegaWatt (MW).

Sinkronisasi pertama PLTA Jatigede dengan sistem kelistrikan PLN telah berhasil dilakukan. Hadirnya PLTA ini meningkatkan bauran energi dari sumber energi baru terbarukan (EBT) sebesar 110 MW.

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menyatakan bahwa pengembangan pembangkit EBT terus dijalankan oleh PLN seiring dengan komitmen transisi energi untuk mencapai Net Zero Emissions (NZE) pada tahun 2060.

“PLTA Jatigede menjadi salah satu solusi penyediaan energi bersih bagi masyarakat,” kata Darmawan dalam keterangan resmi, dikutip Jumat 17 Mei 2024.

Ia menambahkan bahwa PLN akan mengoptimalkan semua potensi energi hijau yang ada, sejalan dengan komitmen mencapai NZE demi memastikan kehidupan yang lebih baik bagi generasi mendatang.

Melalui tahap sinkronisasi pertama ini, lanjut Darmawan, PLTA Jatigede dipastikan dapat beroperasi secara terkoordinasi dengan keandalan tinggi setelah hasil pengujian dan integrasi sistem pembangkit listrik dengan jaringan kelistrikan yang ada.

Pelaksana Harian (Plh) General Manager PLN Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Tengah, Kunto Nugroho, mengatakan bahwa kesuksesan sinkronisasi pertama ini merupakan tahapan penting dalam pelaksanaan proyek ke depannya. “Proyek PLTA Jatigede yang berlokasi di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, ini sebelumnya telah melalui sejumlah tahapan penting,” kata dia.

Untuk dapat beroperasi secara komersial, masih ada beberapa tahapan pengujian yang harus dilakukan, antara lain uji pembebanan, reliability run hingga memperoleh Sertifikat Laik Operasi (SLO). Pembangkit ini ditargetkan dapat beroperasi komersial pada Juni 2024. “Proyek PLTA Jatigede diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam memenuhi kebutuhan energi listrik yang ramah lingkungan,” kata Kunto.

“Dengan pencapaian tahap sinkronisasi pertama ini, proyek semakin mendekati tahap operasional penuh yang diharapkan akan memberikan manfaat besar bagi masyarakat,” pungkas Kunto.

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

KabarBursa.com

Redaksi