KABARBURSA.COM- Indonesia terus menggaungkan aksi damai dalam konflik Timur Tengah, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat rekor kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia mencapai angka 1.066.958 pada April 2024, dan China telah mengerek harga tembaga dari level terendah dalam tiga minggu terakhir setelah aktivitas manufaktur Negeri Tirai Bambu menunjukkan performa terkuat dalam hampir tiga tahun. Informasi tersebut menjadi fokus utama pemberitaan Kabar Bursa, Selasa 4 Juni 2024, yang telah dirangkum dalam program Kabar Bursa Hari Ini.
RI Terus Gaungkan Perdamaian di Timteng agar Ekonomi Stabil
Indonesia terus menggaungkan aksi damai dalam konflik Timur Tengah (Timteng). Hal ini dilakukan agar perekonomian dalam negeri stabil, usai kondisi kembali menegang setelah Israel melakukan serangan ke Rafah, Palestina, pada 26 Mei 2024 lalu.
Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri, Abdul Kadir Jailani, mengatakan konflik di Timteng saat ini memiliki potensi cukup besar mempengaruhi perekonomian nasional. “Kita tahu apabila konflik ini berlanjut dan dampaknya terhadap dinamika pasar minyak, dapat menghalangi supply chains di Laut Merah, tentunya juga mempengaruhi nilai tukar,” ujarnya dalam konferensi pers secara daring, Senin, 3 Juni 2024.
Abdul menuturkan apabila konflik di Timteng berkembang menjadi konflik tingkat regional ataupun tingkat kawasan, kemungkinan besar dampaknya akan sangat besar. “Tidak hanya mengenai supply saja, dampaknya juga akan mempengaruhi sektor moneter dan sebagainya,” tuturnya.
Abdul menegaskan Indonesia memiliki kepentingan untuk mengelola krisis di Timteng. Dia bilang, hal ini bukan hanya persoalan solidaritas, tapi juga untuk melindungi kepentingan nasional.
Menurut dia, Indonesia telah melakukan diplomasi untuk mengelola krisis tersebut. Salah satunya adalah mendorong berhentinya kekerasan di Timteng, khususnya di Gaza. “Karena bagi kita berhentinya kekerasan itu akan menimbulkan deklarasi keadaan yang akan berdampak positif,” jelas.
Lalu kemudian, lanjut Abdul, Indonesia akan terus memberi bantuan kemanusiaan untuk warga di Gaza. Dan yang terakhir dikatakan dia, Indonesia bakal memulai kembali pembicaraan damai antara Israel dan Palestina.
Sementara itu Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro & Keuangan Kemenko Perekonomian, Ferry Irawan menyatakan perekonomian Indonesia masih stabil meski ada konflik di Timteng. “Sampai saat ini kinerja ekonomi atau mata uang kita itu masih cukup bagus,” ungkap dia dalam kesempatan yang sama.
Dari berbagai indikator nilai tukar misalnya, kata Ferry, Indonesia masih lebih baik dengan depresiasi yang terjadi di sejumlah negara di dunia. “Kalau kita lihat sampai saat ini, misalnya yang paling tinggi depresiasinya itu Jepang minus 10,13 persen, kemudian ada Turki yang 8,65 persen dengan 10 persen,” pungkasnya.
Konflik di Timteng memang sangat berpengaruh terhadap ekonomi, terutama dari harga minyak. Seperti misalnya eskalasi ketegangan di Timteng beberapa waktu lalu sempat mengerek harga minyak naik pada hari kedua berturut-turut. Pasalnya, Israel menolak usulan gencatan senjata untuk Jalur Gaza.
Kabinet perang Israel menolak proposal gencatan senjata yang disetujui oleh Hamas. Negara Yahudi ini bersumpah untuk melanjutkan operasi militer di Rafah, sebuah kota besar di Gaza.
Harga patokan global Brent mendekati angka USD84 per barel setelah mengalami kenaikan sebesar 0,5 persen pada hari Senin, 6 Mei 2024, sedangkan harga West Texas Intermediate (WTI) juga mendekati angka USD79.
Kemudian selang beberapan waktu tepatnya pada Senin, 13 Mei 2024 pukul 11.30 WIB, harga minyak jenis WTI turun sebesar 0,17 persen menjadi USD 78,069. Sementara harga minyak Brent juga mengalami penurunan sebesar 0,29 persen menjadi USD 82,55 per barel.
Analis dari Deu Calion Futures (DCFX) Andrew Fischer menyatakan bahwa sentimen utama yang menyebabkan penurunan harga minyak adalah meredanya konflik di Timteng dan fundamental pasar yang semakin menurun.
“Penurunan harga minyak yang cukup signifikan dapat diantisipasi karena konflik-konflik yang sebelumnya mempengaruhi pasokan minyak kini mereda. Hal ini diharapkan akan berdampak positif pada daya beli di masa mendatang, karena investor dapat memanfaatkan penurunan harga minyak ini untuk investasi,” jelas dia.
“Meskipun begitu, kita perlu ingat bahwa tren harga saat ini masih menunjukkan kecenderungan penurunan, dipengaruhi oleh penurunan daya beli dan penguatan nilai tukar dolar AS,” ujar Fischer dalam risetnya pada Senin, 13 Mei 2024.
Meski demikian, Fischer memprediksi bahwa minggu ini akan memberikan peluang yang cukup baik untuk penurunan harga minyak, terutama bagi para investor yang tertarik pada minyak jenis WTI.
“Harga minyak Brent kemungkinan akan turun di bawah USD80 per barel karena faktor-faktor yang cenderung bearish semakin dominan,” tambahnya.
Fischer juga mencatat bahwa Macquarie, sebuah perusahaan riset investasi dan keuangan, memperkirakan harga minyak hingga paruh kedua tahun ini akan cenderung bearish. Pasokan minyak non-OPEC juga terus meningkat, sementara permintaan diproyeksikan meningkat sebagai akibat dari inflasi yang terus berlanjut.
“Meskipun ada spekulasi tentang kemungkinan OPEC memperpanjang pemangkasan produksi, hal ini belum cukup untuk menahan penurunan harga minyak,” ungkapnya.
Fischer menambahkan bahwa dalam sebulan terakhir, harga minyak telah melemah sekitar USD8 per barel dari puncaknya pada Oktober lalu. Penurunan utama ini disebabkan oleh berkurangnya ketegangan geopolitik di Timteng, khususnya antara Israel dan Iran.
Selain itu, pemangkasan prospek harga minyak oleh Energy Information Energy juga memberikan tekanan tambahan pada harga, dengan perkiraan harga Brent tahun 2024 dipangkas menjadi USD87,79 per barel.
Wisman yang Datang ke Indonesia Naik 24,85 Persen
Tertinggi dalam Empat Tahun Terakhir
Angka ini meningkat sebesar 2,41 persen dibandingkan bulan sebelumnya, Maret 2024, dan melonjak 23,23 persen dibandingkan April 2023.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, mengatakan jika dilihat secara keseluruhan sejak Januari hingga April 2024, jumlah wisman yang berkunjung ke Indonesia mencapai 4.098.714.
“Meningkat 24,85 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2023,” kata Amalia di Jakarta, Senin, 3 Juni 2024.
Lanjut Amalia, jumlah kunjungan wisman hingga April 2024 ini merupakan yang tertinggi dalam empat tahun terakhir, sejak 2020. “Ini meningkat 2,84 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu,” jelasnya.
Dari segi asal kebangsaan, wisman yang paling banyak mengunjungi Indonesia pada April 2024 berasal dari Malaysia, dengan persentase 16 persen, diikuti oleh Australia 12 persen, dan Tiongkok 8,1 persen.
“Kunjungan wisman dari Malaysia meningkat 6,47 persen dibandingkan bulan sebelumnya dan secara tahunan naik 16,47 persen,” jelas Amalia.
Bandara Ngurah Rai Bali menjadi pintu masuk utama bagi wisman dengan proporsi sebesar 47,13 persen, dengan sebagian besar wisman berasal dari Australia.
“Wisman yang masuk melalui Bandara Ngurah Rai Bali paling banyak berasal dari Australia dengan proporsi sebesar 23,36 persen,” ujar Amalia.
Dalam hal rata-rata lama tinggal, wisman dari benua Eropa mencatat durasi terlama di Indonesia dengan rata-rata 18,69 malam, disusul oleh wisman dari Afrika selama 17,84 malam, dan Asia (tanpa ASEAN) sebesar 15,87 malam.
“Ini menunjukkan bahwa Indonesia semakin menjadi destinasi favorit bagi para wisatawan mancanegara,” pungkas Amalia.
Diketahui, Bali menjadi salah satu destinasi favorit wisatawan mancanegara (wisman) terutama Australia dan Selandia Baru. Meski begitu, promosi Pulau Dewata ke dua negara tersebut terus digencarkan oleh pemerintah.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno, mengatakan, selain Bali, misi penjualan di Australia dan Selandia Baru juga mempromosikan lima destinasi super prioritas.
“Misi penjualan ini adalah bentuk konsistensi Indonesia dalam mempromosikan ‘Bali and Beyond’, termasuk lima destinasi super prioritas yang juga memiliki daya tarik yang mempesona, autentik, dan unik baik dari segi lanskap maupun budaya sekitar,” kata Sandiaga, di Jakarta, Jumat, 17 Mei 2024.
Adapun lima destinasi super prioritas tersebut di antaranya adalah Candi Borobudur, Danau Toba, Likupang, Mandalika, dan Labuan Bajo.
Sementara itu Deputi Pemasaran Kemenparekraf, Ni Made Ayu Marthini, menyebut, Bali merupakan salah satu destinasi favorit warga Australia jika berkunjung ke Indonesia.
Oleh sebab itu, dia menuturkan upaya promosi lima destinasi prioritas perlu digencarkan untuk menggugah minat masyarakat Australia agar berkunjung ke destinasi sekitar Bali.
“Kami berharap wisatawan mancanegara ini dapat memperpanjang masa tinggalnya dan meningkatkan pengeluaran di Indonesia,” kata Made.
Sementara, bagi wisatawan Selandia Baru, kata Made, jumlah kunjungan ke Indonesia sebelum pandemi selalu menunjukkan tren positif. Pada 2023, tercatat sekitar 116.603 wisatawan Selandia Baru mengunjungi Indonesia.
“Penerbangan langsung Air New Zealand ke Denpasar tentunya berperan penting dalam pencapaian ini, dan kami mendorong ANZ untuk meningkatkan frekuensinya serta membuka rute baru ke kota-kota lain di Indonesia,” jelasnya.
Direktur Pemasaran Pariwisata Kawasan Asia Pasifik Kemenparekraf, Wisnu Sindhutrisno, memaparkan dalam misi penjualan ini, terdapat 16 pelaku industri pariwisata Indonesia yang berpartisipasi, dan sekitar 70 industri pariwisata Australia dan Selandia Baru akan menghadiri acara di setiap kota. Kegiatan tersebut meliputi B-to-B Meeting, Presentasi Produk dan Update Pariwisata, serta Table-Top.
“Kami senang dengan bergabungnya Garuda Indonesia dan Air New Zealand dalam Sales Mission ini, dan kami berharap mereka dapat memberikan lebih banyak informasi mengenai konektivitas antara Australia dan Selandia Baru ke Indonesia kepada para peserta,” ucap dia.
Pada kesempatan tersebut, destinasi Labuan Bajo-Flores juga dipromosikan. Fokus ini didasarkan oleh minat pasar Australia dan Selandia Baru terhadap aksesibilitas serta daya tarik yang tersedia di destinasi tersebut.
Jumlah kunjungan wisatawan Australia mencapai 1,4 juta wisatawan atau 120 persen dari target awal sebanyak 1.195.400 pada 2023. Sedangkan jumlah kunjungan wisatawan Selandia Baru ke Indonesia tercatat sebanyak 116.603 kunjungan.
Adapun Kemenparekraf menargetkan sekitar 1,3 juta warga Australia dan 132.293 warga Selandia Baru mengunjungi Indonesia pada 2024.
China Seret Naik Harga Tembaga, Tembus USD10.149
China telah mengerek harga tembaga dari level terendah dalam tiga minggu terakhir setelah aktivitas manufaktur Negeri Tirai Bambu menunjukkan performa terkuat dalam hampir tiga tahun.
Indeks manajer pembelian (PMI) manufaktur Caixin meningkat menjadi 51,7 pada bulan Mei dari 51,4 pada bulan April. Hasil survei ini, yang menyoroti perusahaan kecil yang berfokus pada ekspor, berbeda jauh dengan data resmi pemerintah China yang lebih pesimis terkait aktivitas pabrik.
Meskipun harga tembaga sempat mencapai rekor lebih dari USD11.000 per ton di London Metal Exchange (LME) bulan lalu, namun kemudian mengalami penurunan karena investor mulai memperhatikan tanda-tanda penurunan permintaan di China. Persediaan logam yang disimpan di gudang Shanghai Futures Exchange pada akhir Mei mencapai level tertinggi sepanjang tahun, menurut data bursa sejak 2003.
“Harga tembaga sedang normalisasi setelah reli short-covering mendorongnya ke rekor tertinggi baru. Ketika situasinya membaik dan pergerakan fundamental mulai berlaku (kemungkinan besar pada 2025), harga akan melanjutkan tren naik, tetapi kami memperkirakan lebih banyak volatilitas dalam waktu dekat,” kata Christopher LaFemina, analis di Jefferies LLC, dalam sebuah catatan.
Harga tembaga naik sebanyak 1,5 persen di LME pada hari Senin, memutus penurunan harga selama tiga hari.
Pelaku pasar juga waspada terhadap risiko pasokan yang dapat memperketat pasar. Taseko Mines Ltd menghentikan operasi di tambang tembaga Gibraltar di Kanada karena pemogokan oleh yang dilakukan oleh serikat pekerja.
Harga tembaga naik 1,1 persen menjadi USD10.149,50 per ton pada pukul 4.55 sore waktu setempat di LME. Harga aluminium juga bergerak naik, sementara harga nikel dan timah turun.
China Agresif ke Tembaga
Kalangan ahli pertambangan menilai agresivitas China dalam produksi produk turunan tembaga di pabrik peleburan atau smelter, yang bertahan pada tingkat mendekati rekor tertinggi, dapat menguntungkan Indonesia sebagai eksportir tembaga.
Ketua Perhimpunan Ahli Pertambangan (Perhapi) Rizal Kasli mengatakan hasil produksi smelter di China tetap diserap pasar dalam negeri, khususnya untuk menjaga tingkat penyerapan tenaga kerja dan agar pertumbuhan ekonomi tetap terjaga.
Agresivitas China, di tengah pasar tembaga global yang dicekam oleh kekhawatiran akan kekurangan pasokan dan permintaan yang terjaga, bakal mengerek harga.
“Kalau melihat tren stok tembaga di London Metal Exchange [LME] ini terjadi kekurangan pasokan. Dengan demikian, harga masih tetap menarik untuk eksportir tembaga seperti Indonesia,” ujar Rizal saat dihubungi, dikutip Minggu, 2 Juni 2024.
Rizal mengatakan, saat ini pasokan pada pasar tembaga global memang tengah mengalami penurunan sejak Oktober 2023 yang berada pada level 191.000 ton. Angka itu kemudian turun menjadi 103.000 ton per 17 Mei 2024.
Hal ini menyebabkan harga naik sesuai mekanisme pasar imbas pasokan yang berkurang di tengah permintaan tinggi.
“Harga cash settlement pada Oktober 2023 masih di USD7,876 per ton dan terakhir naik menjadi USD10.668 per ton,” ujar Rizal.
Dengan demikian, Indonesia tentu akan mendapatkan keuntungan tambahan dengan kenaikan harga tersebut, baik dari royalti hingga peningkatan devisa dari ekspor tembaga.
Sekadar catatan, smelter-smelter di China padahal telah berjanji untuk mengurangi kapasitas produksi mereka setelah biaya layanan mereka turun akibat terbatasnya pasokan impor bijih yang mereka gunakan sebagai bahan baku.
Prospek kekurangan tembaga di China hanyalah salah satu pilar yang mendukung reli barnstorming yang membawa harga logam tersebut di atas USD11.000 per ton untuk pertama kalinya pada awal pekan lalu.
Namun, janji pemangkasan produksi tersebut tidak kunjung dilakukan dan perekonomian China yang melemah tidak mampu menyerap kelebihan produksi tembaga di negara tersebut tersebut.
Ketidaksesuaian antara pasokan dan permintaan menjadi makin mencolok dalam beberapa hari terakhir, tecermin dari harga tembaga yang turun hingga sedikit di atas USD10.300 per ton hari ini.
Meskipun kenaikan tersebut masih sebesar 21 persen secara year to date (ytd), hal ini menunjukkan bahwa selama China masih mengalami kelebihan pasokan, tembaga akan kesulitan untuk mencapai kenaikan harga lebih lanjut.
Harga Tembaga Sebelumnya
Menurut ANZ, harga tembaga didukung dengan baik oleh keterbatasan pasokan tahun ini, seiring dengan meningkatnya kendala pasokan. International Copper Study Group (ICSG) telah memangkas perkiraan surplus pasokan tembaga tahun ini karena produksi yang lebih rendah dari yang diperkirakan.
Pada November lalu, First Quantum Minerals menghentikan produksi di tambang tembaga Cobre Panamá, salah satu tambang terbesar di dunia, karena keputusan Mahkamah Agung dan protes nasional atas masalah lingkungan. Anglo American, salah satu produsen utama, juga mengumumkan rencana pemangkasan produksi tembaga pada tahun 2024 dan 2025 dalam upaya untuk mengurangi biaya.
Citi masih optimis bahwa tembaga akan mencapai USD12.000 per ton dan bahkan USD15.000 per ton dalam jangka waktu bullish selama 12-18 bulan mendatang.
“Keuntungan yang solid dari logam-logam industri dan kompleks logam mulia mendukung aliran masuk finansial dan fisik serta sentimen bullish,” kata analis strategi Citi.
Meskipun Citi memperkirakan konsolidasi harga tembaga dalam tiga hingga enam bulan ke depan, namun mereka yakin bahwa masih ada potensi reli lebih lanjut bagi tembaga, tergantung pada kebijakan suku bunga The Fed dan pemulihan manufaktur global.
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.