KABARBURSA.COM- Prospek stabilitas dan pertumbuhan bitcoin saat ini, industri mobil berharap ada insentif PPnBM kendaraan, fitch ratings naikkan peringkat bank mandiri menjadi BBB, menjadi fokus utama pemberitaan redaksi Kabar Bursa hari ini, Jumat 10 Mei 2024, dalam Kabar Bursa Hari ini (KBHI).
Prospek Stabilitas dan Pertumbuhan Bitcoin Saat Ini
Dalam peristiwa terbaru di sektor kripto, Bitcoin telah menunjukkan ketahanan harga yang kuat namun tetap stagnan di sekitar level USD60.000. Meskipun begitu, bulan Mei menyaksikan sedikit pemulihan dari titik harga terendahnya, menandakan adanya potensi perubahan sentimen investor.
Investor terus melakukan penelitian secara intensif yang dipicu oleh volatilitas dan lintasan nilai Bitcoin yang tidak menentu, menimbulkan pertanyaan tentang kinerja dan posisinya di pasar di masa depan.
Dalam 24 jam terakhir, harga Bitcoin turun menjadi USD60.630 namun kemudian naik kembali menjadi USD62.350. Para analis secara cermat memantau kemampuan cryptocurrency ini untuk keluar dari kisaran harga yang sempit ini, yang dapat mengindikasikan tren masa depan.
Sebuah grafik penting dari analis kripto Rekt Capital menyoroti bahwa Bitcoin sedang menguji kembali level resistensi sebelumnya, yang sekarang berperan sebagai zona dukungan baru, yang mungkin penting untuk langkah-langkah selanjutnya.
Optimisme lebih lanjut didasarkan pada perilaku Bitcoin dalam konteks historis, seperti yang disorot oleh analis lain, Moustache. Dia mencatat bahwa stabilitas harga yang serupa di sekitar wilayah tertinggi sepanjang masa sebelumnya diamati pada tahun 2017 dan 2020, periode yang diikuti oleh reli harga yang signifikan. Pola-pola ini memberikan landasan spekulatif untuk peningkatan potensi nilai pasar Bitcoin di masa depan.
Terdapat sejumlah catatan kunci antara lain, memonitor level harga USD60.000 sangat penting untuk memahami arah pasar jangka pendek. Pola-pola historis pemulihan pasca-stabilisasi menunjukkan kemungkinan tren bullish. Aktivitas “whale” Bitcoin selama penurunan harga sebaiknya dipertimbangkan sebagai indikasi sentimen pasar.
Selain itu, data dari Santiment menunjukkan bahwa “whale” Bitcoin melihat penurunan harga sebagai peluang untuk membeli, yang mungkin mempersiapkan panggung untuk peningkatan pasar.
Namun, ada kontras dengan pandangan optimis tersebut, yaitu realitas lingkungan regulasi yang ketat dan tantangan makroekonomi, yang terus menggantung di atas pasar kripto secara umum.
Meskipun begitu, penurunan sebesar 6,54 persen dalam jumlah kepemilikan BTC di bursa dalam 90 hari terakhir menunjukkan kecenderungan yang kuat menuju penyimpanan jangka panjang di antara investor, daripada penjualan cepat dalam situasi sulit.
Secara keseluruhan, sementara Bitcoin terus menguji level dukungan yang kritis di tengah lanskap regulasi dan ekonomi yang kompleks, perilaku investor yang mendasar dan tindakan harga historis memberikan pandangan yang hati-hati optimis terhadap lintasan masa depannya.
Bulan-bulan mendatang akan menjadi krusial dalam menentukan apakah Bitcoin dapat memanfaatkan zona dukungan ini untuk meluncur ke fase pertumbuhan baru atau tetap terikat oleh ketidakpastian yang ada.
Industri Mobil Berharap Ada Insentif PPnBM Kendaraan
PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) berharap pemerintah dapat memberlakukan kembali relaksasi pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) 0 persen untuk mobil baru sejalan dengan kenaikan suku bunga Bank Indonesia atau BI Rate.
Sebelumnya, pemerintah menerapkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 20/PMK.010/2021 tentang PPnBM atas Penyerahan Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah Berupa Kendaraan Bermotor Tertentu yang Ditanggung Pemerintah Anggaran 2021. Dengan aturan tersebut, PPnBM mobil baru dikurangi hingga akhir 2021 dengan tarif yang merosot secara bertahap setiap tiga bulan.
Fransiscus Soerjopranoto, Chief Operating Officer (COO) PT HMID, menyatakan bahwa kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6,25 persen, diyakini akan memengaruhi penjualan mobil domestik.
Pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI April 2024, Bank Indonesia (BI) telah menaikkan BI 7-Days Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 basis poin (bps), menjadikannya berada pada level 6,25 persen.
Menurut Frans, penurunan terbesar terjadi pada segmen kelas B dengan penurunan sebesar 30 persen. Diprediksi pasar otomotif tidak akan mencapai 900 ribu unit pada tahun ini.
Dia menambahkan bahwa menurunnya penjualan mobil lokal sejalan dengan kesulitan yang meningkat dalam mendapatkan kredit kendaraan akibat kenaikan BI Rate.
Frans mengungkapkan kekhawatiran bahwa kenaikan suku bunga pinjaman akan mengganggu tidak hanya industri otomotif, tetapi juga properti, di mana barang-barang non-kebutuhan dasar cenderung dipertahankan oleh konsumen.
Oleh karena itu, Frans berharap agar pemerintah dapat kembali memberlakukan relaksasi insentif pajak pembelian mobil. Langkah ini diharapkan dapat merangsang daya beli konsumen di kelas menengah dan akhirnya meningkatkan penjualan.
“Kami berharap pemerintah bersedia memberikan relaksasi seperti saat krisis sebelumnya. Relaksasi pajak adalah hal yang diperlukan,” pungkasnya.
Fitch Ratings Naikkan Peringkat Bank Mandiri Menjadi BBB
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk telah mengalami peningkatan peringkat Internasional Jangka Panjang dan Jangka Pendek (International Long-Term Foreign & Local Currency Rating) dari level “BBB-” menjadi “BBB” yang diberikan oleh lembaga pemeringkat internasional Fitch Ratings.
Selain itu, Fitch Ratings juga meningkatkan peringkat Nasional Jangka Panjang (National Long-Term Rating) Bank Mandiri, dari “AA+(idn)” sejak tahun 2019 menjadi “AAA(idn)”.
“Kenaikan peringkat ini merupakan pengakuan atas peningkatan kondisi keuangan Bank Mandiri yang berkelanjutan,” ujar Corporate Secretary Bank Mandiri, Teuku Ali Usman.
Ali mengatakan, peningkatan peringkat tersebut didasarkan pada hasil penilaian ulang lembaga pemeringkat atas kecenderungan dukungan pemerintah terhadap Bank Mandiri sebagai bank BUMN dengan aset terbesar dan bersifat krusial bagi sistem perbankan Indonesia.
Di samping itu, fundamental Bank Mandiri juga dinilai terus membaik dan secara relatif lebih positif jika dibandingkan bank-bank lain.
“Mereka melihat profil profitabilitas yang stabil dan sustain, kualitas aset yang terjaga dengan basis DPK yang sehat, serta struktur modal yang solid, juga menjadi faktor yang mendorong meningkatnya peringkat Bank Mandiri ini,” kata Ali.
Sebelumnya pada Januari 2024, lembaga pemeringkat Standard & Poor’s (S&P) juga meningkatkan peringkat Bank Mandiri dari yang sebelumnya “BBB-/Stable/A-3” menjadi “BBB/Stable/A-2”.
Dengan adanya kenaikan peringkat, Bank Mandiri diharapkan dapat menarik lebih banyak investor, baik equity investors maupun fixed-income investors. Di samping itu, diharapkan para investor semakin yakin terhadap keberlanjutan performa Bank Mandiri ke depannya.
Sepanjang kuartal pertama 2024, Bank Mandiri mencatatkan kinerja keuangan yang positif dengan pertumbuhan penyaluran kredit konsolidasi sebesar 19,1 persen YoY menjadi Rp1.435 triliun serta pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) konsolidasi sebesar 13 persen YoY menjadi Rp1.572 triliun.
Rasio non-performing loan (NPL) gross bank only juga terus terjaga hingga ke level 1,02 persen per Maret 2024, turun 68 basis poin (bps) dari periode yang sama di tahun lalu yang sebesar 1,7 persen.
Bank Mandiri prudent dan konservatif dalam menetapkan pencadangan kredit yang tercermin dari coverage ratio bank only di level 368 persen. Perbaikan dari sisi kualitas kredit tersebut juga tercermin dari biaya kredit atau cost of credit (CoC) yang terjaga di level rendah yakni 0,99 persen per akhir Maret 2024.
Inovasi digital Bank Mandiri turut mendukung kinerja positif perseroan, salah satunya aplikasi Livin’ by Mandiri yang pada kuartal I 2024 nilai transaksinya telah menembus Rp921 triliun atau tumbuh sebesar 27,4 persen YoY.
Menurut perseroan, Livin’ by Mandiri telah berkontribusi pada pertumbuhan pendapatan non-bunga perseroan yang tercermin dari fee based income (FBI) Livin’ by Mandiri sebesar Rp557 miliar atau naik 25,5 persen YoY.
Sedangkan layanan wholesale digital melalui Kopra by Mandiri mengelola Rp4.773 triliun transaksi hingga kuartal I 2024, dengan pertumbuhan pengguna meningkat lebih dari dua kali lipat dalam satu tahun terakhir menjadi 200 ribu pengguna per akhir Maret 2024.