KABARBURSA.COM - Wall Street mencatatkan pergerakan tipis pada penutupan perdagangan hari Rabu, 2 Oktober 2024, atau Kamis dini hari WIB, 3 Oktober 2024. Ketegangan yang meningkat di Timur Tengah membuat para investor berhati-hati dalam mengambil keputusan, di tengah ketidakpastian pasar.
Mengutip CNBC International, indeks-indeks utama di Bursa Efek New York, AS, hampir tidak bergeser dari posisi pembukaan. Dow Jones Industrial Average (DJIA) mencatat kenaikan kecil sebesar 39,55 poin atau 0,09 persen, mengakhiri sesi di 42.196,52. Sementara itu, S&P 500 hanya menguat tipis 0,79 poin atau 0,01 persen, menutup perdagangan pada 5.709,54. Nasdaq Composite, yang lebih berfokus pada sektor teknologi, menambah 14,76 poin atau 0,08 persen, berakhir di level 17.925,12.
Penurunan di Saham Nike dan Tesla
Di tengah pergerakan pasar yang cenderung datar, beberapa saham besar mengalami penurunan tajam. Saham Nike jatuh hingga 6,8 persen setelah perusahaan tersebut menarik panduan pendapatan tahunan menjelang pergantian CEO. Investor merespons negatif terhadap ketidakpastian ini, memicu penurunan besar di saham perusahaan ritel global tersebut.
Sementara itu, saham Tesla juga mengalami tekanan, turun 3,5 persen setelah melaporkan jumlah pengiriman kendaraan yang lebih rendah dari ekspektasi pasar. Hal ini semakin memperburuk sentimen terhadap saham perusahaan mobil listrik tersebut yang sebelumnya telah mengalami volatilitas tinggi.
Namun, di sisi lain, sektor teknologi terbantu oleh penguatan saham Nvidia, yang naik 1,6 persen. Saham Nvidia kembali mencatatkan performa positif di tengah permintaan yang kuat terhadap produk-produk berbasis kecerdasan buatan (AI).
Konflik Timur Tengah Pengaruhi Sentimen Pasar
Salah satu faktor terbesar yang mempengaruhi sentimen pasar adalah konflik yang sedang berlangsung di Timur Tengah. Serangan rudal balistik Iran ke Israel dan operasi darat Israel di Lebanon memperburuk ketegangan regional, mendorong investor untuk mengambil sikap lebih berhati-hati.
"Kami melihat pasar agak tersendat dengan lonjakan ketegangan geopolitik ini," kata Lisa Erickson, Kepala Manajemen Kekayaan di US Bank Wealth Management.
Erickson menambahkan bahwa investor enggan mengambil risiko lebih lanjut mengingat ketidakpastian politik yang meningkat dan potensi dampaknya terhadap ekonomi global.
Sektor Energi Menguat Seiring Kenaikan Harga Minyak
Di tengah ketidakpastian pasar yang dipicu oleh geopolitik, sektor energi mencatatkan penguatan signifikan. Kenaikan harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) akibat kekhawatiran terganggunya pasokan global dari Timur Tengah mendorong saham-saham energi naik. Energy Select Sector SPDR Fund (XLE), yang melacak kinerja sektor energi, melonjak 1 persen, menandai sesi positif keempat berturut-turut.
Indeks Volatilitas CBOE (VIX) Menurun, Investor Tetap Waspada
Indeks Volatilitas CBOE (VIX), yang sering dianggap sebagai indikator ketakutan di Wall Street, sempat mengalami penurunan setelah melonjak dalam sesi sebelumnya. Meskipun begitu, investor tetap waspada menghadapi risiko-risiko geopolitik dan ketidakpastian pasar yang semakin meningkat.
"Meskipun biasanya investor tidak terlalu khawatir sampai ada dampak ekonomi yang jelas, kali ini ada sedikit kegelisahan," tambah Erickson. Kekhawatiran ini mencerminkan kecenderungan pasar untuk bereaksi terhadap ketegangan geopolitik yang dapat mempengaruhi rantai pasok energi global.
Data Ekonomi Positif, Fokus pada Laporan Tenaga Kerja
Selain ketegangan geopolitik, para pelaku pasar juga mencermati data ekonomi terbaru. Laporan dari ADP menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja sektor swasta di bulan September yang lebih baik dari perkiraan, memberikan sinyal positif menjelang laporan tenaga kerja nonfarm payroll yang akan dirilis pada Jumat, 4 Oktober 2024. Data tenaga kerja ini diharapkan menjadi indikator penting bagi kebijakan suku bunga The Federal Reserve (The Fed).
Investor memperkirakan bahwa laporan tersebut dapat mempengaruhi arah kebijakan moneter AS. Jika data menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja yang kuat, The Fed kemungkinan akan mempertahankan kebijakan suku bunga yang ketat untuk mengendalikan inflasi.
Secara keseluruhan, Wall Street bergerak tipis pada perdagangan hari ini di tengah ketegangan geopolitik yang meningkat di Timur Tengah dan kehati-hatian investor dalam mengambil keputusan. Meskipun ada beberapa saham besar yang terpukul, sektor energi berhasil menguat, didukung oleh kenaikan harga minyak.
Data tenaga kerja sektor swasta yang positif memberikan sedikit angin segar, namun perhatian pasar tetap tertuju pada perkembangan konflik Timur Tengah dan laporan tenaga kerja mendatang yang diprediksi akan mempengaruhi kebijakan suku bunga The Fed.
Wall Street Sempat Anjlok
Sementara itu, pada perdagangan Selasa, 2 Oktober 2024, indeks-indeks utama di Wall Street tergelincir pada perdagangan Selasa, 1 Oktober 2024, didorong meningkatnya ketegangan di Timur Tengah yang meredam optimisme investor meski kuartal sebelumnya ditutup kuat.
Dow Jones Industrial Average turun 173,18 poin atau 0,41 persen menjadi 42.156,97. Sementara itu, S&P 500 jatuh 0,93 persen ke level 5.708,75, dan Nasdaq Composite anjlok 1,53 persen ke posisi 17.910,36.
Di saat yang sama, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) melonjak setelah Pasukan Pertahanan Israel melaporkan bahwa Iran melancarkan serangan rudal ke wilayah mereka. Bahkan, indeks volatilitas CBOE (VIX), yang sering disebut sebagai pengukur ketakutan di Wall Street, sempat menembus angka di atas 20, menunjukkan meningkatnya kekhawatiran di kalangan pelaku pasar.
Meski demikian, harga minyak kembali turun dari puncaknya, dan pasar saham sedikit pulih setelah serangan Iran. Ini terjadi karena trader berharap kerusakan yang ditimbulkan serta serangan balasan dari Israel tidak akan meluas.(*)