Logo
>

Wall Street Berhasil Taklukan Fenomena Black September

Ditulis oleh KabarBursa.com
Wall Street Berhasil Taklukan Fenomena Black September

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Perdagangan saham di bulan September akan segera berakhir, dan dalam pekan ini, kita akan melihat dengan lebih jelas bagaimana kinerja bursa Amerika Serikat (AS), khususnya Wall Street, yang telah menunjukkan hasil yang cukup kuat sepanjang bulan ini.

    Banyak investor dan analis pasar tengah memperhatikan dengan seksama berbagai faktor yang berkontribusi pada performa positif ini. Data ekonomi terbaru, laporan perusahaan, dan sentimen pasar akan menjadi sorotan utama yang dapat mempengaruhi arah pergerakan saham dalam beberapa hari ke depan.

    Para pelaku pasar berharap untuk melihat apakah momentum positif ini akan berlanjut hingga bulan berikutnya, serta dampaknya terhadap keputusan investasi mereka.

    Bursa saham AS dipastikan akan menyelesaikan bulan ini dengan keuntungan yang signifikan untuk ketiga indeks utamanya, terutama Nasdaq yang banyak diisi oleh saham teknologi.

    Indeks saham Wall Street berhasil mengatasi fenomena yang dikenal sebagai Black September atau September Effect pada tahun 2024 dengan pencapaian yang mengesankan.

    Secara umum, bulan September dikenal sebagai periode yang penuh tantangan bagi para investor saham, karena sering kali harga saham mengalami penurunan tajam berdasarkan data historis.

    Black September atau September Effect adalah sebuah fenomena musiman dalam perdagangan saham, mirip dengan anomali lainnya seperti January Effect, Sell in May and Go Away, dan Window Dressing.

    Sejarah Black September Saham

    Fenomena Black September hampir selalu terjadi setiap tahun pada bursa saham AS dan indeks global lainnya. Hal ini dapat dipicu oleh berbagai faktor, seperti krisis ekonomi, ketidakstabilan politik, atau keputusan kebijakan yang tidak terduga.

    Sejarah fenomena ini dimulai pada awal 1970-an ketika AS mengalami resesi, menyebabkan gejolak di bursa Wall Street, di mana Dow Jones jatuh dari 1.000 menjadi 800 pada bulan September.

    Krisis keuangan global tahun 1998 juga membawa dampak buruk, tidak hanya bagi Wall Street tetapi juga bagi bursa global lainnya, yang mengalami penurunan tajam di bulan September.

    Tragedi 9/11 di AS juga menyebabkan penurunan signifikan, di mana Dow Jones anjlok lebih dari 14 persen, Indeks S&P 500 turun 11,6 persen, dan Nasdaq merosot hingga 16 persen, dengan total estimasi kehilangan valuasi saham mencapai USD1,4 triliun.

    Dalam enam tahun terakhir, fenomena Black September telah muncul di bursa Wall Street selama empat tahun berturut-turut sejak 2020.

    Mayoritas Indeks Wall Street Cetak Rekor Baru

    Mengakhiri perdagangan pekan lalu, ketiga indeks Wall Street berhasil mencatatkan keuntungan mingguan, menandai pekan ketiga berturut-turut mereka meraih gain di bulan September.

    Dua indeks utama, S&P 500 dan Dow Jones, mencapai rekor tertinggi terbaru, sementara Nasdaq mengalami penurunan dari puncak yang dicapai pada bulan Juli.

    Berikut adalah keuntungan indeks untuk bulan September:

    • S&P 500: 1,59 persen
    • Dow Jones: 1,68 persen
    • Nasdaq: 2,22 persen

    Pada akhir perdagangan hari Jumat, 27 September 2024, Dow Jones ditutup di atas rekor tertinggi penutupan yang tercatat pada 24 September, dengan keuntungan mingguan sebesar 0,7 persen. S&P 500 juga mencatatkan kenaikan mingguan sebesar 0,7 persen, sementara Nasdaq Composite yang didominasi oleh saham teknologi naik 1 persen selama pekan tersebut.

    Posisi indeks Wall Street yang mencetak rekor baru dapat dilihat dari grafik di bawah, dengan satu-satunya pengecualian adalah Nasdaq yang mengalami koreksi dari rekor tertinggi.

    Kebijakan The Fed Jadi Pondasi Ketangguhan Wall Street

    Tangguhnya bursa saham Wall Street di bulan September 2024 didorong oleh beberapa sentimen positif sebagai berikut:

    • Pemangkasan Suku Bunga oleh Federal Reserve

    Fed memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin, penurunan pertama sejak awal pandemi COVID-19. Kebijakan ini memberikan dorongan positif selama dua pekan terakhir.

    • Kekuatan Data Ekonomi

    Ekonomi AS menunjukkan pertumbuhan yang kuat pada kuartal kedua tahun 2024, didorong oleh peningkatan investasi inventaris swasta dan belanja pemerintah federal. PDB AS untuk Q2-2024 naik 3,0 persen, mengungguli ekspansi 1,6 persen dari kuartal sebelumnya.

    • Penurunan Imbal Hasil Obligasi

    Imbal hasil obligasi pemerintah AS mengalami penurunan pada bulan September, seiring dengan antisipasi investor bahwa Fed akan mulai menurunkan suku bunga bulan ini. Pada hari Jumat lalu, imbal hasil obligasi tenor 2 tahun turun menjadi 3,562 persen, mencatatkan penurunan selama empat minggu berturut-turut, yang merupakan penurunan terpanjang sejak Desember 2020.

    • Data PCE Index

    Indeks PCE menunjukkan bahwa harga konsumen terus menurun pada bulan Agustus, dengan penurunan sebesar 2,2 persen. Ini mendekati target inflasi tahunan sebesar 2 persen yang ditetapkan oleh bank sentral AS.

    • Momentum Positif dari Kebijakan Tiongkok

    Bursa saham global juga mendapatkan momentum positif setelah Tiongkok mengumumkan stimulus kebijakan moneter yang signifikan untuk memastikan pertumbuhan PDB sebesar 5 persen, serta mendukung pasar perumahan dan pasar saham. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi