Logo
>

Wall Street Melejit: Dow Jones Cetak Kenaikan Signifikan

Ditulis oleh Yunila Wati
Wall Street Melejit: Dow Jones Cetak Kenaikan Signifikan

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Wall Street ditutup menguat pada Kamis, 21 November 2024 waktu setempat atau Jumat, 22 November 2024 dinihari WIB, dengan indeks-indeks utama mencatat kenaikan yang solid.

    Penguatan ini tampaknya disebabkan oleh investor yang mengalihkan fokus ke saham-saham siklikal, yang diproyeksikan akan mendapat keuntungan dari percepatan ekonomi.

    Sementara, minat pada saham teknologi mulai mereda meskipun ada laporan laba yang solid dari beberapa perusahaan teknologi besar.

    Dow Jones Memimpin Kenaikan

    Salah satu penyebab kenaikan Wall Street adalah Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) yang terbang tinggi.

    Dow melonjak 461,88 poin atau 1,1 persen, berakhir di level 43.870,35, mencatat kenaikan terbesar di antara indeks utama.

    S&P 500 menguat 0,5 persen ke 5.948,71, sementara Nasdaq Composite, yang didominasi oleh saham teknologi, hanya naik tipis 0,03 persen menjadi 18.972,42.

    Saham-saham sektor perbankan seperti Goldman Sachs, perusahaan industri besar seperti Caterpillar, serta raksasa ritel Home Depot menjadi pendorong utama lonjakan Dow Jones.

    Sementara itu, indeks Russell 2000, yang sering dijadikan barometer bagi kinerja perusahaan kecil yang sensitif terhadap kebijakan ekonomi domestik, melesat 1,8 persen.

    Menurut Chief Investment Officer di Siebert Mark Malek, lonjakan ini terjadi di tengah ekspektasi perubahan arah kebijakan ekonomi, termasuk dampak kebijakan perdagangan yang lebih mendukung pertumbuhan.

    “Investor mulai lebih serius, bukan hanya mengandalkan keyakinan, tetapi juga membutuhkan bukti konkret bahwa sektor-sektor tertentu akan tumbuh,” ujar Malek.

    Tekanan di Saham Teknologi

    Sementara itu, di sektor teknologi kondisinya justru berbalik. Saham teknologi yang sempat mempengaruhi pergerakan Wall Street lantaran banyak investor yang menantikan laporannya, saat ini justru agak diabaikan.

    Saham-saham teknologi pada penutupan perdagangan kali ini memberikan hasil yang beragam. Nvidia, yang telah melonjak 190 persen sepanjang tahun ini, mencatat kenaikan tipis sebesar 0,5 persen, meskipun melaporkan hasil pendapatan kuartalannya yang melampaui ekspektasi pasar.

    Namun, investor tampaknya mengkhawatirkan perlambatan pertumbuhan pendapatan perusahaan dibandingkan kuartal sebelumnya.

    CEO AXS Investments Greg Bassuk, mencatat bahwa meskipun potensi Nvidia dalam pengembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) sangat besar, tantangan utama ke depan adalah bagaimana mempertahankan laju pertumbuhan yang konsisten.

    Di sisi lain, saham teknologi besar lainnya menghadapi tekanan. Amazon turun hampir 2,2 persen, sementara Alphabet anjlok hingga 5 persen setelah kekhawatiran terkait kebijakan antimonopoli yang dapat mempengaruhi bisnis inti mereka.

    Namun, tidak semua saham teknologi melemah. Perusahaan cloud computing Snowflake mencatat kenaikan hampir 30 persen setelah melaporkan kinerja yang melampaui ekspektasi Wall Street dan menaikkan panduan pendapatan produk mereka.

    Saham Salesforce juga melonjak 5 persen, memberikan kontribusi positif pada indeks Dow Jones.

    Kinerja Bitcoin Menembus Rekor

    Di luar pasar saham, mata uang kripto Bitcoin kembali menarik perhatian setelah mencetak rekor baru. Harga Bitcoin menembus level USD98.000 untuk pertama kalinya pada Rabu, 20 November 2024 malam.

    Kenaikan ini dipicu oleh optimisme investor bahwa regulasi yang lebih ramah terhadap industri kripto dapat diwujudkan di bawah potensi periode kedua pemerintahan Donald Trump. Bitcoin terakhir diperdagangkan di sekitar USD98.166, menunjukkan kenaikan lebih lanjut yang mencerminkan antusiasme pasar.

    Outlook Pasar

    Kenaikan tajam di Wall Street ini menandakan optimisme investor terhadap pemulihan ekonomi global dan prospek kebijakan yang mendukung pertumbuhan. Namun, volatilitas di sektor teknologi menunjukkan bahwa investor mulai lebih selektif, mencari bukti nyata pertumbuhan di tengah ketidakpastian kebijakan global.

    Dengan data ini, para pelaku pasar diharapkan terus memantau perkembangan sektor-sektor tertentu yang mendapat manfaat langsung dari percepatan ekonomi.

    Di sisi lain, saham teknologi, meskipun menghadapi tekanan, tetap menjadi sektor yang menarik perhatian karena inovasi yang berkelanjutan, terutama dalam AI dan cloud computing.

    Perkembangan lebih lanjut akan menentukan apakah momentum ini dapat dipertahankan di minggu-minggu mendatang.

    Tekanan Rusia-Ukraina

    Sementara itu, pada penutupan sesi perdagangan Rabu, 20 November 2024 waktu setempat atau Kamis, 21 November 2024 dinihari WIB, Wall Street mengalami pelemahan.

    Pelemahan Wall Street yang sempat mencatatkan reli signifikan dalam beberapa hari terakhir, disebabkan ketidakpastiak akibat ketegangan geopolitik antara Rusia dan Ukraina.

    Selain itu, kinerja keuangan yang mengecewakan dari beberapa perusahaan besar, menjadi penyebab utama tekanan terhadap pasar.

    Saham-saham di Amerika Serikat terkoreksi setelah mendapatkan laporan bahwa Ukraina meluncurkan rudal jarak jauh Storm Shadow buatan Inggris ke wilayah Rusia. Ini menyusul serangan menggunakan rudal ATACMS buatan Amerika Serikat pada Selasa, 19 November 2024, sebelumnya.

    Situasi semakin memanas dengan pengumuman Rusia yang menurunkan ambang batas penggunaan senjata nuklir.

    Kekhawatiran geopolitik ini memicu lonjakan pada fear gauge Wall Street, yaitu indeks VIX, yang mencapai level tertinggi sejak pemilu presiden AS 2024.

    Meskipun akhirnya menurun ke 18,04, angka ini menunjukkan peningkatan risiko pasar dibandingkan kondisi sebelumnya.

    “Pasar cenderung defensif setelah reli kemarin, yang didorong oleh sektor teknologi dan pertumbuhan. Ada kehati-hatian dari investor, baik karena ketegangan geopolitik maupun menjelang laporan keuangan Nvidia,” ujar James Regan, Direktur Penelitian Manajemen Kekayaan di D.A. Davidson.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79