Logo
>

Wall Street Melemah di Tengah Penantian Data Inflasi AS

Ditulis oleh Moh. Alpin Pulungan
Wall Street Melemah di Tengah Penantian Data Inflasi AS

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Wall Street kembali melemah pada perdagangan Rabu, 10 Desember 2024 dini hari WIB, seiring pelaku pasar bersikap hati-hati menjelang rilis data inflasi terbaru dari Amerika Serikat yang dijadwalkan minggu ini.

    Mengutip Consumer News and Business Channel Internasional, indeks S&P 500 turun 0,3 persen ke level 6.034,91, diikuti Nasdaq Composite yang melemah 0,25 persen ke 19.687,24. Kedua indeks utama tersebut mencatatkan penurunan dua hari berturut-turut.

    Sementara itu, Dow Jones Industrial Average mengalami pelemahan lebih panjang, mencatat penurunan empat hari berturut-turut dengan koreksi 154,10 poin atau 0,35 persen, ditutup di level 44.247,83.

    Saham Oracle melemah tajam hingga 6,7 persen usai laporan kinerja kuartal kedua fiskal perusahaan ini gagal memenuhi ekspektasi Wall Street. Meski begitu, saham perusahaan perangkat lunak ini masih mencatat kenaikan tajam sepanjang tahun, yakni sebesar 68 persen.

    Sementara itu, Alphabet menjadi sorotan positif dalam perdagangan Selasa, 10 Desember 2024, setelah mengumumkan terobosan besar dalam komputasi kuantum melalui peluncuran chip terbaru. Saham induk Google ini melonjak 5,6 persen, sekaligus mencatatkan kenaikan tahunan lebih dari 32 persen.

    Di sisi lain, saham Nvidia mengalami tekanan setelah regulator China meluncurkan investigasi terkait potensi pelanggaran undang-undang anti-monopoli. Saham Nvidia yang sebelumnya melemah lebih dari 2 persen pada Senin, kembali terkoreksi pada Selasa, turut membebani indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite.

    Adapun Meta Platforms, yang sempat mencatat kerugian pada perdagangan awal pekan, berhasil bangkit dengan kenaikan sebesar 1 persen.

    Pasar kini menantikan laporan indeks harga konsumen (CPI) Amerika Serikat yang akan dirilis pada Rabu, 13 Desember 2024. Data ini dipandang sebagai kunci dalam menentukan langkah Federal Reserve terkait suku bunga dalam pertemuan 17-18 Desember mendatang.

    Ekonom yang disurvei oleh Dow Jones memperkirakan inflasi utama AS naik sebesar 0,3 persen pada November, dengan kenaikan tahunan mencapai 2,7 persen. “Investor berharap reli akhir tahun dapat kembali meluas setelah melewati tekanan musiman,” ujar kepala strategi investasi CFRA Research, Sam Stovall.

    Di tengah volatilitas pasar, laporan inflasi ini akan menjadi perhatian utama dalam memprediksi arah kebijakan moneter dan pergerakan pasar selanjutnya.

    Tertekan Saham Teknoloy

    Wall Street sebelumnya sudah mengalami penurunan pada indeks utama di awal pekan, Selasa, 10 Desember 2024, dinihari WIB. Penurunan tersebut disebabkan adanya tekanan saham Nvidia yang menyebabkan sektor teknologi anjlok. Hal ini terjadi di tengah perhatian investor yang tertuju pada laporan inflasi penting yang akan dirilis pada akhir pekan ini.

    Saham Nvidia mengalami tekanan setelah regulator pasar China meluncurkan investigasi terkait dugaan pelanggaran undang-undang antimonopoli, yang berdampak negatif pada sektor teknologi informasi. Tidak hanya Nvidia, saham Advanced Micro Devices (AMD) juga melemah setelah BofA Global Research menurunkan peringkatnya. Hal ini turut membebani Indeks Semikonduktor Philadelphia.

    Menurut Kepala Strategi Investasi di CFRA Research Sam Stovall, pasar terkejut dengan investigasi yang dilakukan China terhadap Nvidia. Rupanya, China melihat adanya potensi pelanggaran hukum antimonopoli pada Nvidia. Investigasi inilah yang kemudian memberi tekanan pada pasar secara keseluruhan.

    Data awal menunjukkan bahwa indeks S&P 500 mengalami penurunan sebesar 0,60 persen menjadi 6.053,68 poin. Sementara Nasdaq Composite turun 0,62 persen menjadi 19.736,69 poin, dan Dow Jones Industrial Average kehilangan 0,51 persen menjadi 44.416,38 poin.

    Saham Comcast turut melemah setelah perusahaan memproyeksikan kehilangan lebih dari 100.000 pelanggan broadband pada kuartal keempat. Pelemahan saham Comcast ini berdampak negatif pada sektor layanan komunikasi.

    Di sisi lain, saham Hershey melonjak tajam setelah laporan menyebutkan bahwa Mondelez, perusahaan induk Cadbury, sedang menjajaki akuisisi terhadap pembuat cokelat tersebut, meskipun saham Mondelez sendiri mengalami penurunan.

    Para investor kini menantikan data Indeks Harga Konsumen (CPI) yang akan dirilis pada hari Rabu, 11 Desember 2024 waktu setempat, diikuti oleh Indeks Harga Produsen (PPI) pada hari Kamis, 12 Desember 2024, waktu setempat, menjelang pertemuan Federal Reserve pada 17-18 Desember.

    Ada peluang pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin dalam pertemuan mendatang. Peluang ini meningkat menjadi lebih dari 85 persen setelah data terbaru menunjukkan kenaikan tingkat pengangguran menjadi 4,2 persen pada November 2024. Kenaikan tingkat pengangguran ini mengindikasikan adanya pelonggaran di pasar tenaga kerja.

    Terkait hal ini, sejumlah pejabat Federal Reserve, termasuk Ketua Jerome Powell, menekankan pentingnya berhati-hati dalam menentukan kebijakan moneter, mengingat daya tahan ekonomi masih kuat.

    Meski demikian, Wall Street sempat memulai bulan Desember dengan optimisme, di mana S&P 500 dan Nasdaq mencatatkan kenaikan selama pekan pertama, sementara Dow Jones sedikit melemah.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Moh. Alpin Pulungan

    Asisten Redaktur KabarBursa.com. Jurnalis yang telah berkecimpung di dunia media sejak 2020. Pengalamannya mencakup peliputan isu-isu politik di DPR RI, dinamika hukum dan kriminal di Polda Metro Jaya, hingga kebijakan ekonomi di berbagai instansi pemerintah. Pernah bekerja di sejumlah media nasional dan turut terlibat dalam liputan khusus Ada TNI di Program Makan Bergizi Gratis Prabowo Subianto di Desk Ekonomi Majalah Tempo.

    Lulusan Sarjana Hukum Universitas Pamulang. Memiliki minat mendalam pada isu Energi Baru Terbarukan dan aktif dalam diskusi komunitas saham Mikirduit. Selain itu, ia juga merupakan alumni Jurnalisme Sastrawi Yayasan Pantau (2022).