Logo
>

Wall Street Menutup Tahun dengan Catatan Suram

Ditulis oleh Moh. Alpin Pulungan
Wall Street Menutup Tahun dengan Catatan Suram

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Wall Street mengakhiri perdagangan hari Selasa, 31 Desember 2024, dengan penurunan tipis dan menutup tahun yang luar biasa bagi ekuitas. Selama 2024, pasar saham AS mencapai rekor tertinggi yang didorong oleh ledakan kecerdasan buatan (AI) dan pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve yang pertama kali dilakukan dalam tiga setengah tahun terakhir.

    Tiga indeks utama Wall Street—Dow Jones, S&P 500, dan Nasdaq—ditutup di zona merah pada sesi perdagangan yang lesu dan minim volume, kontras dengan tahun penuh gejolak yang baru saja berlalu. Sepanjang 2024, pasar diwarnai oleh ketegangan geopolitik yang meningkat, pemilihan presiden AS, dan spekulasi yang terus bergeser terkait arah kebijakan Fed di tahun depan.

    “Tak ada reli Santa Claus pekan ini, tetapi investor sudah menerima ‘hadiah’ berupa keuntungan besar sepanjang 2024,” ujar CEO AXS Investments di New York, Greg Bassuk, dilansir dari Reuters di Jakarta, Rabu, 1 Januari 2025.

    “2024 adalah tahun yang luar biasa bagi kenaikan ekuitas, didorong oleh trifecta ledakan AI, serangkaian pemangkasan suku bunga Fed, dan ekonomi AS yang kokoh. Ini menjadi dasar yang kuat untuk kelanjutan penguatan pasar menuju 2025,” imbuhnya.

    Sepanjang 2024, Nasdaq mencatat lonjakan 28,6 persen, sementara S&P 500 menguat 23,3 persen—kinerja terbaiknya dalam dua tahun berturut-turut sejak 1997-1998. Indeks Dow Jones juga mencatat kenaikan sebesar 12,9 persen.

    Di antara 11 sektor utama S&P 500, layanan komunikasi, teknologi, dan barang konsumen non-primer menjadi bintang tahun ini, dengan kenaikan antara 29,1 persen hingga 38,9 persen. Sebaliknya, sektor kesehatan, properti, dan energi hanya membukukan kenaikan satu digit, sementara sektor material menjadi satu-satunya yang mencatat penurunan, melemah hampir 1,8 persen sepanjang tahun.

    Untuk kuartal keempat, Nasdaq melompat 6,2 persen, S&P 500 naik 2,1 persen, dan Dow hanya mencatat kenaikan tipis 0,5 persen.

    Pada perdagangan Selasa, Dow Jones Industrial Average turun 29,51 poin (0,07 persen) ke 42.544,22. S&P 500 melemah 25,31 poin (0,43 persen) ke 5.881,63, sedangkan Nasdaq Composite merosot 175,99 poin (0,90 persen) ke 19.310,79.

    Prospek 2025: Antisipasi Ketidakpastian

    Menuju 2025, pasar keuangan memperkirakan adanya tambahan pemangkasan suku bunga Fed sebesar 50 basis poin. Namun, para investor tetap waspada terhadap valuasi saham yang semakin tinggi serta ketidakpastian kebijakan pajak dan tarif di bawah pemerintahan baru Presiden terpilih Donald Trump.

    “Investor perlu berhati-hati terhadap dampak pemerintahan Trump yang baru, terutama bagaimana kebijakan-kebijakannya akan memengaruhi sektor-sektor tertentu,” ujar Bassuk. Ia juga menyoroti ketidakstabilan geopolitik, seperti perang Rusia-Ukraina dan konflik yang terus berlanjut di Timur Tengah, yang dapat menimbulkan kekhawatiran bagi perusahaan dan sektor yang memiliki hubungan dengan wilayah-wilayah tersebut.

    Meski ada tantangan ke depan, tahun 2024 tetap mencatatkan pencapaian besar bagi pasar saham, memberikan optimisme untuk kelanjutan tren positif di tahun mendatang.

    Ledakan AI Diprediksi Masih Akan Berlanjut di 2025

    Greg Bassuk, CEO AXS Investments, meyakini bahwa ledakan kecerdasan buatan (AI) masih memiliki ruang untuk terus tumbuh. “Valuasi saham memang telah mencapai tingkat yang tinggi akibat reli pasar, tetapi kami percaya bahwa pertumbuhan AI akan terus berlanjut. Perkembangannya diperkirakan akan meluas, tidak hanya di perangkat keras tetapi juga secara masif di perangkat lunak di berbagai sektor,” ungkap Bassuk.

    Di bursa New York (NYSE), jumlah saham yang menguat mengungguli saham yang melemah dengan rasio 1,3 banding 1. Namun, terdapat 52 saham yang mencatat harga tertinggi baru, sementara 125 saham mencapai level terendah baru di sepanjang tahun.

    Sementara itu, di Nasdaq, 2.013 saham berhasil mencatatkan kenaikan, tetapi jumlah ini lebih rendah dibandingkan 2.336 saham yang melemah, dengan rasio penurunan terhadap kenaikan sebesar 1,16 banding 1.

    Indeks S&P 500 hanya mencatatkan 2 saham dengan harga tertinggi baru dalam 52 minggu terakhir dan satu saham di level terendah baru. Sebaliknya, Nasdaq Composite mencatatkan 43 saham dengan harga tertinggi baru, tetapi juga memiliki 71 saham yang menyentuh level terendah baru.

    Volume perdagangan di bursa AS mencapai 14,59 miliar saham pada Selasa, sedikit di bawah rata-rata 14,81 miliar saham untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.

    Meski aktivitas perdagangan pada akhir tahun terbilang lesu, optimisme tetap ada terkait peluang pertumbuhan di sektor-sektor baru seperti AI, yang diperkirakan akan menjadi pendorong utama kinerja pasar saham di tahun mendatang.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Moh. Alpin Pulungan

    Asisten Redaktur KabarBursa.com. Jurnalis yang telah berkecimpung di dunia media sejak 2020. Pengalamannya mencakup peliputan isu-isu politik di DPR RI, dinamika hukum dan kriminal di Polda Metro Jaya, hingga kebijakan ekonomi di berbagai instansi pemerintah. Pernah bekerja di sejumlah media nasional dan turut terlibat dalam liputan khusus Ada TNI di Program Makan Bergizi Gratis Prabowo Subianto di Desk Ekonomi Majalah Tempo.

    Lulusan Sarjana Hukum Universitas Pamulang. Memiliki minat mendalam pada isu Energi Baru Terbarukan dan aktif dalam diskusi komunitas saham Mikirduit. Selain itu, ia juga merupakan alumni Jurnalisme Sastrawi Yayasan Pantau (2022).