"Dua tahun lagi mungkin MIND ID," ujar Kartika Wirjoatmodjo atau akrab disapa Tiko di Jakarta, dikutip Kamis 1 Agustus 2024.
Tiko juga menyampaikan bahwa Kementerian BUMN memiliki rencana jangka panjang untuk mendukung transformasi ekonomi Indonesia, termasuk dalam sektor energi terbarukan dan hilirisasi tambang.
Ia berharap ada perusahaan BUMN yang bisa menjadi top company global, dengan tiga Holding BUMN yang berpotensi IPO, yaitu Pelindo Group, In Journey, dan MIND ID.
Kementerian BUMN akan segera menyelesaikan dokumen Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) BUMN 2024-2029 dan Roadmap BUMN 2024-2034 sebelum transisi ke pemerintahan baru pada Oktober 2024 mendatang.
"Kami selesaikan RJPP dan long term roadmap. Jadi, harapannya nanti saat pemerintahan baru masuk, kami ada RJPP yang detail untuk setiap BUMN yang sistemik, seperti PT Pertamina (Persero), PLN, dan sebagainya," ujar Tiko.
Ia juga berharap kinerja perusahaan-perusahaan BUMN akan semakin positif di masa pemerintahan baru. "Kami pastikan bahwa tata kelola dan manajemen risiko jauh lebih baik dibandingkan waktu kami masuk.
Harapannya ke depan kinerjanya akan semakin baik," tambah Tiko.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir juga menyampaikan keinginannya untuk membawa Grup BUMN melakukan IPO pada tahun 2024, dengan mempertimbangkan perkembangan kondisi pasar modal Indonesia.
"Saya rasa kita terus dorong kalau memang situasinya tepat, untuk kita bisa go public," ujar Erick.
Catatan Laba Bersih
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Holding Industri Pertambangan Indonesia (MIND ID) mencatat laba bersih sebesar Rp9,94 triliun, meningkat 59,16 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp6,25 triliun.
Seiring dengan peningkatan laba bersih, MIND ID melaporkan pendapatan sebesar Rp25,29 triliun. Total aset MIND ID tercatat sebesar Rp269,36 triliun dengan ekuitas Rp142,07 triliun.
Sekretaris Perusahaan MIND ID, Heri Yusuf, menyatakan bahwa capaian positif selama kuartal pertama 2024 merupakan hasil dari upaya transformasi bisnis di seluruh unit Grup MIND ID. “Perbaikan tata kelola bisnis secara menyeluruh, komitmen terhadap digitalisasi, dan program efisiensi yang aktif terus diimplementasikan oleh Grup MIND ID. Pencapaian ini mendorong kami untuk memperkuat komitmen dalam mengembangkan bisnis hilirisasi sektor pertambangan di Indonesia, sebagai bentuk kontribusi MIND ID untuk meningkatkan nilai tambah dan penerimaan negara,” kata Heri.
Heri menjelaskan, tahun ini MIND ID fokus mengawal sejumlah proyek strategis seperti implementasi proyek dragon di Aneka Tambang (ANTM) yang telah memasuki tahap joint venture dengan perusahaan baterai EV terbesar asal China, Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL).
Proyek strategis lainnya yakni proyek PT Bukit Asam Tbk (PTBA) yang berfokus pada upaya mengatasi kendala angkutan logistik. PTBA akan mengembangkan solusi untuk mengatasi kendala ini dengan melakukan pengembangan kapasitas angkutan lainnya.
Commodity Monetizing
Selanjutnya, MIND ID melalui PT Aneka Tambang Tbk juga melakukan Commodity Monetizing di antaranya proyek EV Battery, proyek dragon dan proyek titan yang untuk meningkatkan pemanfaatan komoditas mineral dalam produksi baterai kendaraan listrik.
Selain itu, proyek Smelter Grade Alumina yang dioperasikan oleh PT Borneo Alumina Indonesia (PT BAI) atau mempawah proyek hasil konsorsium Antam dengan Inalum ini fokus pada pengembangan infrastruktur dan peningkatan nilai tambah komoditas mineral di wilayah Mempawah, Kalimantan Barat.
“MIND ID juga mendorong akselerasi pembangunan transmisi 500 KV PLTU Sumsel 8 untuk memperkuat infrastruktur kelistrikan di provinsi itu. PTBA juga turut dalam proyek pengembangan bisnis turunan batu bara seperti anoda sheet, artificial graphite, dan MEG untuk meningkatkan nilai tambah dari emas hitam,” ujar Heri.
Di sisi lain, PT Freeport Indonesia juga telah meresmikan fasilitas pemurnian Smelter Gresik yang akan meningkatkan kapasitas pengolahan konsentrat tembaga dan lumpur anoda secara bertahap hingga akhir 2024. Sementara PT Indonesia Asahan Aluminium akan menjalankan peningkatan kapasitas produksi di Kuala Tanjung.
Terakhir, PT Timah Tbk terus didorong perbaikan pola operasi penambangan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas, pengembangan produk hilirisasi logam timah untuk memperluas pasar dan nilai tambah, dan optimasi pengelolaan mineral ikutan timah. (*)