Logo
>

WIFI Lepas 49 Persen Saham IJE ke NTT Jepang, Ada Apa?

WIFI resmi menjual 49 persen saham anak usaha IJE ke NTT e-Asia, aksi ini bersifat material dan berdampak langsung ke struktur bisnis dan potensi valuasi emiten.

Ditulis oleh Syahrianto
WIFI Lepas 49 Persen Saham IJE ke NTT Jepang, Ada Apa?
Ilustrasi: saham emiten WIFI. (Foto: Dok. Surge)

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – PT Solusi Sinergi Digital Tbk atau Surge (WIFI) resmi melepas 49 persen saham anak usahanya, PT Integrasi Jaringan Ekosistem (IJE), kepada perusahaan multinasional asal Jepang, NTT e-Asia Pte. Ltd. 

    Aksi korporasi ini merupakan bagian dari strategi pendanaan dan ekspansi bisnis WIFI di sektor infrastruktur digital dan jaringan serat optik. IJE adalah entitas penting dalam ekosistem digital milik WIFI, dengan fokus pada pengembangan infrastruktur jaringan berbasis fiber optic di seluruh Indonesia.

    Dalam struktur kepemilikan terbaru, NTT e-Asia kini menggenggam 685.781.921 saham IJE atau setara 49 persen. Sementara itu, PT Jaringan Infra Andalan memegang 711.652 saham, dan PT Lintas Maju Maxima sebesar 2.120.900 saham.

    NTT e-Asia adalah bagian dari NTT Group, raksasa telekomunikasi global asal Jepang yang memiliki rekam jejak panjang di Asia dan dunia. Keterlibatan mereka dalam struktur kepemilikan IJE diperkirakan akan memperkuat kualitas operasional dan kapasitas teknis perusahaan dalam jangka menengah hingga panjang.

    "Masuknya NTT e-Asia sebagai pemegang saham IJE akan mendukung operasional IJE, mengingat NTT e-Asia adalah perusahaan multinasional di bidang telekomunikasi," tulis Shannedy Ong, Direktur Solusi Sinergi Digital dalam keterbukaan informasi, dikutip Selasa, 22 Juli 2025.

    Transaksi ini telah disetujui melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar pada 30 Juni 2025. Pengumuman resmi RUPSLB ini telah lebih dahulu dipublikasikan melalui Keterbukaan Informasi sejak 5 Juni 2025. Artinya, proses transaksi telah melalui tahapan korporasi dan regulasi yang sah.

    Namun, meskipun nilai transaksi ini bersifat material, melebihi ambang batas 20 persen dari total ekuitas perseroan, WIFI menegaskan bahwa aksi ini tidak tergolong sebagai transaksi afiliasi maupun transaksi benturan kepentingan. 

    Hal ini karena NTT e-Asia tidak memiliki hubungan kepemilikan maupun pengendalian langsung terhadap WIFI atau entitas terkait lainnya.

    Langkah ini menjadi bagian dari strategi WIFI dalam memperluas jangkauan dan daya saingnya di sektor digital, termasuk menjalin kemitraan strategis dengan pelaku global. 

    Sebelumnya, IJE telah menjalankan proyek infrastruktur digital terpadu di jalur kereta dan jalan tol, serta pengembangan platform internet publik di berbagai kota besar.

    Keterlibatan mitra seperti NTT diharapkan memberi nilai tambah bukan hanya dari sisi modal, tetapi juga transfer teknologi, penguatan standar kualitas, dan akses terhadap jejaring global. 

    Sejumlah analis menilai masuknya NTT sebagai langkah positif dalam mempercepat realisasi target pertumbuhan pengguna dan ekspansi jaringan fiber optic nasional.

    Sayangnya, dalam dokumen yang dirilis ke publik, tidak dicantumkan secara terbuka berapa nilai transaksi yang dilakukan oleh NTT e-Asia untuk mengakuisisi 49 persen saham IJE. 

    Namun, karena dikategorikan sebagai transaksi material, maka secara regulasi nilai transaksi ini minimal melebihi 20 persen dari ekuitas konsolidasi perseroan, yang berdasarkan laporan keuangan akhir 2024 tercatat sebesar Rp1,05 triliun.

    Jika mengikuti ketentuan tersebut, maka nilai transaksi dengan NTT e-Asia kemungkinan berada di atas Rp210 miliar. Perhitungan ini sejalan dengan batas minimum klasifikasi transaksi material sesuai POJK.

    Sejauh ini, manajemen WIFI belum mengumumkan rencana lanjutan atas aksi ini, apakah akan diikuti dengan injeksi modal tambahan atau ekspansi proyek digital baru. Namun, bergabungnya pemain global seperti NTT dalam struktur anak usaha dinilai sebagai sinyal positif bagi mitra, regulator, dan calon investor strategis lainnya.

    WIFI juga berkomitmen untuk terus membuka ruang kolaborasi internasional di sektor digital dan infrastruktur, terutama pada wilayah yang masih belum tersentuh oleh layanan fiber optic berkualitas tinggi. (*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.