KABARBURSA.COM - PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) memperoleh kontrak baru sebesar Rp19,96 triliun hingga November 2024. Raihan ini meningkat sebesar 17,6 persen dibandingkan capaian Oktober yang berada di angka Rp16,98 triliun.
Kontrak baru tersebut juga turut menambah perolehan kontrak berjalan Perseroan, di mana hingga November 2024 total kontrak pekerjaan Perseroan sebesar Rp64,37 Triliun.
Adapun mayoritas dari kontrak baru tersebut berasal dari segmen infrastruktur dan gedung yaitu sebesar 37 persen. Sementara segmen lain seperti industri penunjang konstruksi berkontribusi sebesar 30 persen, diikuti EPCC sebesar 20 persen, dan Properti sebesar 12 persen.
Hingga November 2024, WIKA tengah mengerjakan 73 proyek konstruksi yang tersebar di seluruh Indonesia, di mana 39 proyek merupakan Proyek Strategis Nasional dan 8 proyek Ibu Kota Nusantara (IKN).
Dalam keterangan Perseroan di Jakarta dikutip Kamis, 9 Januari 2025, Direktur Utama WIKA Agung Budi Wakoto, cukup yakin daya saing Perseroan semakin meningkat dalam memperoleh kontrak pekerjaan.
Hal ini, kata dia, tidak lepas dari langkah transformasi WIKA yang telah dilakukan, seperti fokus pada keunggulan eksekusi proyek, diversifikasi portofolio pekerjaan yang kuat dan beragam, serta implementasi Environment, Social, and Governance (ESG).
Sejumlah proyek baru yang didapat pada periode ini di antaranya ialah proyek EPC Coal Handling Train Loading System (TLS) 6 & 7 di Sumatera Selatan senilai Rp1,80 triliun dan Proyek Jalan Tol IKN Seksi 1B Segmen Bandara Sepinggan - Tol Balsam di Balikpapan yang bernilai Rp675 Miliar.
Proyek-proyek baru yang didapat tersebut mempunyai skema pembayaran monthly progress dengan uang muka sehingga mampu beroperasi secara mandiri, sejalan dengan langkah transformasi WIKA yaitu cash focussed.
Optimistis Tatap Awal Tahun 2025
Sejumlah strategi telah dicanangkan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) guna menyongsong kinerja positif pada kuartal I tahun 2025.
Direktur Keuangan WIKA Adityo Kusumo, mengatakan Perseroan akan fokus kepada bisnis inti kontruksi di kuartal I 2025. Dia menegaskan, pihaknya optimistis bisa mencatatkan kinerja ciamik pada bisnis ini.
“Kami tetap optimis dengan semua effort yang sudah kami lakukan, baik dari sisi efisiensi, pembangunan tata kelola yang lebih baik, lean construction yang dilakukan, kami akan bisa tetap generate margin yang cukup dari sisi bisnis inti konstruksi,” ujar dia dalam acara public expose di Jakarta, Jumat, 28 November 2024.
Adityo menyatakan, bisnis inti kontruksi WIKA pada tahun ini bisa membukukan positif cashflow. Berkaca dari kondisi ini, dia pun optimistis bisa mencatat hal serupa pada awal tahun 2025.
Dia melanjutkan, dengan profitabilitas yang baik, pada tahun depan WIKA akan fokus menggarap proyek-proyek berkualitas yang bisa memberi efek positif terhadap kinerja Perseroan.
“Kalau dari sisi bisnis inti konstruksi, kami optimis di tahun depan tetap bisa mencatat cashflow yang cukup,” pungkasnya.
WIKA sendiri kini tengah berada di fase stabilizing di sisa tahun 2024. Fase ini merupakan bagian dari transformasi perusahaan guna memperbaiki kondisi keuangan perseroan.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Sekretaris Perusahaan WIKA Mahendra Vijaya, dalam kesempatan yang sama. Ia mengatakan, salah satu fokus yang tengah dijalankan perseroan dalam fase stabilizing ini adalah penguatan likuiditas.
“Penguatan likuiditas untuk perbaikan keuangan dan kemudian mempercepat kolektibilitas dan fundamental cash,” kata Mahendra dalam agenda public expose (pubex) WIKA pada Kamis, 28 November 2024.
Fokus yang kedua, WIKA sedang mencoba mereduksi kebutuhan-kebutuhan investasi baru. Mahendra menyebut, sejak 2023 dan 2024, WIKA belum melakukan investasi baru kecuali melanjutkan beberapa program investasi yang memang sedang berjalan.
Dan terakhir, WIKA akan meningkatkan operation excellence untuk memastikan efisiensi proyek yang lebih baik.
Dari ketiga fokus ini, Mahendra berharap hasil dari proses stabilizing dapat membawa WIKA masuk ke dalam fase early growth.
Ketika WIKA masuk dalam fase early growth ini, maka artinya mereka telah berhasil mengatasi krisis likuidasi dan solvensi. Selanjutnya, WIKA mempersiapkan diri untuk bisa take off atau lepas landas lebih tinggi lagi di fase advanced development.
Adapun dari sisi transformasi, WIKA memiliki tiga pilar utama, yaitu fokus terhadap cash, keunggulan eksekusi proyek, dan penyeimbangan portofolio.
Dalam melaksanakan tiga pilar transformasi tersebut, Mahendra menjelaskan, semua berdasarkan pada implementasi lean organization serta perkuatan manajemen risiko.
“Kemudian juga perkuatan dari sisi IT dan digitalisasi. Dan yang paling penting, tidak akan bisa berjalan tanpa adanya perkuatan budaya perseroan yaitu akhlak,” tegas Mahendra.(*)
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.