KABARBURSA.COM - Saham WIR Asia Tbk (WIRG) saat ini tengah berada dalam fase koreksi, namun terlihat menemukan penahan di level 103 yang menjadi titik support penting. Apabila mampu bertahan di area ini, peluang untuk melanjutkan reli menuju Potential Reversal Zone (PRZ) dari pola bat pattern di 154 semakin terbuka.
Situasi ini mencerminkan fase konsolidasi sehat setelah periode penguatan sebelumnya, di mana pasar tengah mencari pijakan untuk membentuk tren kenaikan baru.
Secara teknikal, IIE melihat WIRG masih memberikan sinyal positif. Area beli yang menarik berada di kisaran 108 hingga 113, dengan target awal di 116 dan potensi lanjutan di 121. Level stop loss disarankan di bawah 106 untuk meminimalkan risiko jika terjadi tekanan lanjutan.
Indikator MACD saat ini berada di zona positif, menandakan momentum bullish mulai terbentuk. RSI berada di level 61,7, menunjukkan kekuatan tren masih terjaga meskipun belum berada di zona jenuh beli.
Sementara itu, indikator Stochastic bergerak sideways, mengindikasikan adanya fase konsolidasi jangka pendek sebelum penguatan berikutnya. Parameter support and resistance pun berada di zona positif, mempertegas bahwa tren naik masih mendominasi dalam jangka pendek.
Juli Momentum Positif Bagi WIRG
Dari sisi pola musiman, pergerakan WIRG memiliki kecenderungan yang cukup jelas. Data historis menunjukkan bahwa Januari menjadi bulan dengan rata-rata penguatan tertinggi sebesar 19,04 persen, diikuti Februari dengan 8,59 persen dan Juli sebesar 14,64 persen.
Sebaliknya, beberapa bulan seperti Maret (-15,37 persen), Mei (-15,97 persen), November (-19,76 persen), dan Desember (-12,67 persen) kerap menunjukkan pelemahan.
Probabilitas bulan hijau juga mendukung pola ini, dengan Januari dan Februari sama-sama memiliki peluang positif 67 persen, serta Juli bahkan mencapai 75 persen. Sementara Maret dan Desember hampir selalu diwarnai pelemahan.
Secara tahunan, volatilitas WIRG sangat terasa. Pada 2025 hingga Juli, saham ini menguat 30,95 persen, didorong lonjakan besar di Januari (+34,52 persen) dan Juli (+37,5 persen). Namun, volatilitasnya terlihat tajam di Maret (-29,17 persen) dan Mei (-9,09 persen).
Tahun 2024 ditutup dengan penurunan 22,22 persen, meskipun sempat ada lonjakan di November (+34,44 persen) yang kemudian cepat teredam oleh koreksi besar. Tahun 2023 juga minus 12,20 persen, meski sempat menguat di awal tahun (+37,4 persen pada Januari) dan pertengahan tahun (+24,3 persen pada Juli).
Sementara 2022 menjadi periode paling berat dengan penurunan 45,58 persen sejak pencatatan di Mei, disertai koreksi beruntun.
Bagi investor, pola musiman ini bisa menjadi pertimbangan strategi. Awal tahun, terutama Januari hingga Februari, serta Juli, cenderung menjadi periode dengan momentum positif. Sebaliknya, kuartal IV, khususnya November dan Desember, lebih rawan distribusi.
Trader momentum dapat memanfaatkan periode “bulan hijau”, sedangkan investor yang berani mengambil risiko bisa mempertimbangkan aksi beli di periode pelemahan, tentunya dengan disiplin pada ukuran posisi dan batas stop loss.
Meski demikian, perlu diingat bahwa data musiman ini hanya bersifat referensi dari periode yang terbatas. Pergerakan saham dapat berubah dipicu oleh faktor fundamental, aksi korporasi, hingga rotasi sektor.
Oleh sebab itu, analisis musiman sebaiknya dipadukan dengan kajian teknikal dan fundamental terkini, serta manajemen risiko yang matang. Dalam pasar yang bergerak cepat, disiplin strategi seringkali menjadi kunci bertahan dan meraih hasil positif.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.