KABARBURSA.COM – Bosch mulai memperluas strategi local-for-local di Indonesia melalui pembangunan fasilitas manufaktur baru di Deltamas Industrial Estate, Cikarang, Bekasi.
Langkah ini menjadi bagian dari upaya perusahaan memproduksi komponen otomotif dan teknologi bangunan langsung di dalam negeri. Hal ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor.
Fasilitas baru dengan luas 82.000 m² itu disiapkan untuk memperluas kegiatan produksi Bosch secara signifikan.
Lokasi ini akan menggantikan pabrik Bosch yang sudah ada di Cikarang dan mencakup produksi komponen otomotif seperti electronic control units (ECUs) dan engine cooling fans (ECF), serta perangkat teknologi bangunan.
Tahap pertama pembangunan ditargetkan selesai pada kuartal pertama 2027, dengan investasi awal sekitar 25 juta euro.
President of Bosch for Region Asia Pacific South (Southeast Asia and Oceania), Vijay Ratnaparkhe menyampaikan, Indonesia memiliki posisi penting dalam strategi Bosch.
“Pasar mobilitas yang kuat dan basis konsumen yang besar menjadi daya tarik utama bagi kami, ditambah lagi dengan tenaga kerja yang dinamis, melek teknologi, serta ekonomi yang tangguh,” ujar Vijay dalam keterangan tertulisnya, dikutip KabarBursa.com, Kamis, 20 November 2025.
Ia menambahkan bahwa fasilitas manufaktur baru ini mendukung pendekatan produksi local-for-local yang memungkinkan Bosch merespons perubahan permintaan pelanggan dengan lebih cepat.
Dengan kapasitas yang lebih besar dari pabrik sebelumnya, fasilitas ini juga akan berperan sebagai pusat lokalisasi dan mendukung penguatan ekosistem industri nasional.
Bosch menyatakan bahwa seluruh operasional pabrik nantinya akan dikelola oleh talenta lokal, termasuk pembangunan kompetensi teknis dalam teknologi manufaktur.
Sementara itu, Managing Director Bosch Indonesia, Pirmin Riegger mengatakan bahwa pabrik baru tersebut membawa perubahan dalam cara perusahaan beroperasi di Indonesia.
“Fasilitas ini tidak hanya merepresentasikan perluasan kapasitas, tetapi juga transformasi dalam cara kami beroperasi di Indonesia. Unit bisnis kami akan dapat dengan mudah dan cepat membangun serta memperluas lini produksinya sesuai dengan permintaan pelanggan,” ujarnya.
“Setelah sepenuhnya berkembang, Bosch akan berinvestasi dalam membangun kompetensi teknis bagi talenta lokal di bidang teknologi manufaktur, sebagai bagian dari dukungan kami untuk memperkuat kapabilitas nasional,” imbuhnya.
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE), Setia Diarta, yang mewakili Menteri Perindustrian, mengapresiasi atas investasi tersebut.
“Pembangunan pabrik ini menunjukkan kepercayaan investor asing terhadap potensi Indonesia sebagai pusat manufaktur. Kami berharap Bosch terus menjadi mitra strategis dalam meningkatkan penguatan industri nasional dan mendukung transformasi ekonomi yang lebih berkelanjutan dan berdaya saing tinggi, sehingga meningkatkan tingkat kandungan lokal dalam negeri pada program LCEV dengan fokus pada komponen berteknologi pada kendaraan bermotor,” ujarnya.
Selain memperluas produksi komponen otomotif, fasilitas ini juga disiapkan untuk menghasilkan produk teknologi bangunan. Bosch menyatakan bahwa pabrik tersebut akan menyediakan opsi penyewaan bagi mitra eksternal setelah rampung, sehingga penggunaannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan lokal.
Upaya Bosch ini sejalan dengan tren positif sektor manufaktur Indonesia. Pada Triwulan III 2025, industri pengolahan nonmigas mencatat pertumbuhan 5,54 persen secara tahunan, dengan kontribusi 17,39 persen terhadap PDB dan penyerapan tenaga kerja lebih dari 20 juta orang.
Melalui fasilitas baru yang berorientasi produksi domestik, Bosch menegaskan komitmennya memperkuat rantai pasok lokal dan mendukung kebutuhan pasar Indonesia secara langsung.(*)