KABARBURSA.COM – Meski terbilang baru di pasar otomotif Tanah Air, BYD telah mengklaim diri sebagai pemain kunci dalam percepatan kendaraan listrik di Indonesia.
Merek otomotif asal China yang mulai menjual mobil setrum di Indonesia pada awal 2024 ini bahkan tidak lebih lama jika dibandingkan dengan Wuling yang telah menjual mobil setrum melalui Air ev pada 2022.
Tapi, jika dilihat dari segi pembukuan penjualan mobil listrik periode Januari-November 2025, BYD telah menjual lebih dari 47.300 unit atau setara dengan 57 persen pangsa pasar electric vehicle (EV) nasional.
Bahkan, kurang dari setahun, capaian BYD pada periode ini telah melampaui capaian penjualan kendaraan listrik tahun 2024 yang mencapai 43.000 unit.
Melalui keterangan resmi, pabrikan otomotif asal Tiongkok tersebut memaparkan bahwa dalam kurun dua tahun terakhir penetrasi EV melonjak tajam, dari kisaran 2 hingga 3 persen pada 2023 menjadi 5 persen di 2024.
Pasar EV diproyeksikan menembus sekitar 12 persen menjelang akhir 2025. Artinya, ukuran pasar EV nasional kini telah berkembang lebih dari empat kali lipat dibandingkan dua tahun lalu. Lonjakan pasar EV disebut menandai terjadinya perubahan arah preferensi konsumen terhadap kendaraan listrik berbasis baterai.
Memasuki kuartal terakhir tahun ini, BYD menilai bahwa tingkat adopsi EV pada Oktober dan November masing-masing telah melampaui 15 persen dari total penjualan kendaraan nasional.
Tren mobil listrik tersebut menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan pertumbuhan EV tercepat di kawasan Asia Tenggara. Pada saat bersamaan, BYD berupaya menjaga ritme distribusi kendaraan yang diklaim berlangsung stabil di kisaran 10.000 unit per bulan.
Presiden Direktur PT BYD Motor Indonesia, Eagle Zhao menyatakan, pertumbuhan pasar EV sepanjang 2025 menjadi sinyal kuat bahwa kendaraan listrik mulai memasuki fase adopsi yang lebih matang. Meski begitu, ia bilang jika industri otomotif secara umum masih menghadapi perlambatan.
“Pertumbuhan pasar kendaraan listrik di Indonesia sepanjang 2025 menunjukkan perkembangan yang sangat kuat, walaupun di tengah tantangan industri otomotif yang secara umum mengalami perlambatan. Momentum ini menjadi bukti bahwa EV mulai bergerak ke arah yang lebih progresif dan membawa dampak yang lebih luas bagi ekosistem otomotif nasional," ujarnya lewat keterangan resmi, dikutip KabarBursa.com, Selasa, 16 Desember 2025.
Lebih lanjut, BYD memaparkan kontribusinya terhadap pasar EV dari sisi volume. Pada segmen Low Hatchback, BYD Atto 1 mencatat penjualan lebih dari 17.700 unit hanya dalam dua bulan.
BYD Atto 1 yang kini dengan mudah terlihat wara-wiri di jalanan Jabodetabek ini menjadi salah satu mobil listrik terlaris. Sedangkan untuk segmen Multi Purpose Vehicle (MPV) EV, BYD M6 juga memiliki performa penjualan yang baik. Pada Januari hingga November 2025, BYD M6 sudah terdistribusi sebanyak 9.900 unit.
BYD M6 membuntuti Atto 1 sebagai mobil listrik terlaris kedua di Indonesia. Capaiannya lalu disusul BYD Sealion 7 yang menduduki segmen Sport Utility Vehicle (SUV) EV.
BYD Sealion 7 mampu membukukan penjualan lebih dari 7.900 unit sejak Februari 2025. Sementara itu, Denza selaku sub merek dari BYD Group yang menyasar konsumen lebih premium juga turut berkontribusi dalam percepatan kendaraan listrik dalam negeri.
Bermodalkan MPV listrik Denza D9 guna menyaingi Toyota Alphard, D9 mencatat penjualan lebih dari 7.000 unit. Denza D9 bisa dibilang cukup fenomenal, mengingat kapasitasnya sebagai MPV Premium namun cukup laris diboyong konsumen kelas atas.
BYD menyatakan Denza D9 menjadi yang terlaris di kelasnya berkat beberapa aspek yakni kabin mewah, ruang interior luas, teknologi intelligent cockpit, serta tingkat keheningan kabin.
Selain itu harganya yang di bawah Rp1 miliar ikut menjadi nilai jual, bahkan dibandingkan MPV premium bermesin konvensional di segmen serupa. Secara keseluruhan, sinergi yang dilakukan BYD dan Denza berbuah nyata.
Peran keduanya diklaim perusahaan tidak sekadar memperluas pasar EV, tetapi juga menjadi katalis dalam mempercepat pertumbuhan ekosistem kendaraan listrik nasional.
Lalu, siapakah yang dapat menggeser BYD dari posisi market leader EV Tanah Air? Kita lihat saja perkembangan industri mobil listrik Indonesia ke depannya. (*)