KABARBURSA.COM - Merek otomotif roda empat China saling bersaing ketat hingga mengakibatkan perang harga dan saling adu inovasi serta teknologi.
Namun di tengah kondisi tersebut, BYD muncul sebagai merek mobil China yang mendulang keuntungan tertinggi sepanjang kuartal pertama (Januari hingga Maret) tahun ini.
Car News China melaporkan, BYD berhasil meraup laba bersih mencapai CNY9,155 miliar atau setara USD1,28 miliar.
Lebih mencengangkan lagi, margin laba kotor BYD mampu menyentuh 20,7 persen, jauh mengungguli Tesla yang hanya mencatatkan 16,3 persen pada periode yang sama.
Kendati demikian, BYD tetap agresif dalam melakukan investasi teknologi. Pengeluaran riset dan pengembangan (R&D) mereka mencapai CNY14,223 miliar atau sekitar USD1,98 miliar, melampaui perolehan labanya sendiri. Hal Ini menunjukkan komitmen jangka panjang BYD dalam mempertahankan daya saing di pasar kendaraan energi baru (NEV).
Membuntuti BYD, Geely bertengger di posisi kedua dengan laba bersih sebesar CNY5,672 miliar (sekitar USD791 juta) dan margin laba kotor 15,78 persen, nyaris sejajar dengan Tesla.
Geely juga cukup agresif dalam R&D dengan mencatatkan pengeluaran sebesar CNY3,328 miliar pada kuartal satu.
Sementara itu, SAIC Group duduk di peringkat ketiga dengan capaian laba bersih CNY3,023 miliar (setara USD422 juta), meskipun margin laba kotor mereka jauh lebih rendah yakni sebesar 8,13 persen.
Pengeluaran R&D SAIC justru melebihi labanya, yaitu sebesar CNY3,881 miliar, menunjukkan strategi mereka yang lebih menekankan inovasi jangka panjang.
Menariknya, meskipun berada di posisi ketujuh berdasarkan laba bersih, Seres mencetak margin laba kotor tertinggi di antara seluruh kompetitor, sebesar 27,62 persen.
Kesuksesan model Aito M9 menjadi pemicu utama, sekaligus membuka jalan bagi merek mobil China untuk menembus pasar kendaraan premium.
Sebaliknya, BAIC yang bertanggung jawab atas merek seperti Stelato dan Arcfox, hanya mencatat pengeluaran R&D sebesar CNY0,082 miliar, jauh lebih rendah dibanding pesaing lain. Padahal, dengan laba bersih sebesar CNY0,929 miliar, potensi untuk mendorong inovasi masih terbuka lebar.
Minimnya alokasi anggaran R&D ini memunculkan kekhawatiran soal kesiapan BAIC menghadapi persaingan di era kendaraan listrik Tiongkok maupun global.
Merek-merek kendaraan energi baru (NEV) China seperti Li Auto, Leapmotor, dan Xpeng juga menunjukkan tren positif. Meski masih mencatat kerugian. Leapmotor tercatat mengalami kerugian CNY0,13 miliar dan Xpeng CNY0,66 miliar.
Keduanya dinilai hanya selangkah lagi menuju titik impas. Investasi R&D mereka pun terbilang serius. Leapmotor mencatatkan pengeluaran CNY0,8 miliar, sementara Xpeng mencapai CNY1,98 miliar.
Investasi litbang atau R&D bisa dibilang menjadi indikator utama bagi masa depan industri otomotif, khususnya di ranah kendaraan listrik.
Menurut data yang dihimpun Autohome sepanjang kuartal satu 2025, terlihat bahwa hanya Geely dan BAIC yang pengeluaran litbangnya lebih kecil daripada laba bersih mereka.
Namun, pendekatan Geely tetap agresif dan konsisten, sementara langkah BAIC terlihat stagnan. Jika tidak segera mengubah strategi, BAIC berisiko tertinggal dari arus transformasi besar yang sedang melanda sektor otomotif global.
Penjualan BYD Seagull Tembus Satu Juta Unit
Mobil listrik BYD Seagull meraih penjualan positif dengan angka penjualan yang menembus satu juta unit pada Minggu pertama Juni 2025. Pencapaian BYD Seagull tersebut merupakan total penjualan kumulatif dari pasar domestik maupun global sejak awal diluncurkan.
Berdasarkan data dari China EV Data Tracker, BYD Seagull secara perdana dirilis April 2023 dan mulai didistribusikan ke konsumen pada Mei 2023. Mobil ini menjadi produk terlaris BYD dengan meraih penjualan tersebut dalam waktu 25 bulan atau dua tahun lebih.
Adapun jumlah penjualan satu juta unit BYD Seagull, sebagian besar dihasilkan dari penjualan di pasar China dengan kontribusi hampir 13 persen.

Pada Mei tahun ini, merek otomotif asal China tersebut mampu menjual 992.637 unit kendaraan di pasar Tiongkok. Dari angka tersebut, BYD Seagull membukukan penjualan sebanyak 60.131 unit berdasarkan data yang dilaporkan BYD ke Bursa Efek Shenzhen.
Lebih lanjut, BYD di China melaporkan bahwa jumlah penjualan BYD Seagull masih mendekati satu juta unit pada 6 Juni lalu saat peluncuran mobil listrik terbarunya, Seal 06 EV. BYD Seagull dibanderol mulai 73.800 yuan atau senilai Rp168 jutaan usai diluncurkan di pasar China pada dua tahun lalu.
Harga rival Wuling Binguo ini malah semakin murah dengan banderol mulai 63.800 yuan ataru sekitar Rp145 jutaan. Hal ini menunjukkan betapa sengitnya harga EV (Electric Vehicle) di pasar Tiongkok. Terlebih saat ini telah terjadi perang harga mobil listrik antar para produsen di China.
Sekadar informasi, BYD Seagull per 21 Mei lalu resmi diluncurkan di pasar Eropa dengan nama Dolphin Surf. Unitnya hadir dengan motor dengan daya lebih besar serta dimensi yang lebih panjang 210 mm dibanding versi pasar China. Harga BYD Dolphin Surf di Benua Biru ditawarkan mulai 19.990 Euro atau sebesar Rp375,6 jutaan.
BYD Seagull Bakal Hadir di GIIAS 2025
BYD Seagull juga berpotensi kuat meluncur di Indonesia, bahkan dalam waktu dekat ini. Beberapa dealer BYD juga telah membuka keran pemesanan unitnya di media sosial.
Dalam unggahan salah satu akun dealer BYD di Instagram, mobil listrik berukuran compact tersebut dapat dipesan calon konsumen dengan uang booking fee Rp20 juta.
“Cuma dengan Rp20 juta, kamu sudah bisa booking BYD Seagull dan dapat prioritas antrean,” tulis keterangan unggahan di akun Instagram akun dealer BYD wilayah sekitaran Jakarta tersebut.
KabarBursa.com juga mendapat temuan pemesanan BYD Seagull dengan syarat booking fee yang lebih murah lagi. “Untuk pemesanan BYD Seagull sudah bisa. Rp10 juta untuk booking fee,” ujar salah satu tenaga penjual dealer BYD wilayah Jawa Barat saat dihubungi KabarBursa.com beberapa waktu lalu.
Ia menjanjikan, konsumen yang melakukan pemesanan mobil listrik calon pesaing Wuling Binguo EV ini, bakal mendapat prioritas pengiriman unitnya.
“Kalau mau pesan sekarang lebih baik, karena masih dapet pengiriman kloter prioritas pertama. Jika pesan unit nanti saat lauching dikhawatirkan antriannya sudah banyak,” jelas Sales yang identitasnya tidak mau disebut ini.
Ia juga membocorkan, calon mobil listrik termurah BYD ini bakal dirilis pada kuartal tiga tahun ini. Adapun peluncuran BYD Seagull bakal terjadi di ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025.
“Kemungkinan launching unitnya di GIIAS, bulan Juli nanti,” ungkapnya.
Ia mengatakan, BYD Seagull bakal dikirim ke konsumen dalam beberapa bulan setelah perilisan resminya di pameran otomotif tersebut. “Pengiriman paling cepat Agustus, dan paling lama September 2025,” katanya.
Adapun harga BYD Seagull untuk pasar Indonesia ini akan bersaing dengan para rivalnya di segmen Small Hatchback Electric Vehicle (EV).
“Harga BYD Seagull itu sekitar Rp250 jutaan dan sudah on the road,” ucapnya. (*)
 
      