Logo
>

Cara Kemenhub Atasi Kemacetan saat Mudik-Libur Lebaran 2025

Terdapat sekitar 15 pasar tumpah di jalurarteri Jawa Timur yang akan berlangsung selama periode mudik pada 26 hingga 29 Maret 2025.

Ditulis oleh Harun Rasyid
Cara Kemenhub Atasi Kemacetan saat Mudik-Libur Lebaran 2025
Ilustrasi langkah Kemenhub sukseskan pelaksanaan mudik Lebaran 2025 di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Foto: dok. Kemenhub

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi menyoroti potensi titik kemacetan dalam arus mudik serta libur Lebaran 2025, termasuk di wilayah Jawa Timur.

    Berdasarkan data historis Kementerian Perhubungan (Kemenhub), terdapat sekitar 15 pasar tumpah di jalurarteri Jawa Timur yang akan berlangsung selama periode mudik pada 26 hingga 29 Maret 2025.

    Adapun potensi titik pasar tumpah di Jawa Timur di antaranya yakni Pasar Bagor di Nganjuk, Pasar Babat di Lamongan, Pasar Duduk Sampean, Pasar Wonokromo, Jalan Pasar Kembang, serta Jalan Genteng Besar di Gresik, Pasar Tanah Merah, Pasar Blega, serta Pasar Galis di Bangkalan, Pasar Ikan Camplong di Sampang, Pasar Krian di Sidoarjo, Pasar Lawang dan Pasar Singosari di Malang, hingga Pasar Ranuyoso dan Pasar Klakah di Lumajang.

    Oleh sebab itu, Menhub Dudy menyampaikan sejumlah langlah yang dapat dilakukan untuk menghindari terjadinya kemacetan pada mudik Lebaran 2025 akibat adanya pasar tumpah.

    "Dapat dilakukan koordinasi juga antisipasi lokasi dan waktu operasi pasar tumpah khususnya pada hari pasaran, serta pengendalian dan pengaturan hambatan samping seperti kios dan alat tradisional," ujarnya dalam keterangan resmi yang dikutip, Senin 10 Maret 2025.

    Lebih lanjut, Dudy juga meminta Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Jatim) melakukan upaya antisipasi dalam mengurai kepadatan di lokasi wisata seperti Jatim Park, Selecta, Museum Angkut, Wana Wisata Padusan, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, sejumlah pusat perbelanjaan, Pantai Kenjeran, Kebun Binatang Surabaya, serta Pantai Marina.

    Selain itu ia menekankan pentingnya memperhatikan keselamatan masyarakat saat libur Lebaran 2025, terutama pada perlintasan rel kereta api sebidang.

    Sebab menurut catatan Kemenhub, terdapat 941 perlintasan sebidang di wilayah Jatim. Sementara berdasarkan data kecelakaan perlintasan sebidang 2024 hingga 2025, terdapat kecelakaan yang berdampak pada sepeda motor sebesar 38 persen, mobil 37 persen, serta angkutan barang dengan 25 persen.

    Maka dari itu Menhub meminta diadakan langkah sosialisasi untuk meningkatkan keselamatan masyarakat dalam potensi rawannya jalur kereta api tersebut.

    "Dibutuhkan perhatian khusus dan solusi bersama untuk menjamin keselamatan perjalanan kereta api dan pengguna jalan. Perlu dilakukan sosialisasi keselamatan dari pemerintah daerah setempat agar menjadi perhatian masyarakat sekitar perlintasan sebidang," jelas Dudy.

    Kolaborasi Kemenhub dengan Pemprov Jatim

    Dalam pertemuan Menhub bersama Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jumat 7 Maret lalu, dibahas langkah kerja sama dan kolaborasi lainnya yang meliputi antisipasi perubahan pola operasional Pelabuhan Penyeberangan Ketapang-Gilimanuk, posko angkutan Lebaran dan mudik gratis, peningkatan akses dan layanan angkutan feeder, pengaturan dan rekayasa lalu lintas, serta penyediaan informasi mudik dan sosialisasi keselamatan.

    Menurut Khofifah, pihaknya siap mendukung angkutan Lebaran 2025 dengan berbagai usulan yang disampaikan Menhub Dudy

    "Kami bersyukur dengan silaturahmi bersama tim Kemenhub yang menyampaikan program besar penyiapan angkutan Lebaran di 2025 ini. Tidak hanya proses WFA yang mungkin akan maju, tapi beliau sangat detail menyampaikan terkait perlintasan sebidang untuk kereta api, kemudian pasar tumpah, area wisata terutama yang berbasis air," imbuhnya.

    Upaya Mengatasi Kepadatan Wilayah Jawa Tengah dalam Mudik Lebaran 2025

    Provinsi Jawa Tengah diproyeksikan akan menjadi wilayah dengan pergerakan mudik terbesar dalam periode libur Lebaran tahun ini

    Berdasarkan hasil survei Badan Kebijakan Transportasi (BKT) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) bersama Badan Litbang Kompas, potensi pergerakan mudik di Jawa Tengah selama libur Lebaran 2025, diprediksi mencapai 52 persen dari total jumlah penduduk Indonesia atau setara dengan 146,48 juta jiwa. 

    Padatnya wilayah Jawa Tengah (Jateng) saat libur Lebaran dikarenakan wilayah ini diprediksi menempati posisi pertama sebagai daerah tujuan perjalanan dengan persentase sebesar 25 persen.

    Oleh sebab itu Menhub Dudy Purwagandhi melakukan koordinasi dengan Gubernur Jateng Ahmad Lutfhi mengenai kesiapan angkutan Lebaran 2025.

    Koordinasi tersebut demi lancarnya pelaksanaan mudik Lebaran 2025 termasuk dari sisi angkutan yang digunakan pemudik. 

    "Kemenhub dan Pemprov Jateng terus berkolaborasi dan bekerja sama dalam berbagai hal untuk memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat, utamanya dalam rangka persiapan angkutan Lebaran 2025 agar masyarakat dapat melaksanakan mudik dengan aman, nyaman, selamat, dan terkendali," kata Menhub Dudy dalam keterangan pers yang dikutip, Jumat 7 Maret 2025.

    Lebih lanjut, Menhub juga menyoroti beberapa hal yang menjadi perhatian dalam kelancaran arus mudik di wilayah Jateng. Mulai dari adanya pasar tumpah, kepadatan lokasi wisata, serta perlintasan sebidang. 

    Terkait solusi pasar tumpah, tengah dilakukan pendalaman mengenai persebaran dan lokasi yang berpotensi kuat menjadi titik penyebab kemacetan. Ia juga mengusulkan agar waktu operasional pasar bisa lebih diatur.

    "Berdasarkan data historis yang kami miliki, setidaknya terdapat kurang lebih 12 pasar tumpah di jalur mudik arteri Jateng pada 26 hingga 29 Maret 2025. Untuk itu kami usulkan koordinasi terkait hari dan waktu operasi pasar serta pengendalian dan pengaturan kendaraan tradisional," ujarnya.

    Sementara soal kepadatan di lokasi wisata di wilayah Jateng, Kemenhub mencatat ada beberapa titik yang berpotensi akan dipadati wisatawan saat libur Lebaran 2025, yaitu Candi Borobudur, Prambanan, Dieng, Pantai Karang Indah, serta Pantai Karang Jahe.

    Untuk mengatasi kepadatan yang dapat menimbulkan kemacetan, Kemenhub perlu bersinergi dengan berbagai pihak untuk pengaturan lalu lintas untuk arus wisatawan, peningkatan bentuk penyampaian informasi, penyediaan area parkir, penambahan fasilitas peristirahatan, penempatan posko kesehatan dan keamanan, serta penyediaan informasi nomor telepon darurat.

    Dudy melanjutkan, perlintasan rel sebidang yang menjadi perhatian pihaknya perlu lebih diawasi demi menjamin keselamatan pengguna jalan dan kelancaran perjalanan armada kereta api. Apalagi Kemenhub mencatat bahwa saat ini terdapat 839 perlintasan sebidang di Jateng.

    Selain itu, masih ada sektor lain yang juga menjadi perhatian pemerintah yaitu posko angkutan Lebaran dan mudik gratis, peningkatan akses dan layanan angkutan feeder, pengaturan dan rekayasa lalu lintas, hingga penyediaan informasi mudik dan sosialisasi keselamatan.

    Sementara menurut Gubernur Jateng, Ahmad Lutfhi, pihaknya mengaku siap untuk bersinergi dalam menerima pelaku perjalanan pada arus mudik dan balik dalam libur Lebaran tahun ini. 

    "Pemprov Jateng siap untuk menerima arus mudik. Bisa lewat jalan tol nasional Trans Jawa, bisa Pantura, bisa jalur tengah, bisa jalur Selatan, bisa jalur Selatan Selatan. Tinggal pilih saja," terangnya.

    Setelah melakukan koordinasi dengan Pemprov Jateng, Menhub juga meninjau kesiapan angkutan Lebaran di Terminal Tingkir, Salatiga. 

    Dalam kesempatan tersebut, Dudy memantau sarana dan prasarana di Terminal Tingkir dalam menghadapi lonjakan pemudik Lebaran, sekaligus berbincang kepada para pengguna bus untuk menerima kritik dan masukan.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Harun Rasyid

    Vestibulum sagittis feugiat mauris, in fringilla diam eleifend nec. Vivamus luctus erat elit, at facilisis purus dictum nec. Nulla non nulla eget erat iaculis pretium. Curabitur nec rutrum felis, eget auctor erat. In pulvinar tortor finibus magna consequat, id ornare arcu tincidunt. Proin interdum augue vitae nibh ornare, molestie dignissim est sagittis. Donec ullamcorper ipsum et congue luctus. Etiam malesuada eleifend ullamcorper. Sed ac nulla magna. Sed leo nisl, fermentum id augue non, accumsan rhoncus arcu. Sed scelerisque odio ut lacus sodales varius sit amet sit amet nibh. Nunc iaculis mattis fringilla. Donec in efficitur mauris, a congue felis.