KABARBURSA.COM - Curvistan Bangkok yang merupakan ruang pameran imersif yang memadukan dunia otomotif dan desain, merayakan satu tahun kehadirannya di kawasan Sukhumvit 38 dengan menghadirkan pameran edisi terbatas bertajuk Raceborn.
Pameran ini menjadi bentuk penghormatan mendalam terhadap sejarah panjang Porsche di dunia motorsport.
Didirikan pada 2024, Curvistan tumbuh menjadi ruang budaya yang dinamis bagi komunitas pecinta mobil, penggemar desain, hingga pencinta Porsche.
Gagasan awalnya datang dari Stefan Bogner yang merupakan pendiri majalah Curves yang menggandeng Chanond Ruangkritya, pengembang asal Thailand dan kolektor Porsche.
Kolaborasi keduanya melahirkan ruang yang menyatukan galeri seni, nuansa kafe, dan kisah otomotif dalam satu konsep yang unik.
Dengan dukungan langsung dari Porsche Museum di Jerman serta Porsche Asia Pacific, Curvistan menjadi salah satu destinasi penting dalam lanskap kreatif Bangkok melalui pameran bertema yang bergilir setiap periodenya.
Sorotan Raceborn: Dari Le Mans ke Nordschleife
Pameran Raceborn mengangkat sirkuit balap sebagai tempat kelahiran sejati bagi DNA performa Porsche.
Terinspirasi dari warisan panjang kemenangan di ajang balap ketahanan, Formula E, hingga program customer motorsport, pameran ini menghadirkan sejumlah mobil ikonik dari arsip balap Porsche, termasuk satu unit khusus yang didatangkan langsung dari Porsche Museum di Stuttgart.
Salah satu mobil modern yang tampil di ruang pamer adalah Porsche 911 GT3 R generasi 992, tulang punggung Porsche dalam program balap GT3 internasional. Dirancang untuk kompetisi ketahanan seperti 24 Hours of Le Mans, Nürburgring, hingga Spa, mobil ini menjadi simbol komitmen Porsche terhadap kompetisi kelas dunia.
Namun, perhatian utama dalam Raceborn tertuju pada kehadiran Porsche 956 “LH” (Langheck/Longtail) yang merupakan sebuah ikon yang tak hanya meraih kemenangan, tapi juga mengubah wajah balap era Group C.
Pertama kali dikenalkan pada 1982 sebagai respons terhadap regulasi FIA yang baru, 956 menggabungkan desain aerodinamis canggih dan sasis monokok aluminium ringan yang merupakan terobosan pertama bagi Porsche kala itu.
Mengandalkan mesin flat-six twin-turbo yang diadaptasi dari Porsche 936, 956 mampu menembus kecepatan hingga 365 km/jam di lintasan Mulsanne Straight. Mobil ini dengan cepat mendominasi Le Mans dan mempersembahkan kemenangan beruntun bersama Sir Jacky Ickx, termasuk finis 1-2-3 yang bersejarah pada tahun debutnya.
Puncak pencapaiannya terjadi pada 1983, ketika pembalap Stefan Bellof mencatatkan waktu 6 menit 11,13 detik di Nürburgring Nordschleife yang merupakan rekor yang tak tergoyahkan selama 35 tahun, hingga akhirnya dipecahkan oleh Timo Bernhard dengan Porsche 919 Evo bertenaga listrik.
Diakui karena perpaduan antara keindahan desain, teknologi tinggi, dan pencapaian kompetitifnya, Porsche 956 dianggap sebagai salah satu mobil balap paling berpengaruh sepanjang masa. Kehadirannya di Bangkok menjadi momen langka bagi publik untuk menyaksikan langsung warisan sejati dunia motorsport.
Sentuhan Modern dan Akar Historis
Sebagai pelengkap pameran, sebuah unit Porsche 911 Carrera turut dipamerkan dengan livery khusus yang terinspirasi dari Porsche 956 LH. Desain ini menjadi tribut visual terhadap dominasi Porsche di era balap Group C, menyatukan unsur masa lalu dan masa kini dalam satu tampilan mencolok.
Keseluruhan kurasi Raceborn menegaskan satu hal: bahwa lini mobil sport, SUV, dan kendaraan listrik Porsche semuanya berakar dari semangat kompetisi di lintasan. Bagi pengunjung—baik pencinta motorsport, kolektor Porsche, maupun publik yang sekadar penasaran—pameran ini menyajikan pengalaman imersif yang sama menggetarkannya dengan suara raungan mesin yang menjadi inspirasinya.(*)
 
      