KABARBURSA.COM – Pasar mobil listrik China sedang menghadapi tantangan berat. Sebagai negara pembuat mobil setrum paling agresif di dunia, China terkendala masalah produksi baterai yang jadi salah satu komponen paling penting. Masalah produksi ini berdampak terhadap harga jual mobil listrik.
Menurut laporan CarNewsChina, rantai pasokan baterai lithium-ion di Tiongkok sedang tertekan. Sejumlah produsen komponen separator utama baterai mobil listrik, mulai mengusulkan kenaikan harga hingga 30 persen.
Akibatnya biaya produksi baterai meningkat selama beberapa bulan ke depan. Sejumlah perusahaan besar telah melayangkan pemberitahuan terkait penyesuaian harga baterai kepada produsen mobil listrik.
Salah satu media Tiongkok, NBD (Daily Economic News China) melaporkan bahwa salah satu produsen separator terkemuka mengonfirmasi kenaikan 30 persen untuk produk separator proses basahnya.
Laporan serupa juga datang dari Shanghai Securities Journal. Media tersebut menyebutkan bahwa separator berbasis proses basah, baik film dasar maupun film berlapis, diperkirakan mengalami kenaikan harga drastis hingga 30 persen.
Beberapa produsen bahkan mengaku sudah mulai menyesuaikan harga untuk pelanggan tertentu, namun implementasi penuh di seluruh pasar domestik China sejauh ini masih menunggu keputusan final.
Sebagai informasi, separator memegang peran penting di dalam baterai lithium-ion yang banyak digunakan untuk mobil listrik merek China. Komponen ini bertugas mengisolasi anoda dan katoda secara fisik sambil tetap memastikan ion lithium dapat bergerak bebas.
Meski ukurannya kecil, separator menyumbang 10–15 persen dari total biaya sel baterai. Dengan kenaikan harga sebesar 30 persen diperkirakan dapat mendorong biaya produksi sel baterai naik 3 hingga 5 persen, terutama jika seluruh beban dialihkan ke produsen baterai.
Di samping itu, kenaikan harga separator ini juga tidak terlepas dari konsolidasi industri.
Salah satu pemain besar baru saja menyelesaikan akuisisi strategis untuk memperkuat produksi separator 5 mikron dan memperluas lini peralatan terkait.
Menurut informasi dari BatteryNet, segmen separator proses basah saat ini mencatat tingkat utilisasi kapasitas yang sangat tinggi, sehingga harga cenderung stabil atau bahkan naik di tengah permintaan industri EV yang terus meningkat.
Dengan kontrol pasar yang semakin ketat, fleksibilitas pasokan bagi produsen baterai skala kecil berpotensi semakin terbatas.
Material Baterai Lain Stabil, Kecuali Elektrolit
Berbeda dengan separator, sejumlah material baterai mobil listirk lainnya menunjukkan harga yang relatif stabil. Harga material katoda seperti lithium besi fosfat maupun nikel-kobalt-lithium terner tidak banyak berubah.
Lithium karbonat sedikit melandai ke level 90.000 sampai 93.000 yuan per ton. Nilai tersebut kalau dirupiahkan sekitar Rp212 jutaan hingga Rp219 jutaan.
Kini material anoda tetap beroperasi penuh meski harga kokas minyak bumi tinggi. Namun, harga elektrolit juga mulai merangkak naik, seiring kenaikan biaya bahan kimia prekursor enam fluorin.
Atas situasi tersebut, para analis di China memprediksi bahwa biaya produksi baterai EV dapat mengalami kenaikan moderat dalam waktu dekat.
Sebagian produsen dan OEM (Original Equipment Manufacturer) memang masih mampu menyerap kenaikan dalam jangka pendek.
Namun, jika harga separator terus tinggi dalam periode panjang, biaya produksi baterai, terutama untuk sel berdensitas energi tinggi dipastikan hampir ikut naik secara bertahap.
Lalu akankah harga mobil listrik di Indonesia akan terpengaruh? kita lihat perkembangan ke depannya.(*)