KABARBURSA.COM - Penetrasi kendaraan listrik berbasis baterai (Battery Electric Vehicle/BEV) di Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan signifikan. Hingga Juni 2025, pangsa BEV telah mencapai 10 persen, naik dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.
Lonjakan ini tidak hanya mencerminkan meningkatnya minat pasar terhadap kendaraan ramah lingkungan, tetapi juga menegaskan kebutuhan mendesak akan ekosistem pendukung yang solid.
Direktur Utama KALISTA Group, Albert Aulia Ilyas, menekankan pentingnya membangun fondasi menyeluruh bagi transisi menuju kendaraan listrik.
“Seiring dengan upaya mendukung akselerasi transisi menuju listrik yang tengah didorong pemerintah sebagai langkah strategis mendorong pertumbuhan berkelanjutan dalam mengurangi emisi karbon, kita tidak bisa hanya bicara tentang unit kendaraan saja. Harus bicara soal ekosistem,” ujarnya dalam keterangan tertulis, dikutip Minggu, 31 Agustus 2025.
Albert mengungkapkan, charging anxiety masih menjadi salah satu pertimbangan utama masyarakat dalam memutuskan beralih ke kendaraan listrik.
“Fenomena charging anxiety masih menjadi salah satu pertimbangan utama dalam keputusan beralih ke kendaraan listrik, di mana pengguna merasa cemas akan ketersediaan dan aksesibilitas stasiun pengisian daya,” katanya.
Untuk menjawab tantangan tersebut, KALISTA membangun pendekatan ekosistem dengan melibatkan berbagai mitra strategis. Perusahaan ini bekerja sama dengan Voltron sebagai operator titik pengisian daya, PLN dalam penyediaan dan peningkatan daya listrik di lokasi-lokasi yang membutuhkan, serta menggandeng Bank Mandiri melalui kerja sama pembiayaan hijau senilai Rp210 miliar.
Di Medan, kerja sama dengan Bank Mandiri diwujudkan dalam pengadaan unit kendaraan listrik serta pembangunan infrastruktur SPKLU di depo bus listrik.
Sebanyak 18 stasiun pengisian dengan kapasitas 180 kW yang didukung daya 4,3 KVA dari PLN telah dipasang. Dengan spesifikasi ini, 60 unit bus listrik berkapasitas baterai 303 kWh dapat mengisi penuh hanya dalam waktu 1,5 jam.
Kolaborasi lintas sektor juga terlihat pada pembangunan SPKLU di sepanjang Tol TransJawa. KALISTA bersama Voltron dan Jasa Marga Related Business (JMRB) meresmikan instalasi di sembilan titik strategis pada 8 Agustus 2024. Jaringan ini melengkapi fasilitas pengisian daya di jalur utama transportasi darat dari Cipularang hingga Surabaya.
Albert menegaskan bahwa kolaborasi menjadi kunci dalam memperluas jaringan SPKLU. “Kami menawarkan model revenue sharing bagi pemilik lahan dengan lokasi strategis, lengkap dengan dukungan operasional penuh dari kami,” ujarnya. “Prinsip kami: kolaborasi strategis demi menciptakan sinergi berkesinambungan.”
Keterlibatan multipihak ini menempatkan pembangunan SPKLU bukan sekadar aset milik KALISTA, melainkan infrastruktur bersama yang mempercepat transisi energi dan mendukung keberlanjutan industri transportasi di Indonesia.(*)