KABARBURSA.COM - Penjualan mobil nasional sepanjang Januari–Juli 2025 bergerak mengikuti pola musiman yang umum terjadi di industri otomotif. Namun, sejumlah indikator mengisyaratkan keterkaitan erat dengan kondisi makro ekonomi.
Lonjakan penjualan pada Februari–Maret mencerminkan permintaan yang sehat setelah awal tahun, ditopang promosi awal tahun dan kelancaran pasokan unit. Penurunan tajam pada April—terjadi baik di sisi wholesales maupun retail—tidak hanya dipicu faktor musiman Lebaran, tetapi juga terpengaruh tekanan inflasi bahan pokok di kuartal II dan suku bunga acuan yang belum turun signifikan.
Pemulihan pasar mulai terlihat pada Mei–Juni, menandakan permintaan terpendam (pent-up demand) segera terealisasi setelah libur panjang. Kondisi ini menguatkan bahwa basis konsumen di segmen 4x2 dan LCGC tetap solid, khususnya pembeli pertama dan keluarga muda.
Segmen niaga ringan (pick-up di bawah 5 ton) juga menunjukkan stabilitas, bahkan sempat mencatat kenaikan pada bulan-bulan tertentu, mengindikasikan aktivitas perdagangan dan logistik UMKM tetap terjaga meski ekonomi global belum sepenuhnya pulih.
Data BPS turut mengonfirmasi tren ini, dengan konsumsi rumah tangga menjadi motor utama pertumbuhan PDB dan sektor perdagangan besar-eceran mencatat kinerja positif.
Toyota mengokohkan dominasinya di pasar otomotif nasional dengan pangsa wholesales mencapai 32,8% pada Januari–Juli 2025. Keunggulan ini tidak hanya mempertahankan posisi puncak, tetapi juga memperlebar jarak dari pesaing utama, Daihatsu.
Strategi mengandalkan model populer seperti Avanza, Veloz, dan Raize, serta hadirnya varian hybrid yang mulai diminati pasar, menjadi faktor utama pendorong kinerja merek ini.
Di tengah tekanan biaya hidup dan kenaikan harga BBM non-subsidi, segmen LCGC 4x2 justru menunjukkan ketahanan. Kontribusinya yang hampir mencapai 17 persen dari total wholesales mencerminkan minat konsumen terhadap kendaraan hemat energi dengan harga terjangkau, menjadikan segmen ini relatif aman dari guncangan ekonomi.
Sementara itu, penjualan kendaraan niaga ringan, khususnya pick-up berkapasitas di bawah 5 ton, tetap stabil dengan pangsa pasar 12 persen. Kondisi ini mencerminkan kebutuhan berkelanjutan pelaku usaha mikro dan kecil terhadap armada distribusi. Stabilitas penjualan di segmen ini juga menjadi indikator positif bahwa aktivitas ekonomi riil di sektor perdagangan dan logistik terus berjalan sehat.
Menariknya, pemulihan pasar pasca-Lebaran terjadi lebih cepat dibanding tahun-tahun sebelumnya. Jika biasanya diperlukan 2–3 bulan untuk kembali normal, pada 2025 tanda-tanda pemulihan sudah terlihat sejak Mei. Hal ini menunjukkan rantai distribusi yang semakin adaptif serta daya beli konsumen yang pulih dalam waktu singkat.(*)