Logo
>

Pakar Minta Pemilik EV Ikut Pelatihan Safety Driving

Ditulis oleh Harun Rasyid
Pakar Minta Pemilik EV Ikut Pelatihan Safety Driving
Kecelakaan mobil listrik Xiaomi akibat eror di fitur mengemudi otonom. (Foto: Carscoops)

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Pakar Keselamatan Berkendara dari Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu, mendorong diadakannya edukasi berupa pelatihan singkat bagi para pemilik mobil listrik.

    Pelatihan singkat ini dirasa perlu mengingat rasa berkendara mobil listrik yang berbeda dari mobil bermesin bakar. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan keselamatan para pengguna jalan saat berkendara.

    Seperti diketahui, belum lama ini terdapat mobil listrik Hyundai Ioniq 5 yang menabrak 24 motor hingga pejalan kaki di parkiran Diskotek Helen's Sunter, Jakarta Utara. Dalam kejadian tersebut, Ioniq 5 sempat hilang kendali dan pengemudinya dengan inisial MPK (31) diduga sedang mabuk.

    “Kalau seorang pengemudi itu sudah mengikuti satu, atau memiliki background edukasi defensive driving, maka saya rasa enggak perlu training. Karena defensive driving, salah satunya adalah pemahaman tentang karakter kendaraan. Tetapi di Indonesia kan tidak semua pengemudi memiliki basis pengetahuan ini,” ujarnya saat dihubungi kabarbursa.com, Selasa 22 April 2025.

    Adapun dalam prinsip defensive driving, terdapat tiga karakter kendaraam yang harus dipahami sebelum melakukan kegiatan mengemudi, yakni karakter setir yang berbeda-beda walaupun merek mobilnya sama, karakter tenaga, dan karakter tingkat pengereman yang juga bisa berbeda pada tiap mobil.

    Jusri menjelaskan, analogi pemahaman karakter mobil ini sama seperti pembalap profesional yang sering berlatih untuk mengenali kendaraannya. 

    “Seperti pembalap F1 yang kerjanya latihan di track dan kendaraan yang sama. Di situ kita lihat perilaku mereka mencoba tenaga, rem, kendali setir. Itu tujuannya adalah mengingatkan tentang tiga karakter tadi. Nah, kalau pengemudi konvesional yang tidak memiliki latar belakang ini, dia enggak memiliki pedoman untuk beradaptasi dengan karakter ini. Karena dia berpikir mobil listrik ini mudah, ukurannya tidak ada bedanya, padahal ketika dicoba tenaganya sangat besar,” paparnya.

    Oleh sebab itu, Jusri menilai pentingnya pelatihan singkat penggunaan mobil listrik karena adanya perbedaan karakter dan sensasi berkendaranya.

    “Satu, dia tidak bersuara. Sehingga kadang-kadang kesenyapannya dia ini menghanyutkan, atau tidak bisa menjadi alat ukur bagi si pengemudi ketika kendaraan bergerak cepat atau tidak. Sebaliknya dengan kendaraan di konfesional, bunyi kendaraan bisa mengindikasikan sebagai alat ukur bahwasannya mobilnya sedang bergerak dengan cepat, yaitu bunyi mesin dan lain-lain,” sebutnya.

    “Kemudian tenaga dari mobil listrik, powernya besar, torsinya besar. Sedangkan deselerasinya berbeda dengan kendaraan-kendaraan konvesional. Ini juga yang membuat pengalaman berkendara dan sensasi berkendara berbeda. Sehingga bagi orang yang tidak terbiasa dengan perubahan tipe tenaga konfesional dan tenaga listrik ini, ya cukup akan memberikan gangguan konsentrasi seorang, atau hilangnya kendali,” lanjut Jusri.

    Belum lagi, soal fitur-fitur mobil listrik dan cara pengoperasiannya juga berbeda. “Cara menghidupkan mesinnya juga berbeda. Jadi saya rasa perlu diadakan pelatihan singkat,” ucap Jusri.

    Lebih lanjut, pelatihan singkat untuk pengemudi mobil listrik bisa diselenggarakan pihak Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) dan pihak terkait dengan mengedepankan prinsip defensive driving.

    “Jadi pengetahuan short training untuk pengemudi sangat penting. Oleh karena itu, pihak produsen, ATPM, hingva dealer ketika penjualan haruslah melakukan short training berupa edukasi di kelas untuk memberi informasi penting, terus kemudian praktek selama 15 sampai 30 menit. Ketimbang tidak ada sama sekali pelatihan, karena itu membuka ruang pengemudi bisa hilang kendali atau dengan kata lain kecelakaan,” kata Jusri.

    Sekadar informasi, defensive driving adalah gaya berkendara yang mengedepankan pencegahan kecelakaan. Caranya dengan mengantisipasi potensi bahaya dan mengambil tindakan pencegahan saat berada di jalan.

    Defensive driving bukan hanya mengikuti aturan lalu lintas, tetapi melibatkan sikap, kewaspadaan, dan kesadaran diri yang tinggi dalam berkendara.

    Kecelakaan Fatal Mobil Listrik Canggih Xiaomi SU7

    Mobil listrik Xiaomi SU7 yang meluncur di China pada Maret 2024 lalu pernah mencuri perhatian karena fitur keselamatannya.

    Namun mobil listrik perdana Xiaomi di dunia ini baru saja menghadapi sorotan setelah mengalami kecelakaan fatal pertama sejak peluncuran.

    Kecelakaan mobil listrik Xiaomi SU7 mengakibatkan tiga orang mahasiswi meninggal dunia. Hal ini memicu perdebatan mengenai aspek keselamatan kendaraan listrik dari brand teknologi asal China tersebut. Selain itu, insiden nahas ini juga memicu penurunan harga saham Xiaomi Group (01810.HK) merosot lebih dari 5 persen dalam perdagangan.

    Mengutip Carnewschina, kecelakaan terjadi pada 29 Maret 2025 sekitar pukul 22:44 waktu setempat di Jalan Raya Dezhou-Shangrao, Provinsi Anhui, China.

    Kabar di media sosial menyebutkan bahwa Xiaomi SU7 terbakar setelah mengalami tabrakan. Selain itu laporan tersebut menyatakan bahwa pintu kendaraan tidak dapat dibuka, sehingga menghalangi upaya evakuasi di lokasi kejadian.

    Xiaomi telah merilis pernyataan resmi pada 1 April 2025 mengenai kronologi kejadian berdasarkan data kendaraan yang telah diserahkan kepada penyelidik kepolisian setempat. Berikut adalah urutan kejadian menurut Xiaomi:

    Pada pukul 22:27:17 waktu setempat, mode Navigation on Autopilot (NOA) aktif, kecepatan kendaraan mencapai 116 kilometer per jam.

    Satu menit berselang atau pukul 22:28:17. Sistem mengeluarkan peringatan adanya gangguan ringan.

    Lalu pukul 22:36:4, fitur NOA memberikan peringatan yang kepada pengemudi yang berisi "Harap pegang kemudi".

    Saat pukul 22:44:2, NOA mendeteksi rintangan dan dilanjutkan dengan keluarnya peringatan: "Harap perhatikan rintangan di depan" dengan permintaan perlambatan kecepatan.

    Dalam hitungan detik atau tepatnya pukul 10:44:25, pengemudi telah mengambil alih kendali kemudi, lalu masuk ke mode manual. Sang pengemudi SU7 melakukan manuver putaran kemudi 22,06 derajat ke kiri, serta menekan pedal rem sebesar 31 persen.

    Pada pukul 10:44:26, kemudi dikoreksi ke kanan sebesar 1,06 derajat, pedal rem ditekan 38 persen. Selanjutnya antara pukul 22:44:26 sampai 10:44:28, kendaraan dilaporkan menabrak pembatas beton dengan kecepatan 97 km per jam.

    Sekitar pukul 10:44:28, fitur panggilan darurat otomatis pada Xiaomi SU7 yakni eCall dinyatakan aktif. Kemudian saat pukul 10:44:39, eCall terhubung untuk menghubungi layanan darurat.

    Hampir satu menit kemudian pada pukul 10:45:06, sistem mengkonfirmasi kepada pemilik kendaraan bahwa yang mengemudikan Su7 bukanlah pemilik kendaraan.

    Dua menit kemudian atau pukul 10:47:15, Tim medis dikerahkan ke lokasi tabrakan dan pada pukul 23.00 tim penyelamat layanan darurat tiba di lokasi kecelakaan.

    Tanggapan dan Klarifikasi Xiaomi Soal Keselamatan

    Dalam keterangan resmi, Xiaomi telah enyikapi tuduhan bahwa pintu SU7 tidak bisa dibuka, perwakilan Xiaomi menjelaskan bahwa SU7 dilengkapi pegangan pelepas darurat mekanis di setiap panel pintu. Pegangan ini tetap berfungsi meskipun terjadi kegagalan daya atau kerusakan baterai.

    Xiaomi juga membentuk tim investigasi khusus yang langsung berangkat ke Tongling, China pada 30 Maret 2025 untuk bekerja sama dengan pihak kepolisian. Xiaomi berjanji untuk membantu keluarga korban serta menjaga transparansi dalam proses investigasi. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Harun Rasyid

    Vestibulum sagittis feugiat mauris, in fringilla diam eleifend nec. Vivamus luctus erat elit, at facilisis purus dictum nec. Nulla non nulla eget erat iaculis pretium. Curabitur nec rutrum felis, eget auctor erat. In pulvinar tortor finibus magna consequat, id ornare arcu tincidunt. Proin interdum augue vitae nibh ornare, molestie dignissim est sagittis. Donec ullamcorper ipsum et congue luctus. Etiam malesuada eleifend ullamcorper. Sed ac nulla magna. Sed leo nisl, fermentum id augue non, accumsan rhoncus arcu. Sed scelerisque odio ut lacus sodales varius sit amet sit amet nibh. Nunc iaculis mattis fringilla. Donec in efficitur mauris, a congue felis.