Logo
>

Pengamat Ungkap Enam Kunci Dongkrak Penjualan Mobil Baru di RI

Ditulis oleh Harun Rasyid
Pengamat Ungkap Enam Kunci Dongkrak Penjualan Mobil Baru di RI
Penjualan mobil baru menurun hingga 27,8 persen, pengamat: pemerintah mesti perhatikan enam solusi ini. Foto: KabarBursa.com/Harun.

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Penjualan mobil baru di pasar otomotif domestik sejauh ini masih terbilang lesu. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil secara wholesales (dari pabrik ke dealer) periode Januari sampai April 2025 tercatat sebanyak 256.384 unit.

    Jumlah tersebut lebih rendah 2,9 persen dibanding penjualan mobil pada periode serupa pada tahun lalu yang mampu mencapai 264.014 unit.

    Sementara angka penjualan mobil secara ritel (dari dealer ke konsumen) juga demikian. Selama empat bulan pertama tahun 2025, terdapat 267.514 unit yang diboyong konsumen atau turun 7,7 persen ketimbang periode yang sama tahun 2024 dengan perolehan 289.917 unit.

    Lebih spesifik lagi, penjualan mobil baru (wholesales) selama April 2025 membukukan jumlah 51.205 unit, turun 27,8 persen dari raihan periode Maret 2025 yang mencapai 70.895 unit. Namun, secara tahunan, penjualan mobil baru di April 2025 masih lebih baik dibanding April 2024 yang meraup 48.764 unit atau tumbuh 5 persen.

    Berdasarkan data tersebut, performa penjualan industri otomotif roda empat nasional diproyeksikan stagnan hingga dua tahun ke depan sebagai imbas pelemahan ekonomi dan daya beli masyarakat.

    “Prospek penjualan mobil baru di Indonesia hingga dua tahun ke depan diproyeksikan mengalami pertumbuhan yang lambat dan penuh tantangan,” kata pengamat otomotif Yannes Pasaribu, ketika dihubungi KabarBursa.com, pada Senin, 19 Mei 2025.

    Menurutnya, ketidakpastian itu berangkat dari progres kuartal dua 2025 yang menjadi indikator awal dari prediksi tren ini. Akan tetapi, penjualan mobil baru pada kuartal dua bisa membaik pada dua bulan ke depan.

    BYD dominasi penjualan mobil listrik di Indonesia, Denza D9 jadi EV terlaris. Foto: KabarBursa.com/Harun.

    “Pemulihan penjualan di Mei sampai Juni juga tampaknya diperkirakan hanya bersifat temporer, seiring normalisasi aktivitas pasca-libur panjang. Tapi, tidak cukup kuat untuk mengubah tren (penjualan) tahunan,” sebut Yannes.

    Menurut Akademisi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) tersebut, pemerintah sebaiknya fokus memperbaiki kondisi ekonomi masyarakat. Jika ekonomi membaik, penjualan produk otomotif akan lebih positif pada masa mendatang.

    “Dalam jangka menengah atau hingga 2027, proyeksi pertumbuhan penjualan mobil baru tetap moderat, kecuali terjadi perbaikan signifikan dalam kondisi makro ekonomi negara kita,” imbuh Yannes.

    Enam Poin Penting untuk Mendongkrak Penjualan Kendaraan

    Ia menyatakan, setidaknya ada enam syarat dalam sisi ekonomi yang perlu dipenuhi untuk bisa mengakselerasi penjualan kendaraan.

    “Pertama pemulihan daya beli masyarakat melalui peningkatan belanja negara. Hal ini yang sedang direm pemerintah. Kedua pengendalian inflasi dan penciptaan lapangan kerja. Semoga semakin banyak investor PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) terutama Danantara dan PMA (Penanaman Modal Asing) yang masuk,” papar Yannes.

    Syarat selanjutnya yakni dengan penurunan suku bunga kredit kendaraan, stabilisasi kebijakan fiskal khususnya penyesuaian PPN (Pajak Pertambahan Nilai) yang saat ini menjadi 12 persen.

    “Kelima bisa dengan pengendalian lonjakan opsen pajak kendaraan bermotor dari berbagai Pemprov dan pihak terkait. Dan keenam melalui peningkatan kepercayaan konsumen, yang kini menurun dari indeks 120 di tahun 2023 ke 110 pada tahun 2025,” papar Yannes.

    Keenam syarat tersebut, diyakini bisa menjadi solusi untuk mendrongkrak penjualan kendaraan atau setidaknya mencapai target penjualan mobil baru tahun 2025 dari Gaikindo sebanyak 900 ribu unit. 

    “Jadi meskipun Gaikindo menargetkan 900 ribu unit penjualan pada 2025. Tantangan struktural dan ketidakpastian geopolitik dan geoekonomi global seperti perang dagang, fluktuasi harga komoditas, gangguan rantai pasok dunia, serta perlambatan ekonomi, banyak sekali mitra dagang utama Indonesia yang dapat menekan pencapaian tersebut,” terang pria ramah tersebut.

    Yannes menekankan, pertumbuhan maupun stagnansi penjualan otomotif adalah dua kondisi yang sangat tergantung dari kebijakan pemerintah, meskipun pasar kendaraan listrik di Indonesia terus menunjukkan perkembangan.

    “Jika tidak ada perubahan signifikan dalam tahun ini untuk keenam poin di atas, pertumbuhan penjualan mobil hingga 2027 berisiko stagnan di kisaran 2 sampai 4 persen per tahun, terutama didukung oleh pertumbuhan kendaraan elektrifikasi, baik itu Hybrid, Plug-In Hybrid dan BEV (Battery Electric Vehicle),” imbuhnya.

    “Sebaliknya, jika reformasi struktural dan insentif fiskal yang tepat sasaran diterapkan, pertumbuhan tahunan diharapkan bisa meningkat ke level 6 sampai 8 persen pada 2026 hingga 2027,” ujarnya.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Harun Rasyid

    Vestibulum sagittis feugiat mauris, in fringilla diam eleifend nec. Vivamus luctus erat elit, at facilisis purus dictum nec. Nulla non nulla eget erat iaculis pretium. Curabitur nec rutrum felis, eget auctor erat. In pulvinar tortor finibus magna consequat, id ornare arcu tincidunt. Proin interdum augue vitae nibh ornare, molestie dignissim est sagittis. Donec ullamcorper ipsum et congue luctus. Etiam malesuada eleifend ullamcorper. Sed ac nulla magna. Sed leo nisl, fermentum id augue non, accumsan rhoncus arcu. Sed scelerisque odio ut lacus sodales varius sit amet sit amet nibh. Nunc iaculis mattis fringilla. Donec in efficitur mauris, a congue felis.