Logo
>

Showroom Mobil Bekas Banjir Pesanan: Segmen LCGC jadi Primadona

Ditulis oleh Harun Rasyid
Showroom Mobil Bekas Banjir Pesanan: Segmen LCGC jadi Primadona

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – Pasar mobil bekas kembali bergairah usai terjadi kelesuan ekonomi yang berdampak kepada penurunan penjualan mobil baru. Permintaan mobil bekas juga terus meningkat, terutama di segmen low cost green car (LCGC).

    Marketing Showroom Jaya Baru Windi Wijaya mengatakan, peningkatan permintaan LCGC seken telah terjadi sejak beberapa tahun lalu. Mobil yang paling banyak diminati adalah Toyota Calya, Daihatsu Sigra, Honda Brio Satya, dan Daihatsu Ayla.

    “Peminatnya (mobil LCGC) cukup tinggi, tapi sekarang kami susah dapat unitnya,” kata Windi kepada reporter kabarbursa.com, Senin, 3 Februari 2025.

    Menurutnya, kendala dalam menyediakan mobil bekas adalah kriteria showroom yang menghendaki kondisi mobil bekas yang didapatkan untuk dijual kembali harus dalam kondisi terbaik. Menurutnya, showroom-nya tidak sembarangan dalam menghadirkan mobil untuk menjaga reputasi di mata pelanggan.

    “Mobil yang hendak dijual tidak bekas tabrak, banjir dan bukan bekas pemakaian driver online. Ini tantangannya sekarang-sekarang ini. Makanya di sini unit LCGC hanya tinggal sedikit,” terangnya.

    Mobil bekas di segmen LCGC dianggap sebagai mobil yang ideal untuk dibeli di tengah kondisi sulit. Pelemahan ekonomi membuat konsumen lebih selektif. Segmen LCGC menjadi primadona karena harga barunya tidak terlalu mahal apalagi kondisi bekas. Meski murah, mobil LCGC juga dianggap lebih murah dari sisi pajak dan perawatan.

    Kendati demikian, ia berharap agar penjualan mobil baru juga meningkat pada tahun 2025. Karena, menurutnya, stok mobil bekas yang tersedia tidak mungkin didapatkan dengan mudah ketika penjualan mobil baru juga sepi.

    “Harapannya sih tahun ini penjualan bisa lebih baik lagi. Tapi kalau penjualan mobil baru tahun 2025 turun seperti tahun lalu, mobil bekas yang kami cari untuk dijual, akan semakin sulit karena jumlah unitnya semakin sedikit,” ujarnya.

    Sekadar informasi, berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) pada tahun 2024, penjualan mobil baru secara wholesales (dari pabrikan ke dealer) sebesar 865.723 unit atau menurun sebesar 13,9 persen dibanding tahun 2023 yang mencapai 1.005.802 unit.

    Sementara untuk penjualan secara sales (dari dealer ke konsumen) penjualan mobil baru sebesar 889.680 unit atau turun sebesar 10,9 persen dibanding tahun 2023 yang mencapai 998.059 unit.

    Penjualan Meningkat 20 Persen

    Windi menjelaskan, penjualan mobil bekas terus meningkat sejak beberapa tahun lalu. Peningkatan penjualan dan permintaan terjadi sejak pelemahan ekonomi yang mengakibatkan daya beli masyarakat terhadap mobil baru menurun.

    “Penjualan di tempat kami lebih naik pada tahun lalu. Naiknya sekitar 20 persen. Alasannya dealer kami juga menjual unit mobil bekas ke sesama pedagang, jadi bisa dibilang sebagai distributor juga,” jelasnya.

    Jika dilihat dari sisi harga, lanjut dia, mobil bekas dengan harga di atas 100 jutaan menjadi mobil yang paling banyak dicari. Mobil dengan harga tersebut adalah segmen LCGC dan Multi Purpose Vehicle (MPV).

    “Umumnya jenis MPV dan LCGC karena lebih terjangkau bagi orang-orang. Selain itu banyak juga konsumen yang beli unit untuk dipakai jadi mobil keluarga atau sebagai mobil taksi online,” jelasnya.

    Menurutnya, saat ini dealernya memiliki banyak pilihan mobil bekas harga Rp100 jutaan. Mulai dari Toyota Avanza, Daihatsu Sigra, Suzuki Ertiga, hingga Toyota Calya dengan usia yang masih relatif muda.

    Lebih lanjut, Windi mengungkapkan bahwa ada beberapa faktor yang mengakibatkan permintaan mobil bekas meningkat, salah satunya adalah kebijakan pemerintah daerah untuk pemutihan pajak kendaraan.

    “Saat ada pemutihan, permintaan mobil bekas naik karena konsumen bisa mendapat bea balik nama gratis,” ujarnya.

    Faktor pendukung peningkatan penjualan, kata dia, adalah karena munculnya kebijakan kenaikan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) dari 11 persen menjadi 12 persen pada awal tahun 2025.

    Selain itu, kebijakan terkait dengan opsen pajak juga membuat peningkatan penjualan mobil bekas lebih tinggi ketimbang mobil baru. opsen adalah pungutan tambahan kepada pajak kendaraan bermotor (PKB) yang berlaku sejak 5 Januari 2025. Ketentuan terkait dengan opsen diatur Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2022 tentang Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (HKPD).

    Adapun PKB dan BBNKB yang dikenakan oleh pemkab/pemkot yaitu sebesar 66 persen dari PKB dan BBNKB yang diterima Pemprov.

    Namun pemberlakuan opsen pajak tersebut juga diikuti dengan penurunan tarif PKB dan BBNKB dalam UU HKPD. Sebagai contoh, tarif PKB untuk kepemilikan kendaraan bermotor pertama ditetapkan maksimal sebesar 1,2 persen dari sebelumnya yang sebesar 2 persen.

    Selain itu demi meringankan beban masyarakat, opsen pajak kendaraan saat ini mengalami penundaan dan keringanan di sebagian wilayah yang meliputi Adapun 25 provinsi itu yakni Jawa Timur, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, NTB, Bali, Kepri, Sumatra Utara (Sumut), Sumatra Selatan (Sumsel), Kalimantan Selatan (Kalsel), Kalimantan Timur (Kaltim), Sulawesi Selatan (Sulsel). (*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Harun Rasyid

    Vestibulum sagittis feugiat mauris, in fringilla diam eleifend nec. Vivamus luctus erat elit, at facilisis purus dictum nec. Nulla non nulla eget erat iaculis pretium. Curabitur nec rutrum felis, eget auctor erat. In pulvinar tortor finibus magna consequat, id ornare arcu tincidunt. Proin interdum augue vitae nibh ornare, molestie dignissim est sagittis. Donec ullamcorper ipsum et congue luctus. Etiam malesuada eleifend ullamcorper. Sed ac nulla magna. Sed leo nisl, fermentum id augue non, accumsan rhoncus arcu. Sed scelerisque odio ut lacus sodales varius sit amet sit amet nibh. Nunc iaculis mattis fringilla. Donec in efficitur mauris, a congue felis.