KABARBURSA.COM – Seiring dengan peningkatan kebutuhan baterai mobil listrik di dunia, Rimac Technology menghadirkan terobosan baru dalam teknologi pengisian baterai kendaraan listrik.
Melalui pameran otomotif di Munich, Jerman, Rimac memperkenalkan pamer teknologi pengisian baterai instan, yakni 10-80 persen dalam waktu 6,5 menit menggunakan metode pengisian cepat.
Teknologi terbaru ini jelas menggegerkan karena umumnya pengisian daya baterai melalui metode fast charging butuh waktu hingga 15-30 menit. Sementara menggunakan metode normal, butuh waktu lebih lama. Tidak heran jika Rimac langsung mendapat perhatian berkat kecepatan pengisian daya yang ditawarkan.
Melansir dari Carscoops, baterai yang disebut "Generasi Berikutnya" ini memiliki kapasitas 100 kWh dengan kepadatan energi 260 Wh/kg. Rimac mengembangkan teknologi tersebut bersama ProLogium dan Mitsubishi Chemical Group untuk melampaui "batas kepadatan energi dan keamanan."
Jika sesuai rencana, baterai ini akan mulai tersedia pada kuartal IV 2027. Rimac sendiri memiliki mitra industri otomotif besar seperti BMW dan Porsche, meski hingga kini belum diumumkan produsen mana yang akan menggunakan teknologi tersebut.
Meski menawarkan waktu pengisian daya cepat, namun yang masih menjadi pertanyaan adalah harga yang ditawarkan dari produk ini. Rimac sendiri belum mengungkapkan berapa harga yang ditetapkan. Karena selama ini, baterai mobil listrik masih menjadi komponen termahal.
Selain pamer baterai solid-state, Rimac juga menampilkan baterai Evo yang dijadwalkan hadir pertengahan 2026. Baterai ini memiliki kapasitas serupa, 100 kWh, namun kepadatan energi lebih rendah di angka 213 Wh/kg dan waktu pengisian lebih dari 16 menit untuk rentang 10–80 persen.
COO Rimac Technology, Nurdin Pitarević, menegaskan, produk yang ditawarkan di IAA merupakan konvergensi inovasi terobosan dan kesiapan produksi.
“Ini bukan sekadar teknologi konsep; teknologi ini telah dikembangkan menjadi solusi siap produksi yang akan menggerakkan ratusan ribu kendaraan di tahun-tahun mendatang,” kata Nurdin. (*)