Logo
>

Baznas Klaim Green Zakat Bisa Ubah Paradigma Keuangan Syaria

Ditulis oleh Citra Dara Vresti Trisna
Baznas Klaim Green Zakat Bisa Ubah Paradigma Keuangan Syaria
Pimpinan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Rizaludin Kurniawan mengklaim realisasi Green Zakat Framework mampu mengubah paradigma zakat yang lebih ramah lingkungan. (Foto: Kabar Bursa/Abbas S)

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – Pimpinan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Rizaludin Kurniawan mengklaim realisasi Green Zakat Framework mampu mengubah paradigma zakat yang lebih ramah lingkungan.

    “Kerangka kerja green zakat ke depan dapat diterapkan di tingkat subnasional, memastikan keselarasannya dengan ekosistem pembiayaan syariah yang lebih luas dan struktur pengelolaan zakat lokal,” kata Rizaludin dalam keterangan tertulis, dikutip Rabu, 19 Maret 2025.

    Sementara itu, Ketua Tim Pembiayaan Pembangunan UNDP Indonesia, Nila Murti, menyatakan bahwa inisiatif mengupayakan green zakat bersama Bank Syariah Indonesia ini bertujuan untuk mengintegrasikan prinsip keberlanjutan dalam praktik zakat.

    Menurutnya, dengan langkah ini, zakat dapat semakin diperkuat sebagai instrumen keuangan utama dalam upaya pelestarian lingkungan, ketahanan iklim, dan pengentasan kemiskinan.

    “Zakat telah lama dikenal sebagai pilar solidaritas sosial karena menghimpun orang untuk membantu memberikan dukungan penting bagi mereka yang membutuhkan. Zakat memang memiliki misi utama untuk pengentasan kemiskinan. Namun, dengan kerangka kerja ini zakat juga dapat berkontribusi besar terhadap agenda lingkungan, iklim, dan keberlanjutan,” ujarnya.

    Menurutnya, melalui kerangka kerja ini, UNDP juga ingin memastikan bahwa zakat dapat memainkan peran dalam aksi iklim dan ketahanan sosial secara inklusif serta transformatif. Hal ini menambah nilai kebermanfaatan zakat sekaligus memperluas dampaknya bagi masyarakat.

    UNDP mencatat bahwa Indonesia menghadapi kesenjangan pembiayaan sebesar USD1,7 triliun guna mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).

    Negara ini juga diperkirakan memerlukan tambahan dana sebesar USD24 miliar setiap tahun untuk memenuhi target pengurangan emisi. Hal ini disebabkan oleh posisi Indonesia sebagai penghasil emisi gas rumah kaca terbesar keenam di dunia, yang memberikan kontribusi besar terhadap emisi karbon global.

    “Oleh karena itu, keuangan syariah menawarkan peluang yang belum banyak dimanfaatkan untuk mendukung transisi negara ini menuju ekonomi rendah karbon,” lanjutnya.

    Zakat Hijau BSI

    PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) berencana mengembangkan Green Zakat Framework (Zakat Hijau). Dalam proses pengembangannya, BSI bekerja sama dengan United Nations Development Programme (UNDP) Indonesia dan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas).

    Inisiatif zakat hijau ini telah diperkenalkan dalam ajang World Zakat and Waqf Forum pada November 2024. Forum tersebut diselenggarakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi melalui program green zakat.

    Wakil Direktur Utama BSI, Bob T. Ananta, menekankan bahwa pengembangan Green Zakat Framework menjadi semakin penting sejalan dengan konsep keuangan berkelanjutan yang merupakan bagian dari Asta Cita pemerintah.

    Tujuan utama dari inisiatif ini adalah menciptakan keseimbangan antara kehidupan, lingkungan, alam, dan budaya, serta mendorong kemandirian ekonomi nasional melalui pendekatan ekonomi hijau.

    “Hal ini juga merupakan upaya mengatasi isu perubahan iklim, yang memerlukan tindakan dan kebijakan yang mampu mendorong transformasi sektor keuangan. BSI sebagai lembaga keuangan syariah yang berpegang pada 3P (people, profit, planet) memiliki tekad kuat untuk mewujudkan Asta Cita pemerintah, salah satunya dukungan pencapaian Net Zero Emission Indonesia pada 2060,” kata Bob dalam keterangan tertulis, Selasa, 18 Maret 2025.

    BSI secara konsisten menerapkan prinsip ESG melalui berbagai langkah strategis, di antaranya menandatangani komitmen Climate Risk Management and Scenario Analysis (CRMS), mengembangkan sistem digital carbon tracking untuk menghitung emisi karbon, serta menjalin kemitraan dengan Bappenas guna memperkuat ekosistem ekonomi syariah di Indonesia. Zakat, sebagai instrumen keuangan sosial syariah yang signifikan, memainkan peran penting dalam ekosistem ini.

    Bob menyampaikan bahwa pihaknya telah mengeksplorasi pemanfaatan green zakat sebagai sumber pendanaan inovatif yang dapat mendukung berbagai program sosial dan lingkungan, khususnya yang berkaitan dengan perubahan iklim, sesuai dengan prinsip kepatuhan syariah.

    “Semangat ini menciptakan nilai (value creation) ESG yang holistik dan semakin mengukuhkan keselarasan dan kekhasan antara prinsip syariah dan keuangan berkelanjutan,” tutur Bob.

    2,5 Persen untuk Zakat Korporasi

    Sebagai lembaga keuangan syariah, BSI mengalokasikan 2,5 persen dari pendapatan operasionalnya sebagai zakat korporasi. Pada tahun 2024, BSI telah menyalurkan Rp232 miliar untuk zakat perusahaan, yang memberi manfaat kepada 225.700 penerima di berbagai sektor.

    Rinciannya, 145.600 orang (65 persen) di bidang kemanusiaan, 37.500 orang (17 persen) di bidang ekonomi, 23.500 orang (10 persen) untuk pendidikan, 14.800 orang (7 persen) di sektor kesehatan, serta 4.300 orang (2 persen) di bidang dakwah dan advokasi.

    Bob menambahkan bahwa melalui FGD ini, BSI ingin memaparkan perkembangan penyusunan Green Zakat Framework sesuai standar nasional dan internasional. Dengan demikian, instrumen keuangan syariah ini semakin mampu menghadapi tantangan pembangunan berkelanjutan serta aksi iklim yang lebih inklusif. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Citra Dara Vresti Trisna

    Vestibulum sagittis feugiat mauris, in fringilla diam eleifend nec. Vivamus luctus erat elit, at facilisis purus dictum nec. Nulla non nulla eget erat iaculis pretium. Curabitur nec rutrum felis, eget auctor erat. In pulvinar tortor finibus magna consequat, id ornare arcu tincidunt. Proin interdum augue vitae nibh ornare, molestie dignissim est sagittis. Donec ullamcorper ipsum et congue luctus. Etiam malesuada eleifend ullamcorper. Sed ac nulla magna. Sed leo nisl, fermentum id augue non, accumsan rhoncus arcu. Sed scelerisque odio ut lacus sodales varius sit amet sit amet nibh. Nunc iaculis mattis fringilla. Donec in efficitur mauris, a congue felis.