KABARBURSA.COM - PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) bersama Lembaga Wakaf Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) menjalin kerja sama strategis dalam mengembangkan program sosial Deposito Wakaf.
Dana yang terkumpul dari bagi hasil wakaf ini akan disalurkan dalam bentuk beasiswa kepada pelajar SMA dan santri yang hendak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta, di seluruh Indonesia, dengan fokus utama pada mereka yang terkendala secara finansial.
Direktur Sales and Distribution BSI, Anton Sukarna, menilai bahwa kolaborasi ini merupakan langkah penting dalam memperkuat ekosistem ZISWAF (zakat, infak, sedekah, dan wakaf) di tanah air. Program Deposito Wakaf BSI menggabungkan instrumen investasi deposito bank dengan tujuan sosial wakaf yang mulia. Seperti dalam keterangan di Jakarta, Rabu 18 Desember 2024.
Dalam mekanismenya, pemilik deposito menyerahkan bagi hasil keuntungan mereka untuk dijadikan dana wakaf yang kemudian digunakan untuk kepentingan sosial, terutama di bidang pendidikan. Pada kesempatan kali ini, dana wakaf yang berhasil dihimpun mencapai Rp3 miliar hanya dalam waktu kurang dari satu jam, dengan sekitar 12 orang wakif yang turut serta.
BSI, sebagai motor penggerak ekonomi syariah Indonesia, memiliki tanggung jawab besar untuk memberikan kemaslahatan bagi umat, salah satunya melalui instrumen wakaf. Anton menegaskan bahwa wakaf harus terus digerakkan agar manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat luas.
Program ini juga sejalan dengan upaya BSI dalam mengimplementasikan prinsip ESG (environmental, social, governance), dengan meluncurkan program sosial yang juga mempercepat gerakan wakaf di Indonesia. Pengumpulan dana Deposito Wakaf Seri 8 dimulai pada Desember 2024 dan akan berakhir pada April 2025.
Pada tahap awal, dana yang terkumpul akan digunakan untuk memberikan 100 paket beasiswa kepada siswa SMA dan santri yang membutuhkan. Program ini dirancang khusus untuk mereka yang belum mendapatkan bantuan beasiswa dari program lain dan menghadapi kesulitan ekonomi.
Anton berharap, dana yang terhimpun dari program ini dapat berkembang melalui hasil investasi deposito wakaf, sehingga manfaatnya dapat berkelanjutan di masa depan.
Melalui inisiatif ini, BSI dan ICMI berharap dapat memberikan dampak positif bagi generasi muda Indonesia, terutama mereka yang ingin melanjutkan pendidikan tinggi namun terbatas oleh kendala finansial. Hingga November 2024, BSI telah mengumpulkan dana wakaf deposito sebesar Rp30,2 miliar dan menyalurkan beasiswa kepada 150 pelajar serta mahasiswa melalui hasil bagi keuntungan Deposito Wakaf. Program ini juga melibatkan beberapa lembaga mitra, seperti BSI Maslahat, Badan Pengelola Bisnis, Investasi dan Wakaf IPB, serta Lembaga Wakaf MES.
Anton juga menegaskan bahwa kolaborasi ini membuktikan bahwa wakaf bukan hanya sekadar ibadah, tetapi juga memiliki potensi besar sebagai instrumen ekonomi yang dapat menggerakkan kesejahteraan umat secara berkelanjutan. Kami yakin bahwa inisiatif ini dapat mencetak generasi penerus bangsa yang berkualitas, dengan akses pendidikan yang lebih baik, yang kelak akan berkontribusi untuk membangun masa depan Indonesia yang lebih cerah, tutup Anton.
Menggerakkan Aktivitas Perekonomian
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) mendorong para santri agar memiliki semangat jiwa santripreneur. Hal ini bertujuan agar para santri dapat turut serta dalam kemajuan bangsa, terutama dalam menggerakkan aktivitas perekonomian.
Kepala LKPP RI, Hendrar Pribadi menjelaskan bahwa LKPP RI akan terus membuka peluang dalam proses pengadaan barang dan jasa pemerintah agar pelaku usaha mikro, kecil, dan koperasi dapat terlibat secara maksimal.
“Santri memiliki potensi untuk menjadi apa saja, tidak hanya terbatas pada aktivitas keagamaan, tetapi juga bisa menjadi abdi negara, musisi, penulis, atau bahkan wirausaha,” kata Hendrar saat mengunjungi Pondok Pesantren Girikusumo, Jumat, 5 April 2024.
Hendrar menambahkan bahwa menjadi seorang wirausaha tidak selalu memerlukan modal besar, yang terpenting adalah memiliki kreativitas dan semangat juang yang tinggi.
Lebih lanjut, Hendrar mengajak para santri untuk memahami peluang usaha yang ada dalam aktivitas pengadaan barang/jasa pemerintah, khususnya melalui platform E-Katalog.
Dia juga menyatakan bahwa proses pengadaan pemerintah saat ini tidaklah sesulit yang banyak orang kira. LKPP kini mendorong penggunaan metode E-Purchasing agar proses tersebut dapat lebih efisien.
“Proses menampilkan produk di E-Katalog hanya melalui dua tahap saja, yaitu dengan meminta akun di LPSE setempat untuk login ke portal E-Katalog, dan kemudian dapat langsung menampilkan produk yang ingin ditawarkan,” terang Hendi.
“Intinya, semangat dan keberanian sangatlah penting bagi para santripreneur, karena peluangnya sangatlah luas,” tegasnya.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.