Logo
>

Kemenag Buatkan Jalan Peta Zakat, Lebih Selektif Memilih Asnaf?

Ditulis oleh Yunila Wati
Kemenag Buatkan Jalan Peta Zakat, Lebih Selektif Memilih Asnaf?

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Waryono Abdul Ghafur, mengatakan perlunya grand design peta jalan zakat nasional yang meliputi siklus pembangunan manusia, layanan dasar, perlindungan sosial, produktivitas, dan pembangunan karakter.

    "Pentingnya peta jalan pengelolaan zakat harus mencakup indikator kinerja utama amil, modul penguatan objek zakat, dan regulasi yang mendukung profesi amil," kata Waryono, dilansir dari laman Kemenag, Minggu, 23 Juni 2024.

    Dia menambahkan, pemetaan ini dilakukan dengan menggelar Focus Group Discussion untuk menentukan peta jalan zakat 2045 bersama Badan Amil Zakat Nasional, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Keuangan, dan Badan Nasional Sertifikasi Profesi.

    “Dengan data 71 juta keluarga dan 250 juta individu di Kemenko PMK, kita harus menghindari duplikasi penggunaan dana daerah. Peta jalan ini harus inovatif dan terukur, serta dibedakan antara naskah akademik dan peta jalan praktis," ujarnya.

    Waryono melanjutkan, peta jalan tersebut disiapkan untuk mengoptimalkan pengelolaan zakat nasional demi terwujudnya kesejahteraan masyarakat. Dia juga menekankan pentingnya program zakat yang spesifik dalam mencapai visi pembangunan nomor dua, yaitu kesejahteraan masyarakat. Dalam menentukan peta jalan zakat 2045, perlu direntangkan jangka waktu sesuai visi yang sejalan dengan program pembangunan kesejahteraan masyarakat.

    "Peta sertifikasi amil zakat yang kompeten harus disiapkan untuk menjawab tantangan ini. Kita harus membagi tahapan pembangunan zakat ke dalam jangka panjang, pendek, dan menengah, sesuai dengan visi abadi yang harus sejalan dengan 8 misi agenda pembangunan dan 17 tujuan pembangunan berkelanjutan," tambahnya.

    Waryono juga mengungkapkan pentingnya ketepatan bantuan, waktu pelaksanaan, dan verifikasi dalam pengelolaan zakat. Menurutnya, melalui upaya tersebut, zakat akan berdampak secara signifikan dalam mengurangi angka kemiskinan.

    "Ketepatan bantuan zakat harus didukung oleh waktu pelaksanaan yang tepat dan proses verifikasi yang akurat. Dengan demikian, zakat dapat memberi dampak signifikan dalam mengurangi kemiskinan," tutupnya.

    Sementara itu mengutip laman resmi Kemenag, potensi zakat di Indonesia sangat besar, mencapai Rp327 triliun per tahun. Angka potensial ini hampir menyamai anggaran pemerintah untuk perlindungan sosial pada 2022 yang mencapai Rp431,5 triliun.

    Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Waryono Abdul Ghafur, menyampaikan bahwa potensi zakat di Indonesia ini masih sangat mungkin ditingkatkan. Saat ini, sudah ada 512 Badan Amil Zakat, 49.132 Unit Pengumpul Zakat (UPZ), 145 Lembaga Zakat, dan 10.124 amil.

    “Dengan sumber daya yang besar, saya optimis pengumpulan zakat di Indonesia akan terus meningkat,” ucap dia.

    Waryono dilantik oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas sebagai Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf pada 11 Agustus 2023, menggantikan Tarmizi Tohor yang memasuki masa purnabhakti. Ke depan, Waryono berharap pemberdayaan zakat fokus pada tiga hal. Pertama, mewujudkan mukmin yang kuat iman dan ekonomi. Kedua, penguatan intelektual. Ketiga, penguatan teknologi.

    “Ini merupakan pekerjaan rumah kita bersama. Jika ini dapat dilakukan, Insya Allah zakat akan menjadi bagian strategis yang tidak hanya membantu negara secara langsung tetapi juga dirasakan oleh masyarakat,” tegasnya.

    Saat ini, tercatat ada kurang lebih 10,7 juta mustahik di Indonesia dengan potensi zakat mencapai Rp327 triliun per tahun. Menurut Waryono , perlu dilakukan pemetaan agar penyaluran dana zakat tepat sasaran. Dia juga mengingatkan bahwa kemiskinan tidak hanya mengenai persoalan ekonomi, namun juga melibatkan sektor lain, seperti akses terhadap pendidikan, kesehatan, lapangan kerja, dan lainnya.

    “Saya harap lembaga zakat dapat memetakan wilayah kerja masing-masing. Jangan sampai ada mustahik yang overlapping dalam menerima bantuan. Penyaluran zakat harus tepat sasaran. Jangan sampai satu keluarga mendapatkan bantuan yang sama,” sebutnya.

    Waryono juga menekankan pentingnya dana zakat untuk melahirkan generasi masa depan yang thayyibah, bukan generasi yang lemah. “Zakat dalam rukun Islam posisinya di tengah, sehingga dapat memengaruhi ke atas dan ke bawah,” tambahnya.

    Sebagai regulator, Kementerian Agama bersama lembaga zakat harus menjaga kepercayaan masyarakat, terutama para muzaki, agar mereka dengan kesadaran dan penuh semangat mau berzakat. “Pengelolaan zakat juga harus transparan, akuntabel, tepat sasaran, dan terstandar secara global,” tandasnya.

    Terkait Ruang Amal Indonesia yang diluncurkan oleg lembaga zakat nasional di Istana Wapres, 14 Mei 2024, platform amal ini memudahkan masyarakat menyalurkan zakatnya secara aman dan terpercaya. Penyaluran zakat nantinya tidak hanya ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat kurang mampu, tetapi juga diarahkan agar memberi manfaat lebih berkesinambungan.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79