Logo
>

RI Terlalu Luas, BEI: Tantangan Literasi Investasi Syariah

Ditulis oleh Hutama Prayoga
RI Terlalu Luas, BEI: Tantangan Literasi Investasi Syariah

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Ternyata, tidak mudah mengembangkan pasar modal dan investasi syariah di Tanah Air. Hal ini disampaikan Kepala Divisi Pasar Modal Syariah Bursa Efek Indonesia (BEI) Irwan Abdalloh, dalam suatu kesempatan.

    Menurut Irwan, ada tantangan dan peluang, utamanya dalam pengembangan pasar modal syariah ini. Tantangan tersebut ada tiga, di mana salah satunya adalah literasi.

    Seperti diketahui, literasi dan inklusi pasar modal di Indonesia masih rendah. Hal ini seperti yang ditunjukkan oleh hasil survey literasi dan inklusi keuangan 2022 oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

    Rendahnya literasi dan inklusi ini tidak terlepas dari luasnya wilayah di Indonesia, hingga jaringan literasi menjadi terbatas.

    Tantangan yang kedua terkait dengan teknologi. Irwan menuturkan, penggunaan teknologi di industri keuangan syariah, termasuk pasar modal syariah, masih tertinggal jauh dibanding dengan konvensional.

    "Bank Syariah terbesar saja begitu kena crash, recovery-nya bisa berbulan-bulan" kata dia dalam acara edukasi wartawan terkait perkembangan pasar modal syariah di Jakarta, Jumat, 29 November 2024.

    Dan rintangan yang ketiga adalah ekosistem. Disampaikannya, ekosistem pasar modal syariah belum terbentuk lengkap, baik dari sisi lembaga keuangan syariah hingga emiten syariah.

    "Jadi, ekosistem kita itu masih lemah, apalagi kalau bicara tentang pasar modal syariah itu. Perusahaan sekuritas syariah itu nggak ada," tegasnya.

    Peluang Pasar Modal Syariah di Indonesia

    Kendati terdapat rintangan, Irwan tetap optimistis pasar modal di Indonesia memiliki peluang untuk berkembang. Lagi-lagi ia menyebut, ada riga peluang, untuk mengembangkan pasar modal di Indonesia. Yang pertama, terkait dengan demografi penduduk.

    Berdasarkan data sensus penduduk pada 2020, jumlah penduduk Indonesia mencapai 270,2 juta.

    Peluang kedua ialah informasi dan teknologi. Merujuk data Bank Dunia pada 2020, pengguna internet individu di Indonesia mencapai 54 persen dari total penduduk.

    "Pengguna internet individu kita sebanyak 54 persen dari total penduduk. Pelanggan mobile phone kita jauh lebih banyak daripada penduduk, yakni 355,6 juta," tutur Irwan.

    Adapun peluang terakhir ialah dukungan pemerintah, yang dinilai bisa menjadi penggerak pasar modal syariah dengan berbagai cara. Seperti penerbitan produk investasi berbasis ritel, serta pendirian lembaga pemerintah yang berpotensi menjadi liquidity provider.

    Investor Syariah di Indonesia Tumbuh Pesat, Aktivitas Masih Rendah

    BEI mmencatat, jumlah investor saham syariah di Indonesia mencapai 164.115 orang hingga Oktober 2024. Namun, dari angka tersebut, hanya sekitar 16 persen yang aktif berinvestasi.

    Kepala Divisi Pasar Modal Syariah BEI Irwan Abdalloh, menjelaskan bahwa pola ini serupa dengan total investor saham di Indonesia, di mana dari 4 juta investor saham, kurang dari 20 persen yang aktif melakukan transaksi.

    Meski tingkat aktivitas rendah, jumlah investor syariah menunjukkan pertumbuhan signifikan sebesar 31.891 persen sejak 2012 hingga 2024.

    Sebagian besar investor syariah, yaitu 58 persen, berada di Pulau Jawa. Provinsi Jakarta menyumbang 15 persen dari total investor syariah, diikuti oleh Jawa Barat sebesar 19 persen dan Jawa Timur sebesar 11 persen.

    Dari sisi transaksi, Pulau Jawa juga mendominasi dengan kontribusi 81 persen. Jakarta mencatatkan kontribusi terbesar dengan 32 persen, diikuti oleh Jawa Barat (19 persen) dan Jawa Timur (11 persen).

    Di luar Jawa, Kalimantan Timur menarik perhatian karena mencatatkan nilai transaksi saham syariah sebesar 3 persen, meskipun jumlah investornya tidak masuk 10 besar secara nasional.

    Irwan juga menyoroti posisi Asia Tenggara sebagai kiblat pasar modal syariah global, dengan Indonesia dan Malaysia sebagai pemain utama.

    “Jika bicara pasar modal syariah, kiblatnya adalah Asia Tenggara secara global,” tuturnya dalam acara edukasi wartawan di Jakarta, Jumat, 29 November 2024.

    Pasar modal syariah Indonesia menunjukkan pertumbuhan pesat dalam jumlah investor, namun tantangan masih ada dalam meningkatkan partisipasi aktif.

    Dengan dominasi transaksi di Pulau Jawa dan potensi besar di wilayah lain, upaya edukasi dan promosi menjadi kunci untuk mendorong lebih banyak aktivitas di sektor ini.

    Keuntungan Berinvestasi di Pasar Modal Syariah

    Investasi di pasar modal syariah semakin diminati di Indonesia karena dinilai memiliki sejumlah manfaat yang banyak.

    Ketua Pembina Galeri Investasi Syariah, Roikhan mengatakan, sebelumnya mengatakan keuntungan berinvestasi di Pasar Modal Syariah adalah kepatuhan terhadap hukum dan prinsip- prinsip Islam yang menciptakan rasa aman bagi investor muslim.

    “Sesuai dengan Jakarta Islamic Index (JII) yang berusaha mencapai pergerakan lebih tinggi,” ujarnya kepada   Kabarbursa.com beberapa waktu lalu.

    Roikhan bilang, studi menunjukkan volatilitas pasar modal syariah cenderung lebih rendah dibandingkan pasar konvensional sehingga risiko investasi menjadi lebih terukur. Pasar modal syariah juga memiliki return yang konsisten. Roikhan menyebut meskipun tidak selalu lebih tinggi, return investasi di pasar modal syariah cenderung lebih konsisten dalam jangka panjang.

    “Dari segi imbal hasil, meski tidak selalu sekompetitif saham konvensional, pasar modal syariah menunjukkan performa yang stabil dalam beberapa tahun terakhir,” ungkapnya.

    Selain itu, investasi di pasar modal syariah juga memberikan nilai tambah berupa kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi yang  berkelanjutan dan etis.

    “Bagi investor muslim, investasi di pasar modal syariah merupakan cara yang baik untuk menyelaraskan portofolio investasi dengan nilai-nilai agama,” terang dia.

    Dengan perhatian lebih kepada investasi yang bersih dari riba, gharar (ketidakpastian), dan maisir (perjudian), pasar modal syariah menghadirkan opsi yang lebih etis dan sosial. Roikhan menyampaikan minat berinvestasi dalam pasar modal syariah di Indonesia semakin meningkat seiring dengan peningkatan literasi keuangan dan kesadaran tentang keuntungan investasi syariah.

    Program edukasi dan kampanye yang dilakukan oleh otoritas seperti OJK dan BEI dinilai memainkan peran penting. Roikhan menjelaskan, edukasi mengenai pentingnya investasi sebagai bagian dari perencanaan keuangan masa depan, serta pemahaman bahwa pasar modal syariah dapat menjadi alat efektif untuk merealisasikan tujuan tersebut, semakin diterima oleh masyarakat Indonesia.

    Menurut dia, Semakin banyak masyarakat Indonesia yang memahami  pentingnya investasi dan manfaat berinvestasi di pasar modal syariah. Selain itu, munculnya berbagai produk investasi syariah yang inovatif, seperti sukuk, reksa dana syariah, dan saham syariah, semakin menarik minat investor.

    “Pemerintah Indonesia terus mendorong pengembangan pasar modal syariah melalui berbagai kebijakan dan regulasi yang mendukung,” katanya.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Hutama Prayoga

    Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

    Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.