Logo
>

Tak Ada Dividen, Apa yang Menarik dari ARKO?

Para pemegang saham sepakat untuk tidak mendistribusikan dividen tunai, meskipun perusahaan mencatatkan kinerja positif.

Ditulis oleh Yunila Wati
Tak Ada Dividen, Apa yang Menarik dari ARKO?
Ilustrasi PT Arkora Hydro TBK atau ARKO. (Gambar dibuat oleh AI untuk KabarBursa.com)

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Arkora Hydro Tbk, dengan kode emiten ARKO, emiten energi terbarukan yang menjadi bagian dari jaringan investasi Astra International melalui anak usahanya, PT Energia Prima Nusantara, kembali menahan pembagian dividen untuk tahun buku 2024. 

    Keputusan ini ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang berlangsung pada 15 April 2025. Para pemegang saham sepakat untuk tidak mendistribusikan dividen tunai, meskipun perusahaan mencatatkan kinerja positif. 

    Laba bersih sebesar Rp39,8 miliar dialokasikan seluruhnya sebagai saldo laba ditahan, dengan tambahan Rp2 miliar yang dicadangkan sesuai ketentuan perundang-undangan.

    Kebijakan ini memperpanjang puasa dividen yang sudah berlangsung selama tiga tahun berturut-turut. Pada tahun sebelumnya, yakni tahun buku 2023, ARKO juga memutuskan menahan pembagian dividen. Saat itu, Direktur Utama ARKO Aldo Henry Artoko, mengungkapkan bahwa perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp39,1 miliar. Dari jumlah tersebut, Rp2 miliar disisihkan untuk cadangan wajib, sementara sisanya digunakan sebagai laba ditahan guna mendukung rencana ekspansi jangka panjang perusahaan.

    Fenomena serupa terjadi pada tahun 2022, ketika ARKO memutuskan untuk menahan seluruh laba bersih tahun 2021 yang mencapai Rp49,73 miliar. Keputusan tersebut diambil dalam RUPST yang digelar pada September 2022 dan diumumkan secara resmi melalui laman Bursa Efek Indonesia. 

    Dengan strategi tersebut, ARKO menegaskan komitmennya dalam membangun fondasi keuangan yang kuat demi mendukung pertumbuhan berkelanjutan di sektor energi hijau.

    Sebagai perusahaan yang masih relatif baru di pasar modal dan bergerak di bidang pembangkit listrik tenaga air (PLTA), ARKO tampaknya lebih memprioritaskan penguatan struktur modal dan pembiayaan ekspansi proyek ketimbang memberikan dividen jangka pendek kepada pemegang saham. Pendekatan ini lazim ditempuh oleh emiten sektor infrastruktur dan energi terbarukan, mengingat besarnya kebutuhan investasi awal untuk membangun dan memperluas kapasitas pembangkit listrik.

    Meskipun keputusan ini mungkin mengecewakan sebagian investor yang berharap pada pendapatan pasif melalui dividen, strategi tersebut menunjukkan arah bisnis jangka panjang ARKO yang fokus pada pertumbuhan aset dan penciptaan nilai dalam jangka menengah hingga panjang. 

    Dengan portofolio proyek yang terus berkembang dan dukungan dari grup besar seperti Astra, ARKO berada di jalur yang menjanjikan untuk menjadi pemain penting dalam transisi energi bersih di Indonesia.

    Tak Ada Dividen, Saham tak Menarik?

    Meski PT Arkora Hydro Tbk (ARKO) tidak membagikan dividen dalam tiga tahun terakhir, saham ARKO tetap menyimpan daya tarik tersendiri bagi investor jangka menengah dan panjang, terutama mereka yang fokus pada pertumbuhan (growth investor). 

    Berikut beberapa alasan mengapa saham ARKO tetap menarik meskipun tidak memberikan dividen:

    1. Model Bisnis di Sektor Energi Terbarukan

    ARKO bergerak di sektor pembangkit listrik tenaga air (PLTA), bagian dari energi baru terbarukan (EBT) yang terus didorong oleh pemerintah Indonesia. Dengan meningkatnya komitmen terhadap transisi energi bersih, emiten seperti ARKO mendapat momentum pertumbuhan jangka panjang yang kuat, termasuk potensi insentif dan dukungan kebijakan.

    2. Prospek Pertumbuhan dan Ekspansi

    ARKO menahan laba untuk mendanai ekspansi, yang berarti mereka sedang membangun kapasitas pembangkit atau mengembangkan proyek baru. Jika proyek-proyek ini berhasil, nilai perusahaan bisa meningkat secara signifikan, dan ini akan tercermin dalam apresiasi harga saham di masa depan.

    3. Afiliasi dengan Grup Astra

    Keterlibatan PT Energia Prima Nusantara (anak usaha Astra International) sebagai pemegang saham memberikan sinyal kepercayaan jangka panjang dari institusi besar. Ini juga bisa membuka akses terhadap pendanaan yang lebih baik dan sinergi strategis di sektor energi dan infrastruktur.

    4. Pendapatan yang Stabil

    Sebagai perusahaan pembangkit listrik berbasis PLTA, ARKO cenderung memiliki pendapatan berulang dari penjualan listrik jangka panjang kepada PLN. Ini menciptakan arus kas yang stabil dan relatif lebih aman dibandingkan sektor yang lebih volatil.

    5. Valuasi dan Potensi Kenaikan Harga Saham

    Bagi investor yang mampu menahan kepemilikan dalam jangka panjang, tidak dibagikannya dividen justru bisa berarti laba ditahan digunakan untuk menggenjot nilai aset dan profitabilitas perusahaan. Ketika fundamental membaik, pasar biasanya akan menghargai saham dengan valuasi yang lebih tinggi.

    6. Tren ESG dan Investasi Hijau

    ARKO bisa masuk dalam radar investor institusi global yang fokus pada Environmental, Social, and Governance (ESG). Karena sektor EBT semakin menarik bagi manajer dana global, emiten seperti ARKO memiliki peluang untuk menarik minat investasi asing.

    Dengan begitu, saham ARKO lebih cocok bagi investor yang mencari capital gain jangka panjang ketimbang income dari dividen. Potensinya terletak pada pertumbuhan aset, momentum sektor EBT, dukungan institusi besar, dan stabilitas arus kas. 

    Dengan pendekatan yang sabar, investor bisa mendapatkan keuntungan dari apresiasi nilai saham ketika proyek ekspansi mulai menunjukkan hasil konkret.

    Lebih Menarik dari Emiten Serupa

    PT Arkora Hydro Tbk (ARKO) mungkin belum menjadi favorit investor yang mengejar dividen, tetapi emiten energi terbarukan ini justru menyimpan potensi menarik bagi mereka yang berpikir jauh ke depan. 

    Meskipun dalam tiga tahun terakhir ARKO tidak membagikan dividen tunai kepada pemegang saham, langkah tersebut tidak serta-merta membuat saham ini kehilangan daya tarik. 

    Sebaliknya, keputusan menahan laba justru mencerminkan strategi perusahaan yang berorientasi pada pertumbuhan jangka panjang, khususnya di sektor energi hijau yang tengah naik daun.

    Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) terakhir yang digelar pada 15 April 2025, ARKO kembali memutuskan untuk tidak mendistribusikan dividen dari laba bersih tahun buku 2024 yang mencapai Rp39,8 miliar. 

    Sebagian besar laba tersebut lagi-lagi dialokasikan sebagai saldo laba ditahan guna mendukung ekspansi bisnis, sementara Rp2 miliar dicadangkan sesuai regulasi. 

    Strategi ini bukan kali pertama diambil—pada tahun-tahun sebelumnya, kebijakan serupa juga dijalankan. Artinya, ARKO secara konsisten memilih menanam kembali keuntungannya untuk memperkuat fondasi bisnis.

    Langkah ini cukup bisa dimaklumi mengingat karakter sektor yang digeluti. Sebagai pengembang dan operator pembangkit listrik tenaga air (PLTA), ARKO berada dalam industri yang membutuhkan investasi awal besar namun menjanjikan pendapatan jangka panjang yang stabil. 

    Apalagi, ARKO memiliki afiliasi dengan PT Energia Prima Nusantara, anak usaha dari konglomerat Astra International. Hal ini memberikan kepercayaan tambahan terhadap prospek bisnis perusahaan.

    Dari sisi valuasi, saham ARKO diperdagangkan di level premium. Dengan harga saham sekitar Rp835 dan laba bersih per saham (EPS) sekitar Rp13,6, maka Price to Earnings Ratio (P/E) ARKO tercatat sekitar 61,4 kali. Ini jauh di atas rata-rata pasar, bahkan jika dibandingkan dengan sesama emiten energi terbarukan seperti PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) yang memiliki P/E sekitar 15 kali. 

    Meski demikian, profitabilitas ARKO patut dicatat—dengan Net Profit Margin (NPM) sekitar 28,37 persen, menunjukkan efisiensi operasional yang sangat baik.

    Dari perbandingan tersebut, ARKO tampil sebagai saham pertumbuhan (growth stock) yang menjanjikan, terutama di tengah gelombang transisi energi bersih yang semakin kuat. 

    Dengan proyek-proyek yang sedang dikembangkan dan potensi pertumbuhan aset yang signifikan, ARKO lebih cocok untuk investor jangka panjang yang bersedia bersabar menanti hasil investasi dari ekspansi yang kini sedang berlangsung. 

    Saham ini menjadi pilihan menarik di tengah meningkatnya perhatian investor terhadap Environmental, Social, and Governance (ESG), karena fokusnya yang kuat pada energi berkelanjutan.

    Jadi, meskipun belum membagikan dividen, ARKO menawarkan sesuatu yang lebih berharga bagi sebagian investor—potensi pertumbuhan nilai saham yang solid di masa depan, seiring dengan ekspansi berkelanjutan dan dukungan kuat dari industri yang tengah berkembang pesat.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79