KABARBURSA.COM - PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII) terus berkomitmen untuk memperluas penyaluran kredit hijau sebagai bagian dari pembiayaan berkelanjutan, sejalan dengan strategi global dari induk perusahaan yang berbasis di Malaysia.
Presiden Direktur Maybank Indonesia, Steffano Ridwan, menyatakan bahwa perusahaan menargetkan penyaluran kredit hijau mencapai Rp3 triliun pada akhir tahun ini. "Pembiayaan ini akan difokuskan pada berbagai sektor seperti energi terbarukan, daur ulang, kendaraan listrik, panel surya, dan sektor-sektor terkait lainnya," kata Steffano.
Menurut Steffano, kredit hijau menawarkan suku bunga yang lebih kompetitif dibandingkan dengan kredit konvensional, yang diyakini akan menarik minat banyak nasabah. Namun, ia juga mencatat bahwa persaingan di antara bank-bank dalam penyaluran kredit hijau cukup ketat.
Dalam sambutannya, Steffano juga mengungkapkan komitmen Maybank Group untuk menyalurkan pembiayaan berkelanjutan sebesar 80 miliar Ringgit Malaysia pada akhir tahun 2025. Hingga kuartal pertama 2024, Maybank Group telah menyalurkan pembiayaan berkelanjutan senilai 74 miliar Ringgit Malaysia, setara dengan Rp252 triliun.
Sebagai bagian dari Maybank Marathon, Maybank menyelenggarakan acara penanaman mangrove serta meresmikan fasilitas pengelolaan sampah organik. Pada tahun ini, Maybank Indonesia melibatkan peserta Maybank Marathon untuk menanam 2.500 pohon mangrove di Taman Arboretum Mangrove, Tanjung Benoa, Bali, melanjutkan program tahun lalu yang menanam 2.000 pohon mangrove.
Dengan total penanaman 4.500 pohon mangrove, diharapkan dapat menyerap sekitar 247.310,95 kg CO2e selama masa hidup 8 tahun, yang setara dengan penghematan energi listrik sebesar 277.566 kWh atau pengurangan perjalanan mobil sejauh 3,8 juta km.
Maybank Indonesia juga akan membangun fasilitas pengelolaan sampah organik di Desa Sanding, Gianyar. Fasilitas ini dirancang untuk mengolah hingga 500 kg sampah organik per hari secara bertahap dan menghasilkan pupuk alami yang bermanfaat untuk pertanian lokal.
Fasilitas pengelolaan sampah organik ini bertujuan untuk membantu Bali dalam mengatasi permasalahan sampah yang berdampak pada lingkungan dan sektor pariwisata, terutama mengingat keterbatasan infrastruktur pengelolaan sampah meskipun kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pengelolaan sampah semakin tinggi.
Fasilitas ini, yang menggunakan teknologi Black Soldier Fly (BSF), akan melibatkan masyarakat lokal dengan memberikan pelatihan tentang pengelolaan dan pemilahan sampah serta memperkenalkan alur kerja fasilitas berbasis BSF. Program ini diharapkan dapat memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat melalui skema bank sampah atau kepentingan umum.
“Kami sangat bersemangat untuk meluncurkan berbagai inisiatif keberlanjutan ini sebagai bagian dari Maybank Marathon 2024 di Bali. Melalui kerja sama dengan komunitas lokal dan mitra strategis, kami berharap inisiatif ini dapat memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi lingkungan dan masyarakat Bali, sesuai dengan misi kami dalam ‘Humanising Financial Services’,” kata Steffano Ridwan.
Kinerja BNII
Kinerja keuangan terbaru PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII) menunjukkan campuran antara pencapaian positif dan tantangan yang dihadapi. Pendapatan perusahaan mengalami kenaikan signifikan, mencerminkan pertumbuhan bisnis yang sehat. Namun, arus kas operasional menunjukkan angka negatif, menandakan adanya tekanan dalam aktivitas sehari-hari perusahaan.
Selain itu, perubahan dalam jumlah pemegang saham mencerminkan dinamika pasar yang mempengaruhi BNII. Artikel ini akan membahas secara mendetail laporan keuangan BNII untuk memberikan gambaran lengkap tentang pencapaian dan tantangan yang dihadapi perusahaan.
PT Bank Maybank Indonesia Tbk, yang sebelumnya dikenal sebagai PT Bank Internasional Indonesia Tbk, adalah salah satu bank swasta utama di Indonesia yang menawarkan berbagai layanan perbankan umum. Bank ini melayani melalui beberapa segmen bisnis utama, termasuk Business Banking, Retail Banking, Global Banking, dan Syariah Banking.
Hingga tahun 2018, BNII memiliki 417 kantor cabang dan jaringan ATM+CDM yang berkembang hingga mencapai 1.524 unit. Perusahaan ini juga memiliki dua anak perusahaan, yaitu WOM Finance Tbk dan Bii Finance Center, yang mendukung operasional bisnisnya di sektor keuangan.
Sorak Financial Holdings Pte Ltd adalah pemegang saham terbesar di BNII dengan kepemilikan 34,31 miliar saham, setara dengan sekitar 45,02 persen. Selanjutnya, Maybank Offshore Corporate Services memiliki 25,88 miliar saham atau sekitar 33,96 persen. Pemegang saham lainnya meliputi masyarakat non-warkat dengan 8,42 miliar saham (11,04 persen), Vital Solution Fund dengan 6,65 miliar saham (8,73 persen), dan masyarakat warkat dengan 949,92 juta saham (1,25 persen).
Struktur pemegang saham ini menunjukkan dominasi oleh entitas besar, yang dapat memengaruhi arah kebijakan dan keputusan strategis perusahaan.
Pada 30 Juni 2024, jumlah pemegang saham BNII tercatat sebanyak 15.361, mengalami penurunan sebanyak 18 pemegang saham dibandingkan bulan sebelumnya. Pada 31 Mei 2024, jumlah pemegang saham adalah 15.379, menunjukkan penurunan sebesar 67 pemegang saham dari bulan sebelumnya. Sebelumnya, pada 30 April 2024, jumlah pemegang saham mencapai 15.446, meningkat 248 dari bulan sebelumnya. Pada akhir kuartal pertama, 31 Maret 2024, jumlah pemegang saham adalah 15.198, meningkat 110 dari bulan sebelumnya.
Pada bulan Februari, jumlah pemegang saham tercatat 15.088, naik 11 dari bulan sebelumnya, sedangkan pada akhir Januari, jumlah pemegang saham adalah 15.077, menurun 22 dari bulan sebelumnya. Fluktuasi dalam jumlah pemegang saham ini mencerminkan dinamika kepemilikan saham di pasar, yang dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal dan internal. (*)