KABARBURSA.COM - Pertamina menghadirkan keterbukaan informasi lewat cara yang interaktif di Pameran Keterbukaan Informasi Publik 2025 yang dihelat di Assembly Hall Hotel Bidakara, Jakarta, selama 14-16 Oktober.
Caranya yang dilakukan Pertamina yakni menghadirkan booth bertema “Energizing The Information” yang cukup mencuri perhatian pengunjung. Sebab booth ini dirancang untuk menjadi pusat interaksi dan edukasi publik terkait layanan informasi Pertamina.
Booth Pertamina di pameran tersebut didesain modern dan menghadirkan konten yang mudah dicerna. Sehingga, pengunjung bisa merasakan langsung pengalaman informatif sekaligus menyenangkan.
“Banyak hal yang bisa dilakukan di booth Pertamina, edukasi mengenai layanan Informasi Pertamina, games seputar Pertamina, mendaftar sebagai pengguna Aplikasi mobile layanan informasi publik, dan edukasi informasi lainnya,” terang VP Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso lewat keterangan resmi yang dikutip, Kamis 16 Oktober 2025.
Fadjar menyatakan, kehadiran booth tersebut merupakan wujud komitmen Pertamina dalam meningkatkan kualitas keterbukaan informasi publik serta mempererat hubungan dengan masyarakat.
Edukasi, Interaksi, dan Kopi dari UMKM Yogya
Tak hanya menyuguhkan kanal informasi digital, booth Pertamina juga menghadirkan pengalaman yang berkesan bagi para pengunjung. Tersedia photo booth untuk berfoto, serta sudut kopi yang melibatkan UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) asal Yogyakarta.
Oleh sebab itu, para barista lokal juga bia menyeduh kopi secara langsung sembari mengedukasi pengunjung mengenai berbagai layanan informasi publik Pertamina.

Salah satu pengunjung, Rina Putri mengaku terkesan dengan konsep booth yang ditawarkan Pertamina
“Booth-nya keren dan informatif. Saya jadi tahu lebih banyak tentang Pertamina dan bisa langsung coba aplikasinya. Bonusnya, bisa ngopi gratis juga,” sebutnya.
Lewat partisipasi di pameran ini, Pertamina memperkuat citranya sebagai perusahaan yang terbuka, transparan, dan proaktif dalam memberikan akses informasi kepada publik. Lebih dari itu, Pertamina juga mengajak masyarakat untuk menangkal disinformasi dan hoaks melalui pendekatan kreatif dan edukatif.
Dengan pendekatan yang modern, transparan, dan dekat dengan masyarakat, Pertamina coba membuktikan bahwa energi bukan hanya soal bahan bakar, tetapi juga energi informasi yang harus informatif kepada publik.
Pertamina Dorong Energi Hijau Lewat SAF dari Minyak Jelantah, Turunkan Emisi Hingga 84 Persen
PT Pertamina (Persero) sebagai perusahaan energi pelat merah terus berusaha mengakselerasi transisi menuju energi bersih melalui inovasi bahan bakar ramah lingkungan.
Setelah sukses menghadirkan program biodiesel dari B20, B30, hingga B40, kini Pertamina melangkah lebih jauh dengan mengembangkan Sustainable Aviation Fuel (SAF) berbasis Used Cooking Oil (UCO) atau minyak jelantah.
Inovasi tersebut, disampaikan Direktur Transformasi dan Keberlanjutan Bisnis Pertamina, Agung Wicaksono dalam ajang Indonesia International Sustainable Forum (IISF) 2025 yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Sabtu 11 Oktober 2025.
Menurut Agung, perjalanan panjang Pertamina dalam menciptakan bahan bakar ramah lingkungan merupakan langkah nyata menuju keseimbangan ekologi sekaligus mendukung aspek bisnis yang efisien.
“Ini bukan hanya perjalanan sukses dalam hal ekonomi karena menciptakan penghematan devisa yang signifikan bagi negara, tetapi juga sebagai perjalanan ekologi. Menempatkan prinsip Environment, Social, and Governance (ESG) sebagai inti adalah sesuatu yang sangat berarti,” ujar Agung lewat keterangan resmi, Minggu 12 Oktober 2025.
Agung menegaskan, keberhasilan implementasi program biodiesel dari B20 hingga B40 telah membawa dampak besar terhadap kemandirian energi Indonesia. Program ini membantu mengurangi ketergantungan pada impor minyak mentah dan memperkuat ketahanan energi nasional.
“Sejak penerapan B20 dan kini B40, Indonesia telah mampu memenuhi kebutuhan energi dalam negeri dengan sumber daya yang lebih berkelanjutan,” lanjutnya.
SAF dari Minyak Jelantah, Solusi Energi Hijau dan Ekonomi Sirkular
Salah satu inovasi yang kini menjadi sorotan global adalah pengembangan Sustainable Aviation Fuel (SAF) berbasis minyak jelantah masyarakat. Bahan bakar pesawat ramah lingkungan ini terbukti mampu menekan emisi karbon hingga 84 persen dibandingkan bahan bakar konvensional.
“Kami telah menggunakan SAF itu dari minyak goreng masyarakat untuk terbang. Jadi ini bukan hanya tentang mengurangi emisi karbon, tetapi juga bagian dari ekonomi sirkular karena masyarakat dapat menukar minyak jelantah menjadi rupiah, yang kemudian diolah menjadi bahan bakar berkelanjutan dan efisien,” jelas Agung.
Langkah Pertamina ini sekaligus membuka peluang ekonomi baru di tingkat masyarakat. Minyak jelantah yang selama ini menjadi limbah, kini bernilai ekonomi tinggi karena dapat diolah menjadi energi terbarukan.
Dukung Target Net Zero Emission 2060
Lebih lanjut, Agung menegaskan bahwa program energi hijau Pertamina menjadi bagian dari transformasi energi nasional menuju target Net Zero Emission (NZE) 2060.
“Ini adalah perjalanan transformasi Pertamina untuk mendukung agenda nasional mengenai bahan bakar nabati. Langkah ini menunjukkan bahwa Indonesia mampu menjadi pelopor energi bersih di kawasan Asia Tenggara,” tegasnya.
Pertamina yang berperan sebagai perusahaan pemimpin transisi energi nasional, terus memperkuat inisiatif berbasis Environmental, Social & Governance (ESG) dan mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) di seluruh lini bisnis.
Serangkaian inovasi tersebut, Pertamina jadi usaha dalam memperkuat ketahanan energi yang dapat menciptakan lapangan kerja baru di sektor energi hijau. (Info-bks/*)