Logo
>

IHSG Masih di Tren Technical Rebound: Perhatikan PTRO hingga ADRO

buatkan subtitle maksimal 222 karakter buatkan seo description maksimal 160 karakter pilihkan 10 seo keyword dan pisahkan dengan tanda koma

Ditulis oleh Yunila Wati
IHSG Masih di Tren Technical Rebound: Perhatikan PTRO hingga ADRO
IHSG hari ini diprediksi masih berpotensi mengalami rebound. Foto: Dok KabarBursa.com.

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Kamis, 16 Oktober 2025, masih berada dalam fase penuh ketidakpastian. Setelah kemarin sempat bermain di bawah level psikologis 8.000 dan ditutup melemah tipis 0,19 persen ke posisi 8.051, pasar tampaknya masih mencari arah di tengah tekanan jual yang belum sepenuhnya mereda. 

    Data perdagangan menunjukkan adanya penurunan nilai transaksi menjadi Rp29,96 triliun dari sebelumnya Rp32,02 triliun. Aktivitas ini menurun seiring dengan melemahnya minat beli investor di tengah sentimen global yang cenderung berhati-hati.

    Secara teknikal, analis PT MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menilai IHSG masih berada di fase awal Wave (2) dari Wave [3] pada label hitam, yaitu fase yang secara historis menandakan koreksi lanjutan sebelum berbalik naik. 

    Ia memperkirakan indeks masih rawan melanjutkan pelemahan untuk menguji area 7.720–7.937, yang sekaligus menutup gap harga yang sebelumnya terbentuk. Namun, dalam jangka pendek, potensi penguatan ringan atau technical rebound masih terbuka ke kisaran 8.074–8.087. Area support terdekat berada di 7.913 dan 7.800, sedangkan resistance di 8.087 dan 8.169. 

    Dengan kondisi tersebut, strategi Buy on Weakness masih dianggap relevan, khususnya untuk saham PTRO dan MAPA, sementara CMRY dan ADRO dikategorikan sebagai Speculative Buy.

    Sejalan dengan pandangan tersebut, Fanny Suherman dari BNI Sekuritas juga menilai peluang technical rebound cukup terbuka setelah IHSG mampu bertahan di area support kuat 8.000. 

    Aksi jual asing yang mencapai Rp1,43 triliun pada perdagangan sebelumnya menjadi indikasi tekanan eksternal yang signifikan, terutama karena investor asing melepas saham-saham perbankan besar seperti BBRI, BMRI, BRMS, BBCA, dan ARCI. 

    Meski demikian, selama indeks tidak menembus batas bawah 7.900, potensi pembalikan arah masih terbuka dengan target penguatan menuju area resistance 8.100–8.150.

    BNI Sekuritas merekomendasikan sejumlah saham unggulan yang patut dipantau hari ini. ANTM menjadi salah satu pilihan speculative buy di kisaran 3.300–3.400 dengan target harga 3.430–3.500, mencerminkan optimisme terhadap sektor komoditas logam di tengah ekspektasi kenaikan harga emas global. 

    Saham FILM juga menarik untuk strategi buy on weakness di area 4.500–4.700 dengan target 4.900–5.250, seiring tren positif industri media digital. Selain itu, saham CDIA, PTRO, BRPT, dan SCMA juga masuk dalam radar penguatan jangka pendek berkat volume perdagangan yang mulai pulih.

    Sementara itu, analis Mirae Asset Sekuritas, M. Nafan Aji Gusta, menilai bahwa tren jangka menengah IHSG sebenarnya masih positif. Ia menyebutkan, indeks tengah berada dalam fase throwback, yaitu koreksi sehat di tengah tren naik yang lebih besar. 

    Indikator teknikal MA20 dan MA60 yang terus menunjukkan kecenderungan menguat menjadi sinyal bahwa arah jangka menengah masih condong ke atas. 

    Dukungan tambahan datang dari sentimen global, terutama setelah Gubernur The Fed Jerome Powell mengeluarkan pernyataan bernada dovish, yang mengisyaratkan berakhirnya siklus pengetatan kuantitatif dan membuka peluang penurunan suku bunga lebih lanjut pada akhir Oktober dan Desember mendatang.

    Dari sisi domestik, perhatian investor tertuju pada rilis data Foreign Direct Investment (FDI) kuartal III-2025 yang berpotensi menjadi katalis jangka pendek bagi pasar. Arus investasi asing langsung yang stabil akan memperkuat persepsi positif terhadap daya tarik Indonesia sebagai destinasi investasi di tengah ketidakpastian global. 

    Selain itu, kebijakan pelonggaran moneter dari Bank Indonesia dan strategi pembiayaan yang hati-hati dari Kementerian Keuangan dipandang mampu menjaga kestabilan sistem keuangan nasional. 

    Tren penurunan yield Surat Berharga Negara (SBN) 10 tahun turut memberi angin segar karena berpotensi mengurangi beban bunga utang pemerintah, sekaligus meningkatkan likuiditas di pasar saham.

    Secara keseluruhan, IHSG hari ini berpotensi bergerak dalam pola konsolidasi dengan peluang rebound terbatas di tengah tekanan jual asing. Pasar akan menunggu arah yang lebih jelas dari data ekonomi global dan kebijakan The Fed, sambil mencermati stabilitas domestik melalui indikator investasi dan kinerja makro. 

    Dalam situasi seperti ini, investor disarankan untuk berhati-hati dan fokus pada saham-saham dengan fundamental kuat serta potensi teknikal yang menarik, sembari menunggu konfirmasi penguatan yang lebih solid dalam beberapa sesi ke depan.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79