KABARBURSA.COM - Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit atau GIZ merupakan salah satu lembaga pemerintah federal Jerman yang sejak 1975 memainkan peran penting dalam mendukung pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Beroperasi di bawah penugasan Kementerian Federal Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan Jerman (BMZ), GIZ telah menjadi mitra strategis Indonesia dalam mengatasi berbagai tantangan global, termasuk krisis iklim dan transisi energi. Selama lebih dari empat dekade, GIZ bersama Indonesia telah membangun fondasi kuat untuk mencapai ekonomi hijau dan keberlanjutan lingkungan.
Sejak awal berdirinya, GIZ bekerja sama erat dengan berbagai pemangku kepentingan di Indonesia, mulai dari pemerintah, sektor swasta, hingga masyarakat sipil. Fokus utama GIZ di Indonesia adalah mendukung pengembangan energi terbarukan, konservasi alam, serta peningkatan kapasitas dan pelatihan untuk menciptakan ekonomi yang lebih berkelanjutan dan inklusif.
Sejarah Panjang Kerja Sama Indonesia dan Jerman
Sejak tahun 1975, Indonesia telah menjadi salah satu mitra utama Jerman dalam upaya pembangunan berkelanjutan. Country Director GIZ untuk Indonesia dan ASEAN, Martin Hansen, mengatakan kerja sama ini merupakan inisiatif antara kedua negara yang dibangun atas dasar kepercayaan dan visi bersama.
"Konteksnya, ini adalah kerja sama antara pemerintah ke pemerintah. Jadi bukan GIZ yang memilih sebuah negara, melainkan kesepakatan antara dua negara bahwa mereka ingin bekerja sama, dalam hal ini Indonesia dan Jerman," ujar Hansen dikutip dariDeutsche Welle, Kamis, 12 September 2024.
Selama puluhan tahun, GIZ dan Indonesia telah bekerja sama dalam berbagai proyek strategis, khususnya di sektor energi dan lingkungan. Peran GIZ menjadi semakin krusial ketika Indonesia memasuki fase penting transisi energi, yaitu perubahan dari energi fosil menuju energi terbarukan. Dalam beberapa tahun terakhir, kerja sama ini semakin diperkuat dengan adanya deklarasi dan kesepakatan baru yang mendukung percepatan transisi energi hijau di Indonesia.
Fokus pada Transisi Energi dan Krisis Iklim
Pada November 2021, pemerintah Indonesia dan Jerman memperbarui negosiasi antar-pemerintah yang menegaskan kembali komitmen kedua negara dalam tiga sektor utama: transisi energi menuju energi bersih, konservasi sumber daya alam, dan pelatihan berkelanjutan untuk pekerjaan layak. Negosiasi ini mencerminkan fokus utama GIZ dalam mendukung upaya global untuk mengatasi krisis iklim dan mempercepat transisi energi di negara-negara dengan potensi sumber daya alam yang besar, seperti Indonesia.
Martin menekankan krisis iklim adalah tantangan global yang tidak bisa dihadapi oleh satu pihak saja. "Untuk mewujudkan target internasional soal perubahan iklim, krisis iklim, perlu bekerja sama dengan negara seperti Indonesia, mengingat sumber daya alam yang luas," ujarnya.
Dengan Indonesia sebagai salah satu negara dengan kekayaan alam yang melimpah, transisi menuju energi hijau menjadi prioritas utama. Hansen juga menyebut Indonesia adalah satu dari enam negara mitra global yang penting bagi Jerman dalam menghadapi tantangan global.
Pilar Utama Kerja Sama
Kerja sama Indonesia-Jerman di bawah GIZ difokuskan pada tiga pilar besar. Pertama, transisi energi, yang melibatkan pengembangan energi terbarukan dan dekarbonisasi sektor energi. Kedua, perlindungan sumber daya alam, atau disebut juga "alam tangguh," yang berfokus pada konservasi hutan dan keanekaragaman hayati. Ketiga, pembangunan infrastruktur hijau yang mendukung ekonomi berkelanjutan.
Sejak tahun 2016, berbagai inisiatif telah diluncurkan untuk mendukung transisi energi Indonesia, termasuk proyek percontohan dan peningkatan kapasitas teknis untuk tenaga kerja di sektor energi. Salah satu hasil nyata dari kolaborasi ini adalah pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Hybrid di Selayar, yang berhasil mengurangi biaya operasional PLN sebesar Rp16,5 miliar per tahun.
Hansen juga mengakui transisi energi bukanlah proses yang singkat. "Ini adalah sesuatu yang tidak dapat terjadi dalam semalam, jadi harus realistis. Ini proses transformasi besar-besaran yang besar dan itu hanya membutuhkan waktu," ujar Hansen," katanya.
Just Energy Transition Partnership (JETP)
Salah satu inisiatif penting yang disoroti oleh Hansen adalah The Just Energy Transition Partnership (JETP), sebuah kerangka kerja yang disepakati di KTT G20 di Bali. Menurut Hansen, JETP merupakan tonggak penting dalam upaya Indonesia mempercepat transisi energi, di mana dalam satu tahun, Indonesia berhasil merancang kerangka kerja yang komprehensif. "Saya pikir Indonesia telah melakukannya dengan sangat baik, mengingat ini bukan tugas yang mudah. Jadi kita tidak perlu pesimis tentang hal itu, tetapi lebih optimis bahwa kita bisa melakukannya bersama," kata Hansen.
JETP menjadi landasan bagi GIZ dan Indonesia untuk mempercepat pengembangan energi terbarukan dan mencapai target emisi nol bersih pada tahun 2060 atau lebih cepat. Selain itu, JETP juga membantu Indonesia memobilisasi sumber daya keuangan dan teknologi dari mitra internasional untuk mendukung transisi energi yang adil dan inklusif.
Tantangan dan Optimisme Masa Depan
Meski GIZ telah mencatat berbagai keberhasilan dalam mendukung transisi energi di Indonesia, tantangan tetap ada. Hansen mengatakan salah satu tantangan terbesar adalah mengubah sikap dan perilaku masyarakat terhadap krisis iklim. "Pada akhirnya itu dimulai dengan Anda dan saya sebagai individu. Kita juga harus bersikap baik terhadap kenyataan bahwa kita harus mengubah sikap kita, hati mengubah hati dan cita orang-orang, bahwa kita mungkin juga perlu mengubah gaya hidup kita," jelas Hansen.
Namun, ia tetap optimis kerja sama antara Indonesia dan Jerman akan terus berlanjut, bahkan dalam menghadapi dinamika politik yang mungkin terjadi. "Pemerintah Indonesia sangat berkomitmen. Dan saat ini ada pemilihan presiden yang sedang berlangsung, tetapi saya tidak melihat akan ada perubahan signifikan pada tujuan pembangunan secara keseluruhan," ucap Hansen.
Dengan landasan kerja sama yang kuat dan komitmen yang berkelanjutan, GIZ bersama Indonesia terus melangkah menuju masa depan yang lebih hijau. Pada Oktober 2024, negosiasi antar pemerintah di Berlin akan memperbaharui kesepakatan untuk memperkuat fokus pada transisi energi, konservasi alam, dan pembangunan berkelanjutan, memastikan kedua negara tetap berada di jalur yang tepat untuk menghadapi tantangan global.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.