Logo
>

2,5 Juta Ton Beras Impor Banjiri Pasar Indonesia

Ditulis oleh KabarBursa.com
2,5 Juta Ton Beras Impor Banjiri Pasar Indonesia

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Perum Bulog menyebutkan beras impor yang telah masuk ke Indonesia mencapai 2.565.596 ton. Untuk tahun ini, kuota impor beras ditetapkan sebesar 3,6 juta ton.

    "Kami sudah mencapai angka 2,5 juta ton untuk realisasi impor beras per hari ini," kata Kepala Divisi Perencanaan Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog, Epi Sulandari, dalam Rapat Koordinasi Inflasi yang disiarkan melalui YouTube Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Senin, 29 Juli 2024.

    Selain melakukan impor beras, Bulog menyatakan juga aktif melakukan penyerapan dari petani domestik. Menurut Epi, hingga 27 Juli 2024, penyerapan beras dari petani mencapai 768.716 ton. Angka tersebut terdiri dari cadangan beras pemerintah (CBP) sebesar 613.724 ton dan beras komersial sebesar 154.992 ton.

    Saat ini, total stok beras di gudang Bulog mencapai 1.612.602 ton. Stok ini meliputi 1.533.594 ton beras CBP dan 78.467 ton beras komersial.

    "Sudah kami distribusikan ke seluruh wilayah Indonesia untuk kegiatan Stabilitas Harga Pangan (SPHP), bantuan pangan, serta untuk kesiapsiagaan terhadap bencana alam," pungkas Epi.

    Sementara itu, Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisamurthi, menjamin bahwa pemerintah melalui Perum Bulog tidak akan menambah impor beras menjelang Pilkada Serentak 2024.

    Menurut Bayu, langkah ini diambil karena beras sering digunakan sebagai komoditas dalam kampanye Pilkada.

    Di sisi lain, untuk menjaga ketersediaan beras nasional, pemerintah tetap melakukan pengadaan beras melalui impor serta penyerapan gabah lokal.

    Faktor lainnya, lanjut Bayu, antara penawaran dan permintaan pada masa Pilkada cenderung tidak mengalami perubahan yang signifikan.

    Selain itu, Bayu juga memastikan stok beras dalam negeri tetap aman jelang Pilkada serentak lantaran mulai Agustus, Oktober, dan Desember 2024 pemerintah akan kembali menyalurkan bantuan pangan berupa beras kepada 22 juta keluarga penerima manfaat.

    Tak hanya itu, pihaknya juga akan mengoptimalkan penyaluran beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), gerakan pangan murah hingga penyaluran beras komersial.

    "Jadi Bulog mempersiapkan dengan cara bahwa pasokan yang ada di masyarakat itu terjaga," ujarnya.

    Merauke jadi Pusat Produksi Beras

    Beberapa waktu lalu, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan bahwa pemerintah sedang menyiapkan Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan, sebagai lumbung pangan di Kawasan Timur Indonesia (KTI). Merauke akan menjadi pusat produksi beras untuk memenuhi kebutuhan domestik maupun ekspor.

    Untuk mencapai hal ini, pemerintah menerapkan konsep pertanian berbasis teknologi, yang melibatkan penggunaan varietas unggul, sensor tanah dan cuaca, drone pemantau lahan, serta sistem irigasi otomatis guna meningkatkan hasil panen.

    Mentan Amran menyatakan optimisme bahwa pembangunan lumbung pangan di Merauke akan menjadi inisiatif strategis yang memperkuat ketahanan pangan di Indonesia timur.

    Katanya, pemerintah mengusung konsep pertanian pintar (smart farming) yang menggabungkan teknologi modern dengan keterlibatan generasi muda untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi.

    Pembangunan lumbung beras ini akan dilakukan bertahap hingga mencapai 1 juta hektare (ha). Pada tahap awal, telah dimulai dengan 40 ribu ha dari total 63 ribu ha yang ada, dan akan dilanjutkan hingga mencapai 1 juta ha. Merauke, sebagai penghasil padi terbesar di Papua Selatan, saat ini memiliki Luas Baku Sawah (LBS) seluas 42.328,42 ha dan luas panen padi 49.573 ha, yang mampu memproduksi 189.200 ton gabah kering giling (GKG).

    Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan dukungan penuh untuk pengembangan konsep pertanian berbasis teknologi di Merauke.

    Dengan teknologi pertanian seperti varietas unggul, sensor tanah dan cuaca, drone pemantau lahan, serta sistem irigasi otomatis, diharapkan produktivitas padi dapat meningkat hingga 10 ton per hektare.

    Amran mengungkapkan bahwa sektor pangan harus menjadi fokus semua pihak, terutama mengingat situasi iklim seperti kekeringan dan panas berkepanjangan yang mengancam banyak negara dengan krisis pangan.

    Dalam kunjungannya ke lahan pertanian modern di Distrik Kurik, Kabupaten Merauke, Jokowi menekankan pentingnya sektor pangan dan potensi besar Merauke sebagai lumbung pangan berkat kondisi geografis dan ketersediaan air yang melimpah.

    Dengan dukungan dan optimisme pemerintah, diharapkan Merauke akan mampu menjadi lumbung pangan yang signifikan di KTI, menjadikan Indonesia lebih mandiri dalam hal ketahanan pangan dan berpotensi menjadi eksportir beras.

    "Dengan menjadikannya Merauke sebagai pusat produksi beras maka ketahanan pangan akan tercipta. Menjadikan negara kita lebih mandiri dalam hal ketahanan pangan dan berpotensi jadi eksportir beras," kata Mentan Amran Sulaiman. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi