Logo
>

Apple Lebih Memilih Investasi di Vietnam daripada Indonesia, ini Buktinya

Ditulis oleh KabarBursa.com
Apple Lebih Memilih Investasi di Vietnam daripada Indonesia, ini Buktinya

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Perusahaan teknologi asal Amerika Serikat (AS), Apple, menyatakan komitmen investasinya di Indonesia senilai Rp1,6 triliun.

    Hal itu disampaikan oleh CEO Apple, Tim Cook, usai bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada April 2024.

    Bagian dari investasi ini mencakup pembangunan Apple Developer Academy keempat di Bali, melengkapi tiga fasilitas serupa di Tangerang Selatan, Batam, dan Surabaya.

    Fasilitas ini adalah bagian dari upaya Apple untuk memenuhi ketentuan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) yang diwajibkan pemerintah agar produk mereka dapat dijual di Indonesia.

    Kebijakan TKDN mewajibkan perusahaan asing memenuhi kandungan lokal dalam produknya, sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 65 Tahun 2016.

    Ada beberapa pilihan untuk memenuhi persyaratan ini, yaitu melalui produksi hardware dengan membangun pabrik lokal, menggandeng pengembang lokal melalui software, atau berkomitmen pada investasi riset dan pengembangan di Indonesia.

    Apple memilih opsi ketiga, fokus pada pendidikan dan pengembangan melalui Apple Developer Academy yang bertujuan melatih talenta developer di Indonesia.

    Vietnam Menjadi Basis Produksi Apple

    Berbeda dengan pendekatannya di Indonesia, Apple menunjukkan komitmen yang lebih besar di Vietnam, terutama dalam pembangunan fasilitas produksi.

    Di negara tersebut, perusahaan ini tidak hanya mengalokasikan investasi dalam pendidikan, tetapi juga membangun fasilitas produksi yang signifikan.

    Menurut laporan resmi Apple, perusahaan ini meningkatkan anggaran untuk para pemasoknya di Vietnam serta mendukung inisiatif lingkungan lokal.

    Berdasarkan beberapa sumber, Apple telah menggelontorkan sekitar 400 triliun dong Vietnam atau setara Rp255 triliun. Investasi besar ini juga membuka lapangan kerja bagi sekitar 200.000 orang di Vietnam.

    Selain itu, Apple bersama dengan beberapa pemasoknya memindahkan 11 fasilitas produksi dari negara lain, khususnya dari China, ke Vietnam.

    Langkah ini sejalan dengan strategi diversifikasi rantai pasokan global Apple untuk mengurangi ketergantungan pada China, terutama dalam rangka mengantisipasi potensi gangguan rantai pasokan yang mungkin terjadi kapan saja.

    Situasi pandemi COVID-19 yang melumpuhkan beberapa pemasok di China menjadi pelajaran penting bagi Apple tentang perlunya diversifikasi.

    Saat bertemu dengan Perdana Menteri Vietnam Pham Minh Chinh, Cook menegaskan komitmen Apple untuk meningkatkan investasinya di negara tersebut.

    “Negara ini (Vietnam) dinamis dan indah,” kata Cook sebagaimana dilaporkan oleh Voice of Vietnam.

    Penjualan Apple di Indonesia Rp30 Triliun per Tahun

    Di sisi lain, selama bertahun-tahun Apple bisa bebas memasarkan produk-produknya di Indonesia. Namun, hingga kini kontribusi investasinya masih dianggap minim.

    Dalam catatan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Apple berhasil mencatatkan penjualan produk di Indonesia sebesar Rp30 triliun pada tahun 2023 dari berbagai perangkat seperti ponsel, tablet, laptop, dan aksesoris. Dengan pendapatan sebesar ini, banyak pihak yang berharap Apple bisa berinvestasi lebih besar di Indonesia.

    Namun, realitanya, pemerintah menilai bahwa tambahan investasi sekitar Rp300 miliar dari Apple belum sepenuhnya terealisasi.

    Dalam sebuah rapat dengan Komisi VII DPR, Agus Gumiwang menyebut bahwa kontribusi investasi dari Apple masih sangat kecil dan menyebut angka Rp300 miliar tersebut sebagai “receh” untuk perusahaan besar seperti Apple.

    Sebagai respon terhadap komitmen investasi yang dinilai kurang memadai, pemerintah kini mengambil sikap lebih tegas. Apple kemungkinan akan menghadapi larangan penjualan untuk produk terbaru mereka, termasuk iPhone 16, jika tidak memenuhi persyaratan TKDN yang telah ditetapkan.

    Pemerintah bahkan mempertimbangkan untuk meningkatkan standar TKDN agar produsen asing, termasuk Apple, memberikan kontribusi lebih besar bagi industri lokal.

    Langkah pemerintah ini mencerminkan upaya untuk memastikan bahwa perusahaan-perusahaan asing yang meraup keuntungan besar dari pasar Indonesia turut memberikan kontribusi yang lebih berarti bagi perkembangan ekonomi domestik.

    Kebijakan ini juga bertujuan meningkatkan nilai tambah produk dalam negeri dan memberikan lebih banyak peluang kerja bagi masyarakat Indonesia.

    Dengan memanfaatkan potensi pasar besar di Indonesia, Apple dan perusahaan asing lainnya diharapkan berkomitmen pada investasi yang seimbang dengan keuntungan yang mereka peroleh.

    Jika Apple memilih untuk memenuhi standar TKDN melalui pembangunan fasilitas produksi, ini dapat memberikan dampak positif bagi industri teknologi dan manufaktur di Tanah Air, serta menciptakan lapangan kerja baru.

    Pada akhirnya, perbandingan investasi Apple di Indonesia dan Vietnam menunjukkan bahwa perusahaan tersebut cenderung lebih memilih Vietnam sebagai basis produksi di kawasan Asia Tenggara (ASEAN).

    Meskipun Apple telah berinvestasi di bidang pendidikan melalui Apple Developer Academy di Indonesia, pendekatan ini masih dianggap belum sebanding dengan keuntungan yang mereka peroleh dari penjualan di Indonesia. (*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi