Logo
>

Bank Sentral Filipina bakal Pangkas Suku Bunga meski Inflasi Tinggi

Ditulis oleh Syahrianto
Bank Sentral Filipina bakal Pangkas Suku Bunga meski Inflasi Tinggi

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Bank sentral Filipina diperkirakan akan menghadapi keputusan sulit dalam rapat yang diadakan hari ini, Kamis, 15 Agustus 2024.

    Para pejabat bank sentral harus menentukan apakah akan memangkas atau mempertahankan suku bunga, setelah data inflasi menunjukkan lonjakan tertinggi dalam sembilan bulan terakhir.

    Dari 23 analis yang disurvei oleh BloombergNews, 13 di antaranya memperkirakan bahwa Bangko Sentral Pilipinas (BSP) akan tetap menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 6,25 persen. Sementara itu, analis lainnya memprediksi bahwa suku bunga akan tetap bertahan pada level tertinggi dalam 17 tahun terakhir.

    Gubernur BSP, Eli Remolona, yang selama beberapa bulan terakhir telah mengindikasikan kemungkinan pemangkasan suku bunga secepatnya pada bulan Agustus, kini tampaknya mencoba menurunkan ekspektasi setelah inflasi pada bulan Juli melebihi target bank sentral sebesar 2 persen hingga 4 persen.

    Menurutnya, hal ini membuat kemungkinan perubahan kebijakan dalam waktu dekat menjadi “sedikit lebih kecil,” setelah kenaikan harga terjadi.

    Namun, Filipina masih memiliki alasan untuk melakukan pemangkasan: rata-rata inflasi tahun ini masih berada dalam target, dan peso telah menguat terhadap dolar AS bersama dengan mata uang lainnya. Selain itu, Federal Reserve AS juga diperkirakan akan melonggarkan kebijakan moneternya bulan depan.

    "Apresiasi peso lokal merupakan faktor yang mendukung pelonggaran,” kata Menteri Keuangan Ralph Recto, yang juga merupakan anggota dewan kebijakan BSP yang terdiri dari tujuh orang, kepada wartawan pada hari Rabu, 14 Agustus 2024.

    Di sisi lain, BSP juga akan mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi yang masih kuat serta peningkatan lapangan kerja dalam pengambilan keputusannya, tambahnya.

    Jalur Inflasi Filipina

    Bank sentral menyatakan bahwa inflasi umum kemungkinan besar akan mengikuti tren penurunan mulai bulan ini, setelah kenaikan yang terjadi pada bulan Juli. Penurunan tarif beras akan membantu “secara signifikan memoderasi” kenaikan harga dan membuka jalan bagi BSP untuk menurunkan suku bunga acuannya, ujar Remolona awal bulan ini.

    “Meskipun terdapat kemungkinan bahwa BSP dapat memilih untuk bersikap hati-hati dan menunda penurunan suku bunga hingga Oktober, pelonggaran inflasi inti dan prospek inflasi yang lebih rendah mendukung dimulainya penurunan suku bunga pada bulan Agustus,” tulis Nalin Chutchotitham, seorang ekonom di Citigroup Inc., dalam sebuah catatan tertanggal 7 Agustus.

    Namun demikian, risiko kenaikan harga tetap ada, termasuk peningkatan tarif listrik yang terus berlanjut bulan ini. Selain itu, biaya pangan juga bisa tetap tinggi akibat beberapa daerah yang terkena dampak hujan lebat di akhir Juli.

    Prospek Ekonomi Filipina

    Meskipun Filipina mencatat tingkat pertumbuhan ekonomi tertinggi di kawasan ini pada kuartal terakhir sebesar 6,3 persen, konsumsi domestik masih lemah. Beberapa senator dan Menteri Perencanaan Ekonomi Arsenio Balisacan juga menyuarakan kekhawatiran mereka mengenai dampak negatif suku bunga tinggi terhadap perekonomian dan bisnis, yang mungkin akan memberi tekanan pada BSP untuk melonggarkan kebijakan.

    Remolona juga mengungkapkan keprihatinannya terkait potensi ekonomi yang mungkin berkinerja di bawah optimal. Bank sentral telah menyatakan pada bulan Juni bahwa pertumbuhan ekonomi mungkin akan melambat pada semester kedua akibat dampak tertunda dari siklus pengetatan moneter sebelumnya.

    Momentum pertumbuhan ekonomi negara ini tampaknya mulai melemah, yang terlihat dari ekspansi kuartal-ke-kuartal yang lebih rendah dari perkiraan pada periode April-Juni, menurut ekonom HSBC Holdings Plc, Aris Dacanay. Hal ini semakin memperkuat alasan bagi BSP untuk memulai siklus pelonggaran guna mendorong konsumsi dan investasi swasta, tambahnya.

    Kekuatan Peso

    Apresiasi peso terhadap dolar AS baru-baru ini Penguatan peso terhadap dolar AS baru-baru ini menciptakan peluang bagi Bank Sentral Filipina (BSP) untuk mempertimbangkan penurunan suku bunga. Mata uang lokal ini mengalami peningkatan signifikan minggu ini, mencapai level tertinggi terhadap dolar AS sejak April. Penguatan ini tidak hanya memberikan BSP fleksibilitas dalam kebijakan moneternya, tetapi juga menandakan kepercayaan pasar terhadap stabilitas ekonomi Filipina.

    Peso Filipina telah menjadi salah satu mata uang dengan kinerja terbaik di kawasan Asia bulan ini. Hal ini didukung oleh pelemahan dolar AS, yang sebagian besar dipicu oleh kekhawatiran atas kondisi ekonomi di Amerika Serikat dan ekspektasi bahwa Federal Reserve mungkin akan segera menurunkan suku bunganya. Sentimen ini semakin menguat setelah rilis data ekonomi AS yang menunjukkan tanda-tanda pelemahan, sehingga menambah tekanan pada The Fed untuk melonggarkan kebijakan moneternya guna mendukung pertumbuhan.

    Selain faktor eksternal, kekuatan peso juga didorong oleh fundamental ekonomi domestik yang solid. Arus masuk modal asing yang stabil, terutama dalam bentuk investasi portofolio, telah memberikan dukungan tambahan bagi mata uang ini. Di sisi lain, keberhasilan pemerintah dalam menjaga inflasi di bawah kendali, meskipun tantangan global yang ada, turut memperkuat persepsi positif terhadap peso.

    Kombinasi dari sentimen global dan faktor domestik ini membuat peso menjadi pilihan menarik bagi para investor. Penguatan peso ini tidak hanya memperkuat daya beli Filipina terhadap impor, tetapi juga berpotensi menurunkan tekanan inflasi dari sisi eksternal, sehingga memberikan BSP ruang yang lebih luas untuk melonggarkan kebijakan suku bunga jika diperlukan. Langkah ini akan menjadi penting untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi, terutama dalam menghadapi potensi tantangan dari kondisi ekonomi global yang tidak menentu. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.