Logo
>

BKPM Bidik Investasi Asing untuk Pertumbuhan Ekonomi 2025

Ditulis oleh Dian Finka
BKPM Bidik Investasi Asing untuk Pertumbuhan Ekonomi 2025

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Nurul Ichwan, mengungkapkan proyeksi bisnis Indonesia pada tahun 2025, yang diprediksi akan berkembang di tengah situasi politik domestik yang stabil.

    Menurut Nurul, meskipun Indonesia telah berhasil melewati berbagai proses politik yang menghasilkan stabilitas, tantangan besar tetap berasal dari dinamika ekonomi global. Salah satu yang paling signifikan adalah ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan China.

    "Meskipun politik di Indonesia sudah berjalan lancar, kita tidak bisa mengabaikan bagaimana hubungan internasional, terutama dengan negara-negara besar, dapat memengaruhi ekonomi kita," ujar Nurul saat dihubungi Kabarbursa.com, Jakarta, Senin, 30 Desember 2024.

    Nurul menjelaskan bahwa proyeksi bisnis Indonesia di tahun 2024 harus mempertimbangkan berbagai faktor eksternal, mengingat Indonesia adalah negara terbuka yang sangat terhubung dengan perekonomian global. Ia menekankan pentingnya partisipasi investasi asing untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diharapkan berada di kisaran 6-8 persen pada 2024.

    "Kapasitas kita terbatas, baik dari sisi kapital maupun insentif. Oleh karena itu, kita perlu menarik investasi asing untuk mencapai target pertumbuhan tersebut," tambahnya.

    Salah satu faktor eksternal yang perlu dicermati adalah ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan China. Nurul menyoroti bagaimana perubahan kebijakan ekonomi AS, terutama di bawah pemerintahan Donald Trump, dapat memengaruhi pasar global, khususnya bagi negara-negara yang terlibat dalam rantai pasokan global, termasuk Indonesia.

    "Jika Amerika Serikat menaikkan tarif impor untuk produk-produk China, ini membuka peluang bagi Indonesia untuk menggantikan peran China dalam menyediakan produk-produk tertentu bagi pasar AS," ujar Nurul.

    Ia menambahkan bahwa Indonesia harus memanfaatkan situasi ini dengan menarik investasi dari perusahaan-perusahaan global yang mencari alternatif sumber produksi selain China.

    Tren "China Plus One", di mana banyak perusahaan global mencari lokasi alternatif untuk berinvestasi di luar China, juga menjadi peluang besar bagi Indonesia. Menurut Nurul, Indonesia harus memanfaatkan tren ini untuk menarik investor yang ingin memperluas pasar mereka, khususnya di Amerika, tanpa terkendala oleh kebijakan perdagangan AS terhadap China.

    "Ini adalah peluang besar bagi kita untuk menarik investor yang ingin memasuki pasar Amerika tanpa terkendala oleh kebijakan perdagangan AS terhadap China," kata Nurul.

    Dengan memanfaatkan kesempatan ini, Indonesia berpotensi memperkuat posisinya sebagai tujuan investasi yang menarik, menggantikan China dalam beberapa sektor industri yang dibutuhkan pasar AS.

    Nurul menekankan bahwa BKPM akan terus berupaya untuk menarik investor global yang tertarik dengan pasar Amerika dan membantu mereka berinvestasi di Indonesia. Selain itu, BKPM akan bekerja sama dengan pelaku usaha domestik untuk memproduksi barang yang memenuhi standar dan kebutuhan pasar AS.

    “Dengan memaksimalkan peluang yang ada akibat ketegangan perdagangan global, BKPM berharap Indonesia dapat terus mengoptimalkan posisi geografis dan strategisnya, serta menarik lebih banyak investasi global untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan pada 2025,” pungkas Nurul.

    BKPM Fokus Hilirisasi dan Investasi

    Menteri Penanaman Modal/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Perkasa Roeslani menegaskan pentingnya akselerasi hilirisasi dan investasi berkelanjutan dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Hal ini disampaikan dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) bertema “Akselerasi Hilirisasi dan Investasi Berkelanjutan Menuju Indonesia Emas”.

    Rosan menekankan bahwa tema Rakornas sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto untuk melanjutkan hilirisasi dan industrialisasi demi meningkatkan nilai tambah ekonomi dalam negeri.

    “Empat prioritas utama Presiden ke depan adalah ketahanan pangan, ketahanan energi, makanan bergizi gratis, dan hilirisasi,” ujarnya dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) di Jakarta, Rabu, 11 Desember 2024.

    Indonesia diproyeksikan mempertahankan pertumbuhan ekonomi stabil sebesar 5,1–5,2 persen pada 2025, menurut laporan East Asia and Pacific Economic Update dari World Bank yang dirilis Oktober 2024. Menindaklanjuti arahan Presiden Prabowo, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi mencapai 8 persen pada 2028–2029.

    Untuk mencapai target tersebut, Rosan menyebutkan bahwa sektor investasi akan menjadi motor utama. Selama lima tahun mendatang, rata-rata pertumbuhan investasi diperkirakan mencapai 16,75 persen per tahun. Total kebutuhan investasi diproyeksikan sebesar Rp13.528 triliun hingga 2029. Pada 2025 saja, target investasi mencapai Rp1.906 triliun dan akan meningkat secara bertahap hingga 2029.

    “Ini tugas berat yang membutuhkan sinergi dan kolaborasi lintas kementerian, lembaga, hingga pemerintah daerah,” tegas Rosan.

    Hingga September 2024, BKPM telah mencatatkan realisasi investasi sebesar Rp1.261,43 triliun, atau 76,45 persen dari target tahunan. Kontribusi investasi terbagi hampir merata antara Jawa (50,34 persen) dan luar Jawa (49,66 persen), dengan penyerapan tenaga kerja mencapai 1.873.214 orang.

    Rosan menegaskan bahwa penyerapan tenaga kerja berkualitas dan berkelanjutan merupakan salah satu prioritas utama. “Hilirisasi tidak hanya meningkatkan nilai tambah ekonomi, tetapi juga menciptakan lapangan kerja yang lebih baik,” pungkasnya. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Dian Finka

    Bergabung di Kabar Bursa sejak 2024, sering menulis pemberitaan mengenai isu-isu ekonomi.