KABARBURSA.COM - Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menggelar pertemuan bilateral dengan Menteri Pertanian Brasil, Carlos Favaro, di Chapada Dos Guimaraes, Brasil, Kamis, 12 September 2024. Adapun pertemuan tersebut menginisiasi memorandum of understanding atau MoU antara PT Asiabeef Biofarma Indonesia (Asiabeef) dengan Agropecuaria 31 (31 Group).
MoU tersebut berisi komitmen kerjasama investasi pengembangan 100.000 ekor ternak sapi perah tropis asal Brasil yang akan dilaksanakan di Indonesia dalam rangka mendukung peningkatan produksi susu dalam negeri dengan nilai investasi hingga Rp4,5 Triliun.
“Kehadiran investor asal Brasil ini dapat turut mendukung upaya kita untuk swasembada daging dan susu,” kata Amran dalam keterangan resminya, dikutip Sabtu, 14 September 2024.
Melalui kerja sama ini, Amran berharap Indonesia dapat memenuhi kebutuhan protein daging sapi dan susu dari dalam negeri, bukan melalui impor. Amran pun menegaskan Indonesia harus bisa mengembangkan peternakan secara masif.
“Semua investasi ini akan menciptakan lapangan kerja baru di berbagai bidang peternakan,” ujarnya.
Adapun pertemuan Bilateral Indonesia-Brasil dilakukan langsung seusai Amran menghadiri G20 Agriculture Ministerial Meeting (AMM). Dalam gelaran G20 AMM, dia menyampaikan komitmen pemerintah Indonesia untuk terus mentransformasi sistem pertanian dan pangan secara holistik.
“Indonesia mencapai swasembada beras pada tahun 2017, 2019, 2020, dan 2021, serta menghasilkan surplus jagung, bawang merah, kelapa sawit, ayam, dan telur dalam beberapa tahun terakhir, memenuhi kebutuhan 281 juta rakyat Indonesia,” terangnya.
Langkah strategis dalam pembangunan sektor pertanian harus segera diambil karena dunia sedang menghadapi ekanan yang semakin besar dengan perkiraan populasi global yang mencapai 8,6 miliar pada tahun 2030.
“Kita harus meningkatkan produksi pangan sambil melestarikan sumber daya alam kita yang semakin menipis,” katanya.
Menurutnya, Indonesia akan berstrategi dengan menekankan solusi fleksibel dan inovatif untuk meningkatkan ketahanan dan keberlanjutan dengan memanfaatkan sumber daya alam dan manusia serta teknologi modern.
Amran pun mengajak seluruh anggota G20 untuk memajukan sistem pertanian dan pangan yang tangguh dan berkelanjutan. “Dengan bekerja sama dan berbagi praktik terbaik, kita dapat mengatasi tantangan, mendorong inklusivitas, dan membangun masa depan yang lebih adil dan berkelanjutan,” tegasnya.
Ruang Investasi Program MBG
Diberitakan sebelumnya, Wakil Menteri Investasi dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Yuliot Tanjung, mengatakan pihaknya juga menyediakan program investasi ketahanan pangan. Program tersebut dibentuk untuk menyediakan ruang investasi bagi program prioritas Presiden terpilih, Prabowo Subianto, yakni Makan Bergizi Gratis (MBG).
"Jadi kan ada kegiatan investasi ketahanan pangan. Jadi ketahanan pangan ya mungkin itu kita akan dorong ke depan," kata Yuliot kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, 12 September 2024.
Di sisi lain, Yuliot juga menyebut, pihaknya akan memberdayakan industri-industri di sektor pangan dalam negeri untuk mendukung program strategis di masa kepemimpinan Prabowo Subianto. "Kita juga akan memperdayakan industri-industri yang ada di dalam negeri bisa mensupport kegiatan-kegiatan yang terkait dengan program-program Pak Prabowo sendiri," jelasnya.
Kendati demikian, Yuliot tidak mengukap secara spesifik investor mana saja yang mulai melirik program MBG. Dia menilai, hal tersebut mesti disesuaikan dengan kementerian/lembaga terkait.
"Ini ya kita harus detailkan dengan teman-teman, dengan kementerian/lembaga, ya. Kira-kira apa yang bisa dikontribusikan dari Kementerian Investasi, dan juga apa yang bisa di-cover merupakan pekerjaan bersama," tutupnya.
Wacana Susu Ikan
Sementara itu, Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki sebelumnya mengusulkan susu ikan sebagai alternatif menggantikan susu sapi sebagai pemenuhan program MBG yang akan dijalankan pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Usulan ini juga bertujuan untuk mengurangi ketergantungan impor susu sebagai salah satu menu utama di program MBG. Menurut Teten, susu ikan bisa menjadi solusi efektif untuk mengatasi ketergantungan pada susu impor dan meningkatkan nilai tambah produk perikanan domestik.
Teten menjelaskan, pemberian susu ikan juga bagian dari upaya hilirisasi produk kelautan dan sebagai upaya meningkatkan pendapatan nelayan melalui pemanfaatan produk-produk turunannya.
“Hilirisasi produk lautan salah satunya adalah produk-produk turunan dari ikan. Tidak hanya untuk produk susu, ikan juga mengandung ekstrak protein yang bisa digunakan dalam industri makanan,” kata Teten dikutip 12 September 2024.
Ia memaparkan susu ikan bisa menjadi produk yang memenuhi standar gizi sama seperti susu sapi. Dia menyebut susu ikan mengandung protein yang setara dengan susu sapi. Kata Teten, dalam pemenuhan susu di program Makan Bergizi Gratis bisa memanfaatkan ikan-ikan rucah dan ikan asin yang melimpah di Indonesia.
“Selain itu, susu ikan ini lebih murah dan tidak menimbulkan alergi seperti pada susu sapi. Ini merupakan keuntungan besar untuk masyarakat Indonesia,” jelasnya.
Teten mengatakan sampai saat ini Indonesia masih bergantung pada impor susu, yang mencapai 80 persen. Keterbatasan lahan dan produktivitas susu sapi, yang hanya sekitar 15 liter per hari per sapi, menjadi tantangan besar.
“Susu sapi masih didominasi oleh imporndan kita memiliki potensi yang sangat besar untuk menggantikan produk ini dengan susu ikan,” katanya.
Dia mengungkapkan potensi susu ikan di Indonesia sangat besar, dengan kapasitas sekitar 24,74 juta ton ikan yang dapat diolah menjadi susu. “Saat ini susu ikan sudah mulai dijual untuk umum,” katanya.(*)