Logo
>

Bursa Asia Bergerak Beragam usai Trump Berencana Ambil Alih Gaza

Ditulis oleh Yunila Wati
Bursa Asia Bergerak Beragam usai Trump Berencana Ambil Alih Gaza

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Pasar saham Asia mengalami pergerakan beragam pada perdagangan Rabu, 5 Februari 2025, dengan beberapa indeks mencatat kenaikan sementara yang lain masih tertekan oleh ketidakpastian global. Indeks MSCI untuk saham Asia Pasifik di luar Jepang berhasil naik 0,6 persen, meskipun investor tetap waspada terhadap berbagai faktor risiko yang berkembang.

    Salah satu faktor yang mempengaruhi pasar adalah pernyataan mengejutkan dari Presiden AS Donald Trump yang menyebutkan keinginan negaranya untuk mengambil alih Jalur Gaza yang dilanda perang dan mengembangkannya secara ekonomi. Komentar ini memicu kebingungan di kalangan investor, mengingat dampaknya terhadap kebijakan luar negeri AS serta potensi ketidakstabilan yang lebih besar di kawasan Timur Tengah.

    Di sisi lain, China kembali menjadi pusat perhatian setelah kembali dari libur Tahun Baru Imlek. Pemerintah Beijing menetapkan nilai tukar tetap untuk yuan, sebuah langkah yang meredakan kekhawatiran tentang kemungkinan pelemahan mata uangnya sebagai respons terhadap tarif impor yang diterapkan AS.

    Sejauh ini, China telah menahan diri dalam membalas kebijakan tarif Trump dengan memberlakukan pungutan yang hanya mencakup ekspor AS ke China senilai 14 miliar dolar AS. Analis menilai langkah ini bertujuan untuk mengirim pesan kepada AS tanpa memperburuk ketegangan lebih lanjut.

    Data ekonomi terbaru dari China menunjukkan perlambatan di sektor jasa, dengan PMI Jasa Caixin tercatat sebesar 51,0 pada Januari, lebih rendah dibandingkan 52,2 pada Desember. Angka ini mengindikasikan bahwa aktivitas bisnis di sektor jasa mengalami penurunan, yang bisa berdampak pada pertumbuhan ekonomi China dalam beberapa bulan mendatang.

    Di pasar saham, indeks utama Asia bergerak variatif. Nikkei 225 di Jepang naik tipis 0,09 persen ke 38.831, sedangkan Topix menguat 0,27 persen ke 2.745.

    Di China, indeks Shanghai Composite turun 0,65 persen ke 3.229, sementara Shenzhen Component bertahan di zona hijau dengan kenaikan 0,08 persen ke 10.164. Hang Seng di Hong Kong mengalami pelemahan cukup tajam sebesar 0,93 perseb ke 20.597, sementara Kospi Korea Selatan melonjak 1,11 persen ke 2.509.

    Pasar mata uang Asia juga mencerminkan dinamika pasar yang beragam. Yen Jepang menguat terhadap dolar AS, dengan USD-JPY turun ke 153,36. Dolar Singapura sedikit melemah ke 1,3511 terhadap dolar AS, sementara dolar Australia justru menguat ke 0,6275. Di pasar Indonesia, rupiah melemah ke 16.292 per dolar AS, sedangkan yuan China turun ke 7,2725 per dolar AS.

    Secara keseluruhan, pasar saham Asia masih bergulat dengan berbagai faktor global yang memengaruhi sentimen investor. Ketidakpastian terkait kebijakan perdagangan AS dan respons China menjadi faktor kunci dalam pergerakan pasar, sementara data ekonomi terbaru menunjukkan adanya perlambatan dalam aktivitas bisnis di kawasan tersebut.

    Investor kini mencermati langkah-langkah lebih lanjut dari kedua negara besar ini serta dampaknya terhadap stabilitas ekonomi global.

    Sementara itu, Bursa saham Asia pada 3 Februari kemarin kompak masuk mode hati-hati gara-gara efek tarif dari Presiden Donald Trump. Rencana pengenaan tarif impor buat mitra dagang utama AS bikin pelaku pasar waswas. Efeknya pun langsung terasa di bursa saham regional.

    Dilansir dari AP di Jakarta, Senin, Indeks Nikkei 225 Jepang anjlok 2,4 persen ke 38.612,96, sementara indeks S&P/ASX 200 Australia turun 1,8 persen ke 8.376,30. Korea Selatan lebih parah, Kospi jatuh 2,9 persen ke 2.443,57. Hong Kong juga ikut lesu dengan Hang Seng turun 1,4 persen ke 19.942,54, dan indeks Shanghai Composite merosot tipis ke 3.250,60.

    Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah sebesar 58 poin atau turun 0,82 persen ke level 7,051 pada perdagangan Senin, 3 Februari 2025. Pada pembukaan sesi satu pagi ini, sebanyak 133 saham terpantau menguat, 149 saham berada di zona merah, dan 255 saham mengalami stagnan.

    Merujuk data perdagangan Stockbit, saham SHID (23,84 persen) berada di posisi teratas top gainer, diikuti GPSO (13,30 persen), DAYA (13,19 persen), SSMS (12,81 persen), dan KLIN (9,64 persen). Adapun saham-saham yang berada di lima besar top loser yakni OBAT (-24,81 persen), MASB (-15,93 persen), UFOE (-10,16 persen), ISAP (-8,33 persen), dan LOPI (-8,16 persen).

    IHSG masih diproyeksikan menguat pada perdagangan awal pekan ini. Analis MNC Sekuritas memproyeksikan IHSG menguat tipis, yakni sebesar 0,50 persen ke level 7.109 disertai munculnya volume pembelian.

    “Pergerakan IHSG pun sudah menutup area gap yang berada di 7,150-7,166 meskipun ditutup di bawah MA20. Kami perkirakan, posisi IHSG masih rawan terkoreksi untuk menguji 7,010-7,035 dahulu, namun selama masih mampu berada di atas supportnya, maka IHSG berpeluang menguat ke 7,166-7,190,” kata tim analis MNC Sekuritas dalam keterangannya, Senin, 3 Februari 2025.

    Para analis memperingatkan pasar Asia sedang bersiap menghadapi volatilitas yang bakal meledak kalau perang dagang ini benar-benar pecah. Menurut Yeap Jun Rong, analis pasar di IG, pembatasan perdagangan ini bisa bikin aliran perdagangan global menyusut, rantai pasokan kacau, biaya produksi naik, dan pada akhirnya, inflasi makin liar.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79