Logo
>

Bursa Asia Melemah, Yen Jepang Bukan Lagi Save Haven?

Ditulis oleh Yunila Wati
Bursa Asia Melemah, Yen Jepang Bukan Lagi Save Haven?

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Pasar saham Asia melemah pada penutupan Kamis sore, 5 September 2024, dengan indeks saham Jepang mengalami penurunan tajam ke level terendah dalam tiga minggu terakhir. Investor kini lebih berhati-hati, mencari tempat aman untuk berinvestasi di tengah meningkatnya kekhawatiran mengenai ekonomi AS. Prospek pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) juga menjadi perhatian utama para pelaku pasar.

    Kondisi ini dipicu oleh data ekonomi AS yang beragam, mulai dari angka manufaktur yang lemah pada hari Selasa hingga data tenaga kerja yang tidak konsisten pada Rabu.

    "September secara historis merupakan bulan yang menantang untuk aset berisiko. Banyak manajer portofolio global cenderung mengambil sebagian keuntungan, mengingat kinerja kuat pada bulan Juli dan Agustus," kata Daniel Tan, manajer portofolio di Grasshopper Asset Management, Singapura.

    Fokus Investor: Data Jasa dan Nonfarm Payrolls

    Hari ini, perhatian investor tertuju pada data industri jasa AS dan klaim pengangguran, namun fokus utama minggu ini adalah laporan Nonfarm Payrolls bulan Agustus yang akan dirilis pada Jumat. Laporan ini sangat dinantikan karena dapat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang arah ekonomi AS, sekaligus menentukan apakah The Fed akan memangkas suku bunga sebesar seperempat atau setengah persen bulan ini.

    Berdasarkan alat prediksi CME FedWatch, pasar kini memperkirakan peluang 44 persen untuk pemangkasan 50 basis poin pada pertemuan The Fed 17-18 September, naik dari 38 persen sehari sebelumnya. Para pedagang bahkan mengantisipasi pelonggaran hingga 110 bps sepanjang sisa tahun ini dari tiga pertemuan The Fed yang tersisa.

    Perubahan ekspektasi ini terjadi setelah data Rabu menunjukkan lowongan pekerjaan di AS turun ke titik terendah dalam 3,5 tahun pada bulan Juli, menandakan pasar tenaga kerja mulai kehilangan momentum.

    Kinerja Bursa Asia

    • Nikkei 225 (Jepang): -1,05 persen ke 36.657
    • Topix (Jepang): -0,48 persen ke 2.620
    • Shanghai Composite (China): +0,14 persen ke 2.788
    • Shenzhen Component (China): +0,28 persen ke 8.249
    • CSI 300 (China): +0,17 persen ke 3.257
    • Hang Seng (Hong Kong): -0,07 persen ke 17.444
    • Kospi (Korea Selatan): -0,21 persen ke 2.575
    • Taiex (Taiwan): +0,45 persen ke 21.187
    • S&P/ASX 200 (Australia): +0,40 persen ke 7.982

    Mata Uang Asia

    • USD/JPY: 143,60 (-0,10 persen)
    • USD/SGD: 1,3015 (-0,18 persen)
    • AUD/USD: 0,6728 (+0,04 persen)
    • USD/CNY: 7,1011 (-0,16 persen)
    • USD/MYR: 4,3368 (-0,38 persen)
    • USD/THB: 33,6710 (-1,03 persen)
    • USD/IDR: 15.401 (-0,51 perse)

    Bursa Eropa Bervariasi, Minyak Naik Tipis

    Pasar saham Eropa juga bergerak fluktuatif pada perdagangan Kamis pagi, 5 September 2024. Indeks Stoxx 600 dibuka sedikit lebih rendah namun kemudian beranjak naik di atas garis datar, dengan sektor utilitas mengalami kenaikan sebesar 1,05 persen, sementara sektor kimia turun 0,5 persen.

    • Indeks DAX (Jerman): +0,24 persen ke 18.637
    • Indeks FTSE (Inggris): +0,06 persen di 8.274
    • Indeks CAC (Prancis): -0,12 persen di 7.491

    Sementara itu, harga minyak mentah menunjukkan kenaikan tipis setelah produsen utama diperkirakan menunda peningkatan produksi bulan depan dan cadangan minyak AS mengalami penurunan. Namun, kekhawatiran terhadap permintaan yang lemah masih membayangi.

    • Minyak Brent (pengiriman November): naik 35 sen menjadi USD73,05 per barel.
    • Minyak West Texas Intermediate (WTI) (pengiriman Oktober): naik 35 sen menjadi USD69,55 per barel.

    Sejak siang bursa Asia memang sudah melemah setelah mengalami aksi jual di hari sebelumnya. Kenaikan dalam reli Obligasi Negara AS menekan nilai dolar AS, sementara yen menguat karena meningkatnya kekhawatiran terhadap ekonomi AS. Investor kini memperkirakan kemungkinan besar bahwa Federal Reserve (The Fed) akan melakukan pemangkasan suku bunga yang signifikan.

    Selama minggu yang dipenuhi laporan ekonomi, investor memantau data yang masuk untuk mengukur kondisi pasar tenaga kerja dan kesehatan ekonomi AS secara keseluruhan. Setelah data manufaktur yang lemah pada hari Selasa dan laporan tenaga kerja yang beragam pada hari Rabu, sentimen pasar tetap waspada.

    Pada hari Kamis, perhatian investor terpusat pada data industri jasa AS dan klaim pengangguran, namun fokus utama tetap pada laporan Nonfarm Payrolls untuk bulan Agustus yang akan dirilis pada hari Jumat. Laporan ini diprediksi menjadi indikator paling jelas mengenai arah ekonomi dan keputusan The Fed terkait pemangkasan suku bunga, yang mungkin akan dilakukan sebesar seperempat atau setengah poin persentase.

    Menurut alat CME FedWatch, pasar memperkirakan peluang 44 persen bahwa The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin pada pertemuan tanggal 17-18 September, naik dari 38 persen sehari sebelumnya. Para pedagang juga mengantisipasi pelonggaran total sebesar 110 basis poin pada tahun ini dari tiga pertemuan Fed yang tersisa.

    Presiden Fed San Francisco, Mary Daly, menyatakan bahwa The Fed mungkin perlu memangkas suku bunga untuk menjaga kesehatan pasar tenaga kerja, tetapi keputusan akhir tergantung pada data ekonomi yang masuk. Menurut Vasu Menon, Direktur Pelaksana Strategi Investasi di OCBC, peluang terjadinya kontraksi ekonomi kini jauh lebih kecil dibandingkan tahun lalu, terutama karena The Fed bersiap merespons ancaman dengan pemangkasan suku bunga yang lebih dalam jika diperlukan.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79