Logo
>

Bursa Eropa Kebakaran, STOXX 600 Cs Kompak di Zona Merah

Pelemahan ini terjadi setelah pasar mencatat pemulihan tajam dari level terendah di bulan April.

Ditulis oleh Yunila Wati
Bursa Eropa Kebakaran, STOXX 600 Cs Kompak di Zona Merah
Ilustrasi bursa Eropa yang terungkur menanti kebijakan Federal Reserves. (Gambar dibuat oleh AI untuk KabarBursa.com)

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Bursa saham Eropa 'kebakaran', seluruh indeks yang ada di dalamnya kompak berada di zona merah. Mulai dari STOXX 600 hingga FTSE 100 merosot setelah beberapa pekan mencatatkan reli yang konsisten.

    Pada perdagangan Rabu waktu setempat, 7 Mei 2025, pasa akhirnya mengambil napas. Kondisi 'merahnya' Bursa Eropa terjadi menjelang keputusan suku bunga dari Federal Reserve Amerika Serikat dan di tengah sentimen yang beragam dari laporan keuangan perusahaan-perusahaan besar.

    Indeks acuan STOXX 600, yang mencakup saham-saham unggulan dari berbagai negara Eropa, ditutup melemah 0,54 persen ke level 533,47. Indeks-indeks regional turut mencatat koreksi: DAX Jerman turun 0,58 persen ke 23.115,96, FTSE 100 Inggris melemah 0,44 persen, dan CAC 40 Prancis merosot 0,91 persen.

    Pelemahan ini terjadi setelah pasar mencatat pemulihan tajam dari level terendah di bulan April. 

    Menurut Fiona Cincotta dari City Index, kondisi saat ini bukan sinyal perputaran arah pasar, melainkan fase wajar dari penyesuaian setelah reli. 

    “Pasar sudah naik cukup tajam dalam beberapa hari terakhir. Sekarang, ini saatnya mengambil jeda,” ujarnya.

    Di sisi sektoral, saham-saham ritel dan kesehatan mencatat tekanan paling besar. Penurunan penjualan ritel di zona euro pada Maret, yang lebih dalam dari perkiraan, membuat sektor konsumen tertekan hingga 2 persen. 

    Sementara sektor kesehatan terguncang setelah Amerika Serikat menunjuk Vinay Prasad, yang dikenal sebagai pengkritik keras vaksin, sebagai pejabat senior di FDA. Saham raksasa farmasi seperti AstraZeneca, GSK, dan Sanofi terkoreksi antara 1,8 persen hingga 4,3 persen.

    Pasar juga mencermati agenda diplomasi penting akhir pekan ini. Menteri Keuangan AS Scott Bessent dan negosiator dagang utama Jamieson Greer dijadwalkan bertemu pejabat ekonomi utama China di Swiss. Pertemuan ini menjadi sinyal awal untuk meredakan ketegangan dagang antara dua ekonomi terbesar dunia. 

    Meski begitu, ekspektasi pasar masih rendah. Bessent bahkan menyebut pertemuan ini “jauh dari negosiasi lanjutan,” yang membuat sebagian investor memilih untuk tetap berhati-hati.

    Ketegangan di pasar juga diperkuat oleh ketidakpastian seputar kebijakan moneter AS. Meski banyak analis memperkirakan The Fed akan mempertahankan suku bunga, arah pernyataan Jerome Powell akan sangat menentukan pergerakan pasar dalam beberapa minggu ke depan. 

    Nada hawkish atau bahkan sekadar sinyal kehati-hatian saja bisa memicu respons volatil di pasar global.

    Dari sisi individual saham, beberapa emiten menunjukkan pergerakan tajam. Saham Novo Nordisk naik 1,3 persen setelah melaporkan laba kuartal pertama yang melampaui ekspektasi, meskipun perusahaan memangkas prospek tahunannya. 

    Di Denmark, Jyske Bank mencatat lonjakan 7,1 persen usai membukukan kinerja keuangan yang solid. Sebaliknya, Ambu anjlok 13,5 persen setelah hasil penjualannya meleset dari harapan. Tomra, penyedia solusi daur ulang asal Norwegia, juga terseret turun 7,7 persen karena laba kuartal pertama yang lebih lemah dari perkiraan.

    Namun, ada angin segar dari sektor otomotif. BMW berhasil mencatat kenaikan 1,6 persen setelah membukukan kinerja keuangan kuartal pertama yang lebih baik dari ekspektasi, sekaligus mengonfirmasi target tahunannya untuk 2025.

    Secara umum, pasar saham Eropa sedang bergerak dalam situasi yang serba hati-hati. Kombinasi tekanan makroekonomi, ketegangan geopolitik, dan belum jelasnya arah kebijakan The Fed membuat investor memilih langkah konservatif. 

    Meski begitu, potensi untuk rebound tetap ada jika ada kepastian yang menguat, terutama dari sisi diplomasi dagang maupun arah suku bunga global.

    Chip dan Disney Hijaukan Wall Street

    Sementara itu, Wall Street menutup perdagangan dengan kenaikan moderat, usai sesi yang penuh dinamika. Penguatan pada saham teknologi, terutama sektor semikonduktor, serta lonjakan tajam saham Walt Disney Co., menjadi dua faktor utama yang menopang indeks di akhir sesi.

    Kinerja positif ini baru benar-benar terasa menjelang penutupan, setelah pasar diguyur kabar bahwa pemerintahan Presiden Donald Trump berencana mencabut sebagian pembatasan ekspor chip kecerdasan buatan (AI). 

    Laporan dari Bloomberg itu sontak mengangkat saham-saham semikonduktor yang sebelumnya tertekan. Bahkan, indeks PHLX Semiconductor yang sempat turun hingga 1 persen di awal sesi berhasil berbalik naik dan ditutup menguat 1,7 persen. 

    Langkah ini dinilai pasar sebagai potensi angin segar bagi sektor teknologi yang selama ini terbatasi oleh regulasi ketat.

    Kabar ini kemudian dikonfirmasi oleh juru bicara Departemen Perdagangan AS, memperkuat optimisme bahwa perusahaan chip lokal akan memiliki ruang gerak lebih besar dalam pengembangan teknologi AI ke depan. Sektor semikonduktor pun menjadi tulang punggung penguatan indeks, khususnya Nasdaq.

    Dari sisi korporasi, Walt Disney Co. mencuri perhatian. Saham raksasa hiburan ini melonjak 10,8 persen setelah laporan keuangan kuartalannya melampaui ekspektasi analis Wall Street. Kinerja yang solid dari unit streaming dan bisnis taman hiburan membantu mengangkat sentimen terhadap sektor konsumsi dan media, yang sebelumnya cenderung lesu.

    Sementara itu, Federal Reserve tetap menjadi sorotan utama pasar. Seperti yang diperkirakan, bank sentral AS mempertahankan suku bunga acuannya. Namun pernyataan resmi dari The Fed yang menyoroti risiko inflasi dan ketidakpastian ekonomi membuat pelaku pasar tetap berhati-hati. 

    Sepanjang sesi, investor cenderung menahan diri, mencermati setiap kata dari Ketua The Fed Jerome Powell untuk mendapatkan sinyal arah kebijakan ke depan.

    Meski pergerakan pasar tampak beragam sepanjang hari, kombinasi antara stabilitas kebijakan suku bunga dan prospek pelonggaran regulasi di sektor teknologi menjadi penyeimbang yang cukup kuat. 

    Untuk sementara, Wall Street mampu bertahan di jalur positif meski bayang-bayang ketidakpastian ekonomi global dan ketegangan geopolitik belum sepenuhnya mereda.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79