Logo
>

Bursa Eropa Terkoreksi, Investor Amati Bank Sentral

Investor mengambil langkah ambil untung di tengah keputusan suku bunga dari sejumlah bank sentral utama di kawasan tersebut

Ditulis oleh Yunila Wati
Bursa Eropa Terkoreksi, Investor Amati Bank Sentral
Ilusrasi seorang trader saham tengah memegang mata uang Euro. (Foto: Pexels/Jakub Zerdzicki)

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Pasar saham Eropa mengalami koreksi pada Kamis setelah empat sesi berturut-turut mencatat kenaikan. Investor mengambil langkah ambil untung di tengah keputusan suku bunga dari sejumlah bank sentral utama di kawasan tersebut, yang memberikan sinyal beragam mengenai arah kebijakan moneter ke depan.

    Indeks pan-Eropa STOXX 600 melemah 0,43 persen menjadi 552,98, sementara bursa saham utama di Jerman, Inggris, dan Prancis juga terkoreksi. Indeks DAX di Frankfurt turun signifikan 1,24 per en ke level 22.999,15, sementara FTSE 100 di London hanya mencatat penurunan tipis 0,05 persen ke 8.701,99. CAC 40 di Paris kehilangan 0,95 persen dan berakhir di 8.094,20.

    Keputusan bank sentral menjadi faktor utama yang diperhatikan oleh investor. Bank of England dan Riksbank Swedia memilih untuk mempertahankan suku bunga masing-masing di level 4,5 persen dan 2,25 persen, menunjukkan kehati-hatian dalam merespons kondisi ekonomi saat ini. 

    Di sisi lain, Swiss National Bank justru mengambil langkah mengejutkan dengan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 0,25 persen, menandakan keprihatinan terhadap prospek pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.

    Sementara itu, keputusan Federal Reserve untuk mempertahankan suku bunga acuannya turut menjadi perhatian pasar. Bank sentral AS juga menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini serta menaikkan perkiraan inflasi, dengan faktor risiko utama berasal dari kebijakan perdagangan Presiden AS, Donald Trump.

    Presiden Bank Sentral Eropa, Christine Lagarde, menyoroti dampak tarif perdagangan yang diberlakukan oleh AS. Ia memperingatkan bahwa tarif 25 persen terhadap barang-barang Eropa dapat memangkas pertumbuhan ekonomi zona euro sebesar 0,3 poin persentase pada tahun pertama. Jika Uni Eropa mengambil langkah balasan, dampaknya bisa lebih besar, dengan potensi peningkatan tekanan inflasi dan stagnasi ekonomi.

    Sentimen negatif juga tercermin di sektor perbankan, yang mengalami penurunan 2,2 persen setelah sempat mencatat rekor tertinggi pada sesi sebelumnya. Saham otomotif dan industri suku cadang turut terkena dampak, mencerminkan kekhawatiran terhadap kondisi ekonomi yang lebih ketat. Sektor kedirgantaraan dan pertahanan juga mengalami tekanan, dengan indeksnya turun 2 persen, di tengah menurunnya optimisme terkait reformasi fiskal Jerman yang masih harus mendapat persetujuan dari majelis tinggi parlemen.

    Dinamika geopolitik semakin menambah ketidakpastian di pasar. Serangan Ukraina terhadap lapangan udara pembom strategis utama Rusia, yang memicu ledakan besar dan kebakaran di lokasi sekitar 700 km dari garis depan, kembali meningkatkan tensi global.

    Di sisi korporasi, saham perusahaan katering makanan asal Prancis, Sodexo, anjlok lebih dari 17 persen, mencatat penurunan harian terbesar dalam lebih dari dua dekade. Hal ini terjadi setelah perusahaan menurunkan proyeksi keuangannya untuk 2025, menambah daftar kekhawatiran investor terkait prospek bisnis di tengah ketidakpastian ekonomi.

    Pergerakan negatif juga terjadi pada saham Commerzbank, yang turun 3,3 persen setelah CEO Bettina Orlopp menyatakan bahwa bank tersebut belum melakukan pembicaraan dengan UniCredit terkait rencana akuisisi sahamnya oleh grup perbankan Italia tersebut. Sementara itu, produsen jam tangan Swiss, Richemont dan Swatch Group, masing-masing melemah 2,9 persen dan 4,2 persen, setelah data menunjukkan ekspor jam tangan Swiss mengalami penurunan sepanjang Februari.

    Dari sektor industri, saham Lanxess merosot 5 persen setelah perusahaan kimia asal Jerman itu menyatakan bahwa laba sepanjang 2025 kemungkinan besar akan terdampak oleh pertumbuhan ekonomi yang melambat serta ketidakstabilan politik yang dapat memicu turbulensi ekonomi.

    Dengan berbagai faktor yang mempengaruhi pergerakan pasar, investor kini menghadapi tantangan dalam menavigasi dinamika ekonomi dan kebijakan moneter global. Prospek pertumbuhan yang lebih lambat, inflasi yang masih tinggi, serta ketegangan geopolitik yang berkelanjutan berpotensi menciptakan periode volatilitas yang lebih panjang bagi bursa saham Eropa.

    Wall Street Ditutup Beragam

    Bursa saham Wall Street berakhir sedikit lebih rendah pada perdagangan Kamis waktu setempat, setelah berfluktuasi antara zona hijau dan merah.

    Indeks utama Wall Street menunjukkan pelemahan tipis. Dow Jones Industrial Average turun 11,31 poin atau 0,03 persen ke level 41.953,32, sementara S&P 500 terkoreksi 12,40 poin atau 0,22 persen menjadi 5.662,89. Di sisi lain, Nasdaq Composite mencatat penurunan lebih dalam, melemah 59,16 poin atau 0,33 persen ke posisi 17.691,63.

    Pelemahan ini terjadi setelah beberapa pekan terakhir pasar mengalami tekanan jual, didorong oleh indikasi pelemahan sentimen konsumen serta perlambatan ekonomi. Kebijakan tarif perdagangan timbal balik yang diterapkan oleh pemerintahan Trump turut memperburuk kekhawatiran investor.

    Namun, dalam empat sesi perdagangan sebelumnya, indeks acuan S&P 500 sempat mengalami penguatan lebih dari 1 persen pada penutupan Rabu. Hal ini terjadi setelah Federal Reserve mempertahankan suku bunga acuan di level saat ini, sejalan dengan ekspektasi pasar.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79