KABARBURSA.COM - Aktivitas manufaktur di China terus menunjukkan kemajuan pada kalangan produsen kecil selama bulan November, sebuah indikasi bahwa kebijakan stimulus terbaru negara tersebut mulai memberikan dampak positif pada sektor-sektor tertentu dalam perekonomian yang tengah menghadapi kesulitan, demikian hasil survei swasta yang dipublikasikan pada hari Senin.
Indeks Manajer Pembelian (PMI) Manufaktur Caixin/S&P Global tercatat mencapai 51,5, lebih tinggi dari perkiraan median sebesar 50,5 dalam jajak pendapat Reuters. Ini menandai bulan kedua berturut-turut di mana angka resmi tetap berada di atas angka kunci 50, yang memisahkan antara ekspansi dan kontraksi. Seperti dikutip cnbc di Jakarta, Senin 2 November 2024.
Keberhasilan terbaru di sektor manufaktur, menurut ekonom senior Caixin Insight Group, Wang Zhe, terletak pada peningkatan signifikan dalam jumlah bisnis baru yang diterima.
Para produsen di China melaporkan lonjakan pesanan baru yang masuk dengan laju tercepat dalam lebih dari tiga tahun, menurut survei swasta tersebut. Peningkatan pesanan ekspor turut mendorong kenaikan pesanan baru secara keseluruhan, tambah Wang.
Hasil survei swasta ini muncul setelah data PMI resmi yang dirilis pada hari Sabtu, yang menunjukkan peningkatan aktivitas manufaktur China pada angka 50,3 di bulan November, naik tipis dari 50,1 pada bulan Oktober. Angka ini melampaui perkiraan Reuters yang berada di level 50,2.
Survei Caixin lebih banyak melibatkan perusahaan kecil dan menengah serta sektor swasta, berbeda dengan survei PMI resmi yang mayoritas mewakili perusahaan besar dan milik negara.
Peningkatan ini dianggap sebagai tanda awal dari stabilisasi sektor manufaktur China yang didorong oleh optimisme terhadap stimulus, ungkap Gary Ng, ekonom senior di Natixis. Meski demikian, Ng mengingatkan pentingnya untuk mengevaluasi dampak dari sektor properti dan tingkat pengeluaran fiskal dalam beberapa bulan ke depan.
Untuk menciptakan pemulihan yang lebih berkelanjutan, dibutuhkan peningkatan sentimen konsumen dan bisnis, tambah Ng. Menghadapi persaingan domestik yang ketat dan hambatan geopolitik eksternal, perang harga dan tarif masih menjadi ancaman potensial di tahun 2025.
Perekonomian China menunjukkan beberapa tanda pemulihan setelah serangkaian langkah stimulus yang diperkenalkan sejak akhir September. Ekonomi terbesar kedua di dunia ini mencatatkan pertumbuhan penjualan ritel yang melebihi ekspektasi pada bulan Oktober, menurut laporan Reuters.
Namun, investasi di sektor properti pada periode Januari hingga Oktober turun sebesar 10,3 persen dibandingkan tahun sebelumnya, sementara laba industri negara tersebut juga merosot 10 persen pada bulan Oktober, menandai penurunan laba selama tiga bulan berturut-turut.
Pada pertemuan Politbiro bulan September, para pemimpin China memperkuat komitmen untuk mempercepat pertumbuhan dengan meningkatkan pengeluaran fiskal dan menstabilkan sektor properti yang tengah kesulitan. Bank Rakyat China telah menurunkan rasio cadangan wajib sebesar 50 basis poin untuk mendorong likuiditas dan mengurangi jumlah uang yang harus disimpan oleh bank sebagai cadangan.
Pada awal November, China juga mengumumkan rencana lima tahun senilai 10 triliun yuan ($1,4 triliun) untuk mengatasi masalah utang pemerintah daerah, sekaligus memberikan sinyal bahwa dukungan ekonomi tambahan akan segera diberikan pada tahun depan.
Namun, kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden 2024 memunculkan kekhawatiran tentang potensi kenaikan tarif barang-barang China, yang dapat merugikan sektor ekspornya.
Namun, ancaman tarif AS justru dapat mempercepat pesanan ekspor China dalam waktu dekat, karena perusahaan-perusahaan AS berusaha mempercepat pemesanan sebelum tarif diberlakukan, kata Julian Evans-Pritchard, Kepala Ekonom China di Capital Economics.
"Saya rasa hal ini juga mendorong sektor ekspor, yang menjelaskan mengapa PMI manufaktur kami lebih kuat," tambah Prichard.
Aktivitas Sektor Jasa
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.