KABARBURSA.COM - Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, melalui Kementerian Ketenagakerjaan mendorong pengembangan pemanfaatan digitalisasi, hilirisasi dan industri kreatif untuk menciptakan lapangan kerja baru di 100 hari pertama kerjanya. Kendati begitu, rencana tersebut dinilai tidak cukup efektif dalam membuka lapangan kerja dalam waktu singkat.
Ekonom Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin menilai, pemanfaatan digitalisasi tidak signifikan menciptakan lapangan kerja baru. Sementara optimalisasi hilirisasi dinilai butuh waktu yang relatif panjang mengingat kegiatan tersebut juga membutuhkan peran industri.
“Digitalisasi tidak terlalu banyak menciptakan lapangan kerja. Sedangkan hilirisasi perlu waktu yang sangat panjang, di mana penciptaan lapangan kerja baru terjadi jika hilirisasi dilanjutkan dengan industrialisasi,” kata Samirin kepada KabarBursa.com, Sabtu, 2 November 2024.
Kendati begitu, Samirin tak menampik, upaya yang dilakukan pemerintah dalam mengembangkan sektor industri kreatif potensial menciptakan lapangan kerja baru. Apalagi, kata dia, industri kreatif yang berkutat pada sektor pariwisata dan kuliner.
“Sektor industri kreatif potensial untuk menciptakan lapangan kerja, terutama terkait dengan pariwisata dan kuliner,” jelasnya.
Di samping itu, Samirin juga menilai pemerintah perlu memprioritaskan sektor lain dalam upaya menciptakan lapangan kerja baru. Menurutnya, ada beberapa sektor yang mampu menciptakan lapangan kerja lebih besar, yakni perumahan rakyat, agroindustri, peternakan, jasa retail, dan manufaktur.
“Sektor perumahan rakyat, sektor agroindustri, peternakan, jasa retail dan sektor infrastruktur dengan pendekatan padat karya. Mereka perlu mendapatkan prioritas dan perhatian,” tutupnya.
Arah Baru Menaker Yassierli
Sebelumnya, Menteri Ketenagakerjaan, Yassierli, bersama Wakil Menteri Ketenagakerjaan, Immanuel Ebenezer Gerungan, menghadiri Rapat Kerja (Raker) perdana bersama Komisi IX DPR RI di Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 30 Oktober 2024.
Adapun dalam Raker, Yassierli memperkenalkan serta menjelaskan visi dan misi Presiden RI terkait ketenagakerjaan. Dalam pemaparannya, dia menyampaikan arah kebijakan ketenagakerjaan yang dirancang dalam peta jalan untuk membawa Indonesia menjadi negara dengan tenaga kerja unggul pada tahun 2045.
Arah kebijakan ini mencakup empat fase utama. Pertama (2025-2029), difokuskan pada pembangunan sistem pengembangan keahlian komprehensif berbasis kebutuhan pasar kerja. Selanjutnya, fase kedua (2030-2034) bertujuan mengoptimalkan pengembangan keahlian melalui sistem yang responsif terhadap perubahan di pasar kerja.
Fase ketiga (2035-2039) akan memperkuat kompetensi dan daya saing tenaga kerja di pasar ASEAN dan global. Kemudian, pada fase keempat (2040-2045), tenaga kerja Indonesia diharapkan dapat diakui sebagai talenta unggul di pasar global.
"Langkah-langkah ini akan menopang penciptaan lapangan kerja, pengembangan keahlian, serta memfasilitasi mobilitas tenaga kerja. Kami berkomitmen untuk menciptakan ekosistem ketenagakerjaan yang mampu menjawab tantangan industri," ujar Yassierli dalam rapat.
Asta Cita dan Ketenagakerjaan
Diketahui, Visi Presiden Prabowo Subianto yakni Bersama Indonesia Maju Menuju Indonesia Emas 2045 yang diwujudkan melalui 8 Misi atau Asta Cita. Dari Asta Cita tersebut, tutur Yassierli, terdapat dua poin yang sangat relevan untuk sektor ketenagakerjaan.
Pertama, meningkatkan lapangan kerja berkualitas, mendorong kewirausahaan, mengembangkan industri kreatif, serta mempercepat pembangunan infrastruktur. Kedua, memperkuat pembangunan sumber daya manusia, sains, teknologi, pendidikan, kesehatan, kesetaraan gender, serta peran perempuan, pemuda, dan penyandang disabilitas.
Sebagai turunan dari dua poin tersebut, Kemnaker memiliki lima program prioritas, yaitu menciptakan lapangan kerja yang berkualitas, pendalaman industrialisasi dan hilirisasi, perlindungan tenaga kerja lokal, peningkatan kapabilitas dan pelatihan tenaga kerja, serta pengembangan kewirausahaan dan industri kreatif.
Selain itu, Yassierli juga memaparkan strategi triple skilling dalam pelatihan vokasi yang terdiri dari skilling, upskilling, dan reskilling. Melalui strategi ini, diharapkan pelatihan vokasi dapat lebih tepat sasaran dan memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan daya saing tenaga kerja Indonesia di pasar kerja.
"Dengan kebijakan ini, kami berharap dapat menjawab kebutuhan industri, mendukung prioritas Presiden dan Wakil Presiden, serta meningkatkan daya saing tenaga kerja Indonesia," jelasnya.
Lebih jauh, Yassierli juga menambahkan tentang pentingnya link and match antara pelatihan vokasi dan kebutuhan industri, serta optimalisasi transformasi sistem informasi pasar kerja untuk memperkuat ekosistem ketenagakerjaan di Indonesia.
Memperluas Akses Internet
Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Dave Akbarshah Fikarno Laksono, mengatakan upaya pemerintah dalam memperluas akses internet dan mendorong digitalisasi di daerah Terdepan, Terpencil, dan Tertinggal (3T), sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat di daerah-daerah tersebut sehingga memberikan dampak signifikan bagi pembangunan nasional.
Dave menggarisbawahi bahwa akses internet yang merata akan membuka berbagai peluang bagi masyarakat di daerah 3T. “Akses internet bukan hanya soal koneksi, melainkan juga soal memberikan kesempatan yang setara bagi masyarakat di semua daerah untuk berkembang,” ujarnya kepada Kabarbursa.com, Kamis, 31 Oktober 2024.
Dave menjelaskan bahwa pemerataan akses internet dapat meningkatkan kualitas pendidikan di daerah 3T. Dengan adanya internet, siswa-siswi di daerah 3T dapat mengakses materi pembelajaran online, mengikuti kursus jarak jauh, hingga berpartisipasi dalam kelas virtual.
“Ini adalah kesempatan besar bagi generasi muda di daerah 3T untuk memiliki masa depan yang lebih baik, dengan akses yang sama terhadap pendidikan berkualitas,” ungkapnya.
Selain pendidikan, pemerataan internet juga memberikan peluang bagi pertumbuhan ekonomi di daerah terpencil. Dave menyoroti bahwa pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) di daerah 3T dapat memanfaatkan e-commerce dan pemasaran digital untuk menjangkau pasar yang lebih luas, baik nasional maupun internasional.(*)