KABARBURSA.COM - PT Waskita Karya (Persero) Tbk akan melakukan sejumlah langkah strategis untuk meningkatkan pencapaian perusahaan.
Sejumlah strategi Waskita Karya atau dengan kode saham (WSKT), dicanangkan setelah perusahaan konstruksi BUMN tersebut mendapat nilai kontrak baru senilai Rp6,8 triliun hingga Oktober 2024.
Strategi tersebut antara lain memperluas pasar melalui proyek-proyek BUMN, BUMD, dan sektor swasta. WSKT akan mengoptimalkan stabilitas keuangan dengan menjaga arus kas demi kesehatan keuangan perusahaan.
Selanjutnya WSKT bakal kembali core business dengan memperkuat posisi perusahaan sebagai lenyedia jasa konstruksi. WSKT akan melakukan divestasi jalan tol dengan menyelesaikan penjualan sepuluh ruas jalan tol yang tersisa.
WSKT akan melakukan penguatan tata kelola dan manajemen risiko guna memastikan operasional perusahaan yang bertanggung jawab. Selain itu WSKT ingin meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) lewat pengembangan, pelatihan, dan sertifikasi kompetensi karyawan.
Corporate Secretary Waskita Karya, Ermy Puspa Yunita mengatakan, pihaknya kian optimis dengan strategi tersebut terutama dalam hal peningkatan produktivitas SDM.
"Kami percaya bahwa kompetensi SDM adalah kunci utama keberhasilan operasional perusahaan. Oleh karena itu, kami terus mendorong peningkatan daya saing melalui program pelatihan dan sertifikasi di seluruh lini bisnis,” jelas Ermy dalam keterangan resmi yang dikutip, Jakarta, Minggu 12 Januari 2025.
Lebih lanjut, WSKT tercatat mengalami kemajuan signifikan dalam hal restrukturisasi keuangan, termasuk penandatanganan restrukturisasi dengan 22 kreditur perbankan senilai Rp31,5 triliun.
Kesepakatan tersebut menjadi bagian dari Master Restructuring Agreement (MRA) yang didukung penuh oleh Kementerian BUMN dan Kementerian Keuangan.
Daftar Hitam Kementerian ESDM
Belum lama ini Waskita Karya dihapus dari daftar hitam atau blacklist Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Langkah penghapusan blacklist tersebut dilaksanakan setelah Majelis Hakim mengeluarkan putusan berkekuatan hukum terkait perkara tersebut.
Diketahui, Waskita Karya sebelumnya sempat diturunkan sementara dari Daftar Hitam Nasional di laman Inaproc setelah Majelis Hakim mengabulkan permohonan perusahaan dalam menunda keputusan tata negara.
Penundaan tersebut berlaku selama proses persidangan, hingga keputusan akhir yanh memiliki kekuatan hukum tetap.
Ermy menyebut, pihaknya menyambut baik keputusan Majelis Hakim dalam pembatalan sanksi daftar hitam.
"Hal ini memungkinkan kami untuk kembali bersaing dalam tender proyek-proyek pemerintah maupun swasta, yang tentunya memberikan dampak positif pada operasional perusahaan,” ucapnya.
Keluarnya WSKT dari blacklist ini dinilai baik bagi bisnis, terutama operasional perusahaan. Keluar dari daftar hitam nasional membuka peluang baru bagi WSKT untuk bersaing lebih leluasa di bisnis konstruksi nasional.
“Dengan turunnya nama Waskita dari daftar hitam nasional dan selesainya proses restrukturisasi, kami optimistis dapat menjalankan kegiatan operasional secara berkelanjutan serta memperkuat keberlanjutan bisnis kami,” pungkas Ermy.
Saham WSKT Masih Mengalami Suspended
Berdasarkan data perdagangan di Stockbit pada 12 Januari 2025, saham WSKT masih mengalami suspended dengan posisi terakhir saham sebesar Rp202 per sahamnya.
Dari data yang ada, dapat dilihat bahwa WSKT mengalami kesulitan dalam hal profitabilitas. Rasio PE (Price to Earnings) yang sangat negatif, baik untuk rasio PE tahunan maupun TTM (Trailing Twelve Months), menunjukkan bahwa perusahaan sedang mengalami kerugian signifikan.
Hal ini tercermin dalam EPS (Earnings Per Share) yang negatif dan menandakan bahwa perusahaan tidak menghasilkan laba yang dapat dinikmati oleh pemegang saham. Dalam hal ini, WSKT tidak hanya gagal menghasilkan laba bersih, tetapi juga mencatatkan kerugian yang cukup besar, dengan angka EPS tahunan yang jauh di bawah nol.
Cara Mengurangi Hutang
WSKT juga memiliki EBITDA dan EBIT yang sangat rendah, serta aliran kas bebas (free cash flow) yang negatif. Ini menambah kecemasan terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan uang tunai yang dapat digunakan untuk mendanai ekspansi atau mengurangi hutang.
Selain itu meskipun WSKT menunjukkan pendapatan yang relatif besar, pertumbuhannya terlihat menurun.
Pendapatan tahunan WSKT tercatat sebesar Rp9,922 triliun, namun ada penurunan pada laba bersih dan pendapatan kuartalan, menunjukkan adanya tekanan dalam operasional perusahaan.
Dengan rasio kas yang cukup rendah dibandingkan dengan total hutangnya yang sangat besar, WSKT menghadapi tantangan besar dalam mengelola beban hutangnya, yang mengarah pada tingginya hutang jangka panjang dan total hutang yang sangat signifikan.
Dalam hal solvabilitas, rasio-rasio seperti Current Ratio dan Quick Ratio juga menunjukkan bahwa perusahaan tidak memiliki cadangan likuiditas yang cukup untuk menutupi kewajiban jangka pendek.
Meskipun WSKT memiliki potensi pasar yang besar dan merupakan perusahaan yang dikenal di sektor konstruksi, dengan tren kerugian dan masalah solvabilitas yang terus berlanjut, ini bisa menjadi sinyal bagi investor untuk menilai ulang apakah perusahaan ini memiliki kemampuan untuk kembali menjadi perusahaan yang menguntungkan dalam jangka panjang.
Secara keseluruhan, WSKT tampaknya masih menghadapi banyak tantangan yang perlu diatasi untuk menciptakan nilai bagi pemegang saham. Perusahaan harus terlebih dahulu menunjukkan pemulihan dalam profitabilitas dan membuktikan bahwa mereka dapat mengelola hutang dan menghasilkan aliran kas positif yang konsisten.(*)