Logo
>

Efek Kisruh Kisruh Pilkada, Apindo Wanti-wanti Iklim Bisnis

Ditulis oleh KabarBursa.com
Efek Kisruh Kisruh Pilkada, Apindo Wanti-wanti Iklim Bisnis

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Para pelaku usaha mendesak penyelesaian konflik terkait RUU Pilkada di DPR RI dilakukan secara teratur, untuk mencegah dampak negatif terhadap kepercayaan investor serta iklim usaha menjelang masa transisi kepemimpinan yang kian dekat.

    Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Shinta W. Kamdani, mengungkapkan bahwa pengusaha senantiasa menghargai demokrasi dan dinamika politik di tanah air. “Namun, bagi pelaku usaha dan investor, prinsip rule of law adalah krusial. Kepastian hukum dan prediktabilitas iklim usaha merupakan fondasi utama bagi investasi,” ujarnya dalam pernyataan tertulis, Kamis 22 Agustus 2024.

    Shinta Kamdani menekankan pentingnya penyelesaian yang cepat dan tertib, serta perlunya pendapat disampaikan tanpa anarki agar tidak merugikan iklim usaha dan ekonomi negara.

    Bukan hanya iklim politik, dampak bisnis juga dari perubahan iklim, para pemimpin di Forum Ekonomi Dunia tahun ini memfokuskan diskusi mereka pada upaya menciptakan dampak positif secara proaktif.

    Mulai dari gelombang panas yang mematikan hingga banjir yang melumpuhkan kota, bahaya perubahan iklim semakin nyata di seluruh dunia. Begitu pula dengan pihak yang dianggap bertanggung jawab oleh publik: industri dan perusahaan.

    Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan 0,87 persen, terhenti di level 7.488,676 pada perdagangan hari ini, Kamis, 22 Agustus 2024.

    Namun, jika dilihat dari perspektif yang lebih luas, yakni dalam sepekan terakhir, IHSG masih menunjukkan kinerja positif dengan kenaikan 1,07 persen, dan dalam sebulan terakhir mencapai 3,43 persen.

    Pelemahan hari ini tidak terlepas dari pengaruh sentimen negatif baik dari domestik maupun internasional.

    Di dalam negeri, Bank Indonesia (BI) pada Agustus 2024 memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di angka 6,25 persen, dengan suku bunga Deposit Facility sebesar 5,50 persen, dan Lending Facility di angka 7,00 persen, yang berlaku sejak April 2024. Keputusan ini diambil untuk menjaga stabilitas nilai tukar, meskipun rupiah telah menguat sebesar 6 persen menjadi Rp15.456 per dolar AS dari penurunan terdalam sejak Juni 2024.

    Di sisi lain, pelaku pasar tengah mengamati dinamika politik domestik menjelang pendaftaran Pilkada 2024. Suasana politik semakin memanas setelah demonstrasi besar-besaran menolak Revisi Undang-Undang (RUU) Pilkada di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Jakarta, pada Kamis 22 Agustus 2024.

    Rapat paripurna yang dijadwalkan untuk mengesahkan revisi UU Pilkada pada pagi hari terpaksa dibatalkan karena tidak tercapainya kuorum. Pembatalan ini menambah kekecewaan para demonstran dan menimbulkan kekhawatiran di kalangan investor mengenai stabilitas politik di negeri ini.

    Investor cenderung memilih langkah risk off di tengah ketegangan politik, mencari perlindungan dalam aset yang lebih aman dan menghindari risiko yang dapat merugikan portofolio mereka. Langkah ini diambil untuk melindungi nilai investasi dari potensi gejolak yang mungkin timbul akibat ketidakstabilan politik yang sedang berlangsung. Ketidakpastian politik yang berkepanjangan berpotensi mempengaruhi iklim investasi dan menghambat pertumbuhan ekonomi yang sedang diupayakan pemerintah.

    Dari belahan Eropa, inflasi tahunan pada Juli 2024 menunjukkan kenaikan sebesar 2,6 persen, sedikit lebih tinggi dibandingkan bulan Juni 2024 yang tercatat 2,5 persen. Kenaikan ini menambah beban pada perdagangan global.

    Pada perdagangan hari ini, pasar saham menunjukkan pergerakan yang cukup beragam. Terpantau, 194 saham mengalami apresiasi, sementara 389 saham tertekan dengan depresiasi, dan 202 saham tetap berada dalam kondisi stagnan.

    Di antara saham-saham yang mencatatkan kenaikan signifikan, saham TMPO memimpin dengan lonjakan 34,78 persen ke level Rp124. Diikuti oleh saham JAWA yang meroket 34,48 persen ke level Rp117, serta saham NZIA yang meningkat 33,33 persen ke level Rp68.

    Sebaliknya, di kelompok top losers, saham VISI mencatatkan penurunan terbesar sebesar 24,66 persen, berakhir di level Rp388. Disusul oleh saham POLU yang anjlok 15,15 persen ke level Rp700, dan saham MKAP yang mengalami penyusutan 13,49 persen ke level Rp372.

    Situasi global juga memanas, Ketegangan antara Israel dan kelompok-kelompok Palestina di Gaza kembali meningkat. Serangan roket dan balasan udara menjadi hal yang rutin, menyebabkan penderitaan yang mendalam bagi warga sipil di kedua belah pihak. Gencatan senjata yang diupayakan seringkali tidak bertahan lama, memicu siklus kekerasan yang berkepanjangan. PBB dan berbagai negara mencoba mediasi, namun solusi jangka panjang masih sulit dicapai.

    Iran mengalami perubahan kepemimpinan yang signifikan setelah pemilihan presiden yang kontroversial. Administrasi baru menunjukkan sikap yang lebih keras terhadap kebijakan luar negeri, termasuk program nuklir dan dukungan untuk kelompok-kelompok militan di wilayah tersebut. Ketegangan dengan negara-negara Barat dan sekutu regional, seperti Arab Saudi, semakin meningkat. (*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi