KABARBURSA.COM - PT Elnusa Tbk (ELSA) telah menyelesaikan beberapa survei sistemik di beberapa wilayah strategis Indonesia sepanjang 2024. Survei ini penting untuk mendukung eksplorasi dan pengembangan sektor hulu migas nasional.
Deputi Eksplorasi, Pengembangan dan Manajemen Wilayah Kerja SKK Migas, Benny Lubiantara, mengungkapkan target pengeboran sumur eksplorasi migas pada tahun 2023 sebanyak 57 sumur. Target tersebut meningkat pada tahun 2024 menjadi 97 sumur dan pada tahun 2025 sebanyak 100 sumur.
Salah satu proyek yang telah diselesaikan oleh anak usaha PT Pertamina Hulu Energi (PHE) adalah survei 2D Amalia dengan klien Pertamina EP.
Program yang dimulai sejak Februari 2024 ini mencakup area sepanjang 234.000 KM/5.200 titik tembak di Kabupaten Muara Enim, Ogan Komering Ulu, dan Lahat. Survei ini juga mencakup kecamatan Lawang Kidul, Tanjung Agung, Lubai Ulu, dan Penukal Abab. Survei ini berhasil diselesaikan pada Juli 2024.
Setelah proyek pertama rampung dilanjutkan dengan survei 2D Amalia Extension pada Juli dan rampung pada September 2024. Survei ini bekerja sama dengan Pertamina Hulu Energi mencakup wilayah sepanjang 155.000 KM/2.184 titik tembak. Fokus survei ini berada di Kabupaten Muara Enim, Ogan Komering Ulu, dan Lahat, dengan total cakupan 51 desa.
Survei lain yang dilakukan adalah 3D Balam Southeast. Survei untuk Pertamina Hulu Rokan ini mencakup area seluas 303 sqKM/16.742 titik tembak. Survei ini dilaksanakan di Kabupaten Rokan Hulu, dengan pelaksanaan yang dimulai September 2024 hingga selesai pada April 2025.
Dari Karawang, Elnusa menyelesaikan akuisisi data seismik 3D Kepuh untuk PT Pertamina EP Zona 7 pada 23 Maret 2024, lebih cepat enam bulan dari target. Akuisisi data mencakup 25.356 titik di area 501 km persegi yang meliputi 19 kecamatan dan 131 desa dengan 1.759.900 jam kerja aman.
Di kawasan timur, Elnusa merampungkan survei seismik 3D Offshore Bone dan SE Seram pada Juni 2024. Menggunakan Seismic Vessel HYSY 760, survei 821 km² di Bone selesai 11 hari lebih cepat, sementara 700 km² di SE Seram selesai 15 hari lebih cepat dari target.
“Keberhasilan survei seismik ini mencerminkan kemampuan Elnusa untuk mendukung eksplorasi migas nasional secara efektif. Data seismik yang kami hasilkan menjadi landasan penting dalam menentukan strategi eksplorasi di masa depan,” kata Corporate Secretary Elnusa, Frida Lidwina dalam keterangan tertulis, Senin, 16 Desember 2024.
Selain merampungkan beberapa survei, Elnusa juga mendapat kontrak dan memulai pekerjaan jasa seismic 2D & 3D perdana di area konsesi tambang batubara di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan.
Selain itu, Elnusa juga tengah memulai pekerjaan survei seismik 3D di Medco E&P wilayah Sumatra Selatan. Proyek ini menjadi salah satu mega proyek Elnusa untuk pekerjaan seismik jangka panjang hingga lima tahun ke depan.
Sebagai perusahaan yang berkomitmen pada kemajuan sektor energi Indonesia, Elnusa optimistis menutup tahun 2024 dengan kinerja solid dan siap menghadapi tantangan di tahun mendatang.
Kinerja Keuangan ELSA
Berdasarkan data Stockbit, ELSA mencatatkan performa positif sepanjang 2024. Berdasarkan data keuangan, laba bersih atau net income pada kuartal III 2024 mencapai Rp108 miliar, meskipun sedikit menurun dibandingkan periode yang sama tahun 2023 yang mencatatkan Rp157 miliar.
Namun, secara annualised, laba bersih Elnusa tahun ini diproyeksikan mencapai Rp735 miliar, naik signifikan dari Rp503 miliar di 2023.
Dari sisi pendapatan atau revenue, Elnusa juga membukukan pertumbuhan yang mengesankan. Hingga kuartal III 2024, pendapatan mencapai Rp648 miliar. Angka ini lebih tinggi dibandingkan periode 2023 yang sebesar Rp503 miliar.
Selain itu, laba per saham atau Earnings Per Share (EPS) juga meningkat seiring kinerja positif tersebut. Dengan jumlah saham beredar sebanyak 7,30 miliar lembar, Elnusa terus menunjukkan daya saing yang kuat di sektor jasa energi.
Dari segi valuasi, kapitalisasi pasar (market cap) Elnusa berada di angka Rp3,299 triliun, sementara nilai perusahaan atau enterprise value mencapai Rp2,008 triliun. Dengan performa ini, Elnusa diharapkan mampu menjaga momentum pertumbuhan dan mempertahankan posisi strategisnya di industri energi Indonesia.
ELSA juga menunjukkan valuasi yang menarik bagi investor. Dengan rasio price-to-earnings (PE) tahunan sebesar 4,49 dan PE trailing twelve months (TTM) di angka 5,09, Elnusa berada di bawah median PE Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mencapai 7,14. Kondisi ini menunjukkan harga saham ELSA relatif murah dibandingkan pasar secara keseluruhan.
Sementara itu, earnings yield Elnusa tercatat sebesar 19,64 persen, menawarkan potensi keuntungan yang menjanjikan. Rasio price-to-sales (TTM) hanya 0,25, menandakan valuasi yang cukup efisien. Selain itu, rasio price-to-book value berada di angka 0,69, yang menunjukkan saham ini diperdagangkan di bawah nilai bukunya.
Lebih lanjut, rasio enterprise value to EBITDA (TTM) hanya 1,41, mencerminkan bahwa Elnusa memiliki valuasi yang menarik dibandingkan pendapatannya sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi. Rasio price-to-cashflow (TTM) di angka 2,00 dan price-to-free cashflow (TTM) sebesar 2,79 juga memberikan sinyal positif terhadap arus kas perusahaan.
Dengan rasio PEG 0,15, Elnusa dinilai memiliki potensi pertumbuhan yang baik di masa mendatang. Hal ini bisa menjadi peluang bagi investor untuk mempertimbangkan saham ini di tengah perkembangan pasar energi dan IHSG yang dinamis.(*)