Logo
>

Evaluasi Kinerja Tiga Emiten yang Baru Melantai di Bursa

Ditulis oleh Moh. Alpin Pulungan
Evaluasi Kinerja Tiga Emiten yang Baru Melantai di Bursa

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Awal tahun ini, tiga emiten baru resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Mereka adalah PT Samcro Hyosung Adilestari Tbk (ACRO), PT Multi Spunindo Jaya Tbk (MSJA), dan PT Sinergi Multi Lestarindo Tbk (SMLE).

    Memasuki triwulan ketiga, kinerja keuangan ketiga emiten ini mulai dapat dilihat dari berbagai aspek fundamental. Berikut kinerja satu per satu emiten tersebut

    PT Samcro Hyosung Adilestari Tbk (ACRO)

    PT Samcro Hyosung Adilestari Tbk (ACRO) didirikan berdasarkan Akta Pendirian Perseroan Terbatas pada tahun 1989. Perusahaan ini bergerak dalam bidang industri dan perdagangan, memproduksi berbagai macam produk perekat seperti Hook dan Loop/Magic Tape, yang digunakan sebagai alternatif pengganti kancing dan resleting. Produk-produk ACRO banyak digunakan dalam industri pakaian, peralatan olahraga, dan alat kesehatan.

    Para pemegang saham utama ACRO termasuk masyarakat non-warkat dengan kepemilikan sebesar 20,66 persen, diikuti oleh Lee Mi Hyun dengan 0,93 persen. Direksi perusahaan dipimpin oleh Chung Tae Sung dengan kepemilikan 78,41 persen, sementara Lim Sung Pil menjabat sebagai komisaris.

    PT Multi Spunindo Jaya Tbk (MSJA)

    PT Multi Spunindo Jaya Tbk (MSJA) adalah perusahaan yang bergerak di industri nonwoven, memproduksi bahan baku untuk produk seperti pembalut dan masker. Dengan standar internasional dan laboratorium R&D sendiri, MSJA mampu mendistribusikan produknya ke pasar nasional dan internasional. Perusahaan ini memiliki 12 lini produksi dan mempekerjakan lebih dari 700 pekerja. Saham mayoritas dikuasai oleh PT Maju Selaras Jayamerta dengan 53,21 persen, dan Harry Herjanto sebagai komisaris utama dengan 12,716 persen.

    PT Sinergi Multi Lestarindo Tbk (SMLE)

    PT Sinergi Multi Lestarindo Tbk (SMLE) didirikan pada 2013 dan berfokus pada perdagangan bahan kimia khusus untuk makanan, minuman, dan perawatan diri. Perusahaan ini menawarkan solusi satu atap untuk industri makanan dan minuman di Indonesia. Produk-produk SMLE digunakan di berbagai aplikasi industri dan dijual melalui platform digital seperti Instagram dan YouTube. Pemegang saham terbesar adalah PT Sinergi Asia Corporindo dengan kepemilikan 77,42 persen, sementara direksi dan komisarisnya dipegang oleh Yulia Rosaline dan Tanti Royani.

    Valuasi Emiten

    PT Samcro Hyosung Adilestari Tbk (ACRO) hadir dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp291 miliar. Berdasarkan data Stockbit, perusahaan ini memiliki rasio PE (Price to Earnings) tahunan 26,09 dan rasio PE Trailing Twelve Months (TTM) sebesar 24,07. Angka-angka ini menunjukkan valuasi yang cukup stabil. Price to Book Value ACRO berada di angka 2,22 dan Price to Sales (TTM) mencapai 3,90, menandakan valuasi yang tinggi namun sepadan dengan pendapatannya.

    PT Multi Spunindo Jaya Tbk (MSJA) mencatat kapitalisasi pasar yang cukup besar, mencapai Rp1.765 miliar. Rasio PE tahunan MSJA sangat tinggi, yaitu 80,48, sementara rasio PE TTM-nya lebih rendah di angka 15,51. Ini menunjukkan bahwa MSJA memiliki valuasi yang cukup premium. Price to Book Value MSJA berada di angka 1,36 dan Price to Sales sebesar 1,62, menawarkan valuasi yang lebih rendah dibandingkan ACRO, namun tetap menarik.

    PT Sinergi Multi Lestarindo Tbk (SMLE) dengan kapitalisasi pasar Rp151 miliar memiliki rasio PE tahunan 46,12 dan rasio PE tahunan 27,57. Price to Book Value SMLE adalah 1,47 dan Price to Sales tahunan 0,51, menjadikannya pilihan dengan valuasi lebih rendah dibandingkan dua emiten lainnya. Valuasi yang lebih murah ini bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi investor.

    Per Share Data

    ACRO menunjukkan Earnings Per Share (EPS) TTM sebesar 3,49 dan EPS tahunan 3,22. Revenue per share mencapai 21,51, sementara cash per share (quarter) sebesar 12,73. Nilai buku per saham ACRO tercatat 37,84, dan free cashflow per share sebesar 2,04. Ini menandakan bahwa ACRO memiliki fundamental per saham yang cukup kuat.

    MSJA mencatat EPS yang tinggi sebesar 19,22 dan EPS tahunan 3,73. Revenue per share mencapai 184,48, dengan cash per share (quarter) sebesar 67,99. Nilai buku per saham MSJA adalah 220,87, dan free cashflow per share sebesar 6,33, menunjukkan kinerja keuangan yang impresif.

    SMLE memiliki EPS sebesar 2,65 dan EPS tahunan 1,41. Revenue per share mencapai 144,27, dengan cash per share (quarter) sebesar 28,49. Nilai buku per saham SMLE adalah 44,09, dan free cashflow per share (TTM) sebesar 0,45. Ini mencerminkan kinerja yang lebih moderat dibandingkan dua emiten lainnya, namun tetap solid.

    Profitabilitas

    ACRO menunjukkan gross profit margin kuartalan yang tinggi sebesar 45,68 persen, operating profit margin sebesar 30,19 persen, dan net profit margin sebesar 21,21 persen. Efisiensi operasional dan kemampuan menghasilkan laba yang tinggi membuat ACRO terlihat menarik bagi investor.

    Adapun MSJA mencatat gross profit margin kuartalan sebesar 16,58 persen, operating profit margin sebesar 7,98 persen, dan net profit margin sebesar 1,99 persen. Meskipun margin keuntungan ini lebih rendah dibandingkan ACRO, MSJA masih menunjukkan profitabilitas yang cukup baik.

    Sementara itu, SMLE memiliki gross profit margin kuartalan sebesar 25,61 persen, operating profit margin sebesar 3,42 persen, dan net profit margin sebesar 1,41 persen. Efisiensi yang lebih rendah namun masih dalam batas wajar untuk industri.

    Dividen dan Pendapatan

    Dalam hal dividen, MSJA menunjukkan payout ratio sebesar 134,14 persen dan dividend yield 1,67 persen, dengan ex-date dividen terbaru pada 28 Juni 2024. Sementara itu, ACRO dan SMLE belum menunjukkan data dividen terbaru.

    Dari sisi pendapatan, MSJA mencatat revenue YTD sebesar Rp276 miliar dengan gross profit Rp46 miliar. EBITDA tahunan mencapai Rp177,22 miliar dan net income sebesar Rp5 miliar, menunjukkan kinerja keuangan yang solid. Di sisi lain, ACRO memiliki revenue YTD sebesar Rp13 miliar, gross profit Rp6 miliar, EBITDA (TTM) Rp11,55 miliar, dan net income sebesar Rp3 miliar. Adapun SMLE mencatat revenue YTD sebesar Rp58 miliar, gross profit Rp15 miliar, EBITDA (TTM) Rp8,88 miliar, dan net income Rp1 miliar.

    Neraca Keuangan

    ACRO memiliki kas sebesar Rp44 miliar dan total aset Rp158 miliar. Total liabilitas ACRO adalah Rp26 miliar, dengan utang jangka pendek Rp21 miliar dan total ekuitas Rp131 miliar.

    Sementara itu, MSJA menunjukkan kas yang cukup besar sebesar Rp400 miliar dengan total aset Rp1.805 miliar. Total liabilitas MSJA adalah Rp463 miliar, dengan utang jangka pendek Rp193 miliar dan total ekuitas Rp1.299 miliar.

    Kemudian SMLE memiliki kas sebesar Rp66 miliar dan total aset Rp178 miliar. Total liabilitas SMLE adalah Rp75 miliar, dengan utang jangka pendek Rp16 miliar dan total ekuitas Rp103 miliar.

    Arus Kas

    Dalam hal arus kas, ACRO mencatat cash from operations sebesar Rp7 miliar, cash from investing sebesar minus Rp1 miliar, dan cash from financing sebesar Rp31 miliar. Free cash flow ACRO tercatat sebesar Rp7 miliar. Lalu MSJA menunjukkan cash from operations sebesar Rp37 miliar, cash from investing sebesar Rp22 miliar, dan cash from financing sebesar minus Rp152 miliar. Free cash flow MSJA sebesar Rp37 miliar.

    Kemudian SMLE mencatat cash from operations sebesar Rp1 miliar, cash from investing sebesar Rp0 miliar, dan cash from financing sebesar minus Rp1 miliar. Free cash flow SMLE sebesar Rp1 miliar.

    Pertumbuhan YoY

    Dalam hal pertumbuhan year over year (YoY), ACRO menunjukkan pertumbuhan revenue kuartalan sebesar 4,23 persen, sementara MSJA mengalami penurunan sebesar 2,13 persen dan SMLE meningkat sebesar 18,85 persen. Untuk pertumbuhan revenue YTD, ACRO tumbuh sebesar 4,23 persen, MSJA turun sebesar 2,13 persen, dan SMLE tumbuh sebesar 18,85 persen.

    Net income kuartalan ACRO tumbuh sebesar 161,14 persen, MSJA turun sebesar 87,36 persen, dan SMLE turun sebesar 58,86 persen. Pertumbuhan net income YTD ACRO sebesar 161,14 persen, MSJA turun sebesar 87,36 persen, dan SMLE turun sebesar 58,86 persen.

    Performa Harga

    Dari sisi ini, ACRO mengalami penurunan harga selama enam bulan terakhir sebesar 31,71 persen. Sementara itu, kemudian MSJA juga mengalami penurunan sebesar 21,47 persen, dan SMLE mencatat penurunan tajam sebesar 70,72 persen.

    Untuk rentang waktu satu bulan, ACRO turun sebesar 4,55 persen, MSJA meningkat sebesar 9,49 persen, dan SMLE meningkat sebesar 25,00 persen. Dalam waktu tiga bulan, ACRO turun sebesar 9,68 persen, MSJA meningkat sebesar 0,67 persen, dan SMLE turun sebesar 55,78 persen.

    52 Week High ACRO berada di angka 191, MSJA mencapai 510, dan SMLE berada di 316. 52 Week Low masing-masing berada di angka 72, 250, dan 50.

    Berdasarkan analisis data fundamental, ACRO tampaknya menunjukkan kinerja yang lebih stabil dan menjanjikan dibandingkan dua emiten lainnya. Dengan EPS yang cukup tinggi, margin keuntungan yang kuat, serta pertumbuhan revenue dan net income yang positif, ACRO menjadi pilihan yang menarik bagi investor yang mencari stabilitas dan potensi pertumbuhan.

    Di sisi lain, MSJA, meskipun mengalami penurunan dalam beberapa metrik, masih menunjukkan kinerja yang cukup solid dengan kapitalisasi pasar yang besar dan pendapatan yang signifikan. Valuasi yang lebih premium menunjukkan bahwa investor mungkin melihat potensi pertumbuhan jangka panjang dalam emiten ini.

    Sementara itu, SMLE, meskipun memiliki beberapa metrik yang kuat, tampaknya mengalami penurunan harga saham yang cukup tajam, yang bisa jadi merupakan sinyal bagi investor untuk berhati-hati. Namun, dengan valuasi yang lebih rendah, SMLE bisa menjadi pilihan menarik bagi investor yang mencari potensi rebound di masa mendatang. (alp/*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Moh. Alpin Pulungan

    Asisten Redaktur KabarBursa.com. Jurnalis yang telah berkecimpung di dunia media sejak 2020. Pengalamannya mencakup peliputan isu-isu politik di DPR RI, dinamika hukum dan kriminal di Polda Metro Jaya, hingga kebijakan ekonomi di berbagai instansi pemerintah. Pernah bekerja di sejumlah media nasional dan turut terlibat dalam liputan khusus Ada TNI di Program Makan Bergizi Gratis Prabowo Subianto di Desk Ekonomi Majalah Tempo.

    Lulusan Sarjana Hukum Universitas Pamulang. Memiliki minat mendalam pada isu Energi Baru Terbarukan dan aktif dalam diskusi komunitas saham Mikirduit. Selain itu, ia juga merupakan alumni Jurnalisme Sastrawi Yayasan Pantau (2022).